KEDIAMAN SOODAM
"Soodam, tidurlah, kenapa kamu mondar-mandir terus di sana ?" Tanya Lea mulai terganggu lantaran Soodam mondar-mandir di pengelihatannya yang mulai kabur karena kantuk.
Soodam tidak juga menjawab, dia sibuk dengan fikirannya hingga tak mendengar teguran dari Lea. Dengan tangan yang melipat di depan dada dan sesekali menggigit kuku jarinya Soodam berjalan bolak-balik seperti mengkhawatirkan sesuatu.
Lea yang sudah tidak tahan dengan rasa kantuknya memilih untuk tidur dan membiarkan Soodam yang tak menghiraukannya.
Kenapa Jinny dan Dita unnie tidak membiarkanku tidur ? Ya Tuhan...ini seperti episode webtoon yang hampir mencapai klimaks dan aku terlewat untuk menyaksikannya. Mereka yang bertemu, tapi aku yang malah dag dig dug.
Soodam melihat ke arah Lea sebentar, dilihatnya Lea sudah menikmati mimpinya. Dialihkan pandangannya kemudian ke jendela yang cukup besar.
"Huuuuhhh...." Dengusnya.
Soodam merasa lapar sekarang, tenaganya terkuras karena mondar-mandir tidak jelas dan fikirannya yang tidak menentu soal Dita dan Jinny.
Dilangkahkan kakinya menuju dapur yang berada di lantai bawah, ada beberapa makanan yang sudah ada dibenaknya yang bisa ia jadikan kudapan menghilangkan rasa laparnya.
Baru saja kakinya sampai di area dapur, Soodam dikejutkan dengan keberadaan seseorang di sana. Soodam seketika memperlambat langkahnya, memastika bahwa benar orang yang dilihatnya, karena lampu halogen yang menyinari hanya setengah ruangan, jadi dia harus memperhatikan betul sosok tersebut.
Rambut hitam panjang dengan piyama pink motif garis, Soodam ingat betul siapa yang mengenakan piyama itu, ya Jinny.
"Jinny unnie ?" Sapanya dengan hati-hati.
Benar saja sosok itu menoleh setelah mendengar suara seseorang menyebut namanya.
"Kau sedang apa di sini ?" Tanya Soodam yang tentu saja ingin mengetahui segalanya.
"Aku sangat haus, jadi aku kemari untuk mencari minum" Jawab Jinny sibuk memilih minuman di lemari pendingin.
Soodam melayangkan senyum tipis dengan mata yang memicing, mendekati Jinny yang saat ini sedang menenteng dua kaleng pepsi ke kitchen counter. Sedang Jinny tidak menyadari bahwa dirinya diawasi oleh Soodam. Soodam sedikit menyenggol lengan Jinny, memainkan alisnya naik turun seperti memberi kode tentang sesuatu yang seakan mereka ketahui bersama. Tapi sayang, Jinny tidak faham dengan isyarat Soodam, dia mengkerutkan alisnya.
"Ada apa ? Tingkahmu semakin aneh saja" Tungkas Jinny sedikit takut dengan tingkah Soodam.
"Unnie, kau minum dua kaleng, seperti kau habis berolahraga" Ucap Soodam begitu yakin dengan firasatnya.
Jinny melirik Soodam, melihat ke arah Soodam tanpa berkedip, mendekatkan pandangannya ke wajah Soodam. "Jangan bilang kau mengira aku melakukan itu dengan Dita ?" Katanya menebak jalan pikiran Soodam.
"Sebentar. Kau tidak melakukan apa-apa ?" Soodam sedikit kecewa dengan balasan Jinny.
"Yyak, otak mesum. Bagaimana mungkin aku melakukannya dengan kekasih orang" Ketus Jinny sebelum meneguk minumannya.
"Ckckckckckck, apa pedulimu jika dia milik orang lain ketika kau sedang dibutakan cinta ? Bukankah itu yang kau lakukan sebelumnya unnie ?" Sambut Soodam dengan gaya yang tidak kalah ketusnya. "Tunggu dulu...jadi apa yang kau lakukan dengan Dita unnie selama itu di dalam kamar ?" Tanya Soodam lagi-lagi mengikuti firasatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
She is Mine #2 Cinta dan Harapan
FanfictionHallo Readers, ini Season #2 dari fanfiction She is Mine yang bertajuk Cinta dan Harapan, akan banyak drama yang menguras emosi di season ini. Happy reading.... _________________________________________________ Cinta itu buta ? No, cinta itu realita...