Maret 2020
Hanya dua bulan, menunggu sedikit lagi untuk mereka bisa debut, semuanya telah dipersiapkan, termasuk mental mereka. Lea sebagai yang tertua di antara mereka rutin memberikan motivasi dan beberapa wejangan, terutama untuk Dita dan Jinny. Lea masih was-was terhadap hubungan keduanya, tapi juga menyayangi keduanya seperti adik sendiri, sehingga Lea tidak ingin keduanya mendapat masalah.
Latihan yang berat pun mereka lakoni hari demi hari, tidak ada ruang untuk bersantai. Bahkan Jinny dan Dita tidak memilki waktu untuk mereka sekedar mencurahkan cinta mereka. Jam tidur yang berantakan, istirahat yang minim membuat kelima gadis itu cukup kewalahan. Tidak jarang mereka mengeluh sakit pada badan mereka, apa lagi mereka mulai menjalani diet ketat.
Tapi asa selalu mendampingi mereka, Lea yang pernah debut sebelumnya telah merasakan pahit manisnya dunia hiburan. Jinny yang menjadi trainee selama 5 tahun di salah satu agensi dan mencoba bangkit kembali tidaklah mudah. Denise yang juga pernah menjadi trainee dan melalang buana di berbagai kontes musik. Soodam yang memiliki latar belakang pendidikan yang cukup mumpuni di bidang seni tradisional, seperti sedikit membelot demi cita-citanya untuk terjun di dunia hiburan, dan Dita yang sedari kecil sudah menyukai seni tari dan konsisten di bidangnya, bahkan melangitkan cita-cita ke AMDA salah satu universitas seni di Amerika serikat dan menerobos sebuah pencapaiannya ke titik sekarang, Korea Selatan menjanjikan untuknya.
Masing-masing mereka memiliki ceritanya sendiri, namun merasa senasib sepenanggunggan. Sebab itu juga, Dita dan Jinny sangat menghargai yang lainnya, mereka tidak ingin debut mereka gagal hanya karena hubungan ini. Dita dan Jinny menahannya hari demi hari, minggu demi minggu, dan bulan demi bulan. Hanya ada satu keyakinan di hati keduanya, bahwa akan ada waktu yang tepat untuk mereka, dan itu sebuah ending yang membahagiakan.
Tak boleh satu pun dari mereka menjadi stress karena perjalanan dan perjuangan dua tahun ini, saling mendukung adalah kata kuncinya. Lea, Soodam dan Denise menjadi benteng dari hubungan Dita dan Jinny, mereka siap menutup mulut mereka rapat-rapat, bahkan dari manager-nim sekalipun. Hubungan Dita dan Jinny pun aman di tangan mereka.
***
Cuaca hari ini tidak bersahabat untuk lima gadis yang sedang mengitari pusat perbelanjaan, meski dilengkapi pendingin ruangan, rasanya masih gerah, maklum mereka baru saja selesai latihan koreo berjam-jam lamanya, dan tidak ada waktu lain untuk mereka ke luar membeli kebutuhan selain sekarang.
Manager-nim setia menunggu di luar supermarket, sementara lima gadis dengan masih mengenakan pakaian latihan berjalanan beriringan menuju rak demi rak tempat berbagai barang dipajang.
"Aku rasa kita butuh lebih banyak vitamin dan minuman berenergi" Ujar Soodam yang mengambil beberapa kaleng minuman di lemari pendingin.
"Yes, aku mau itu unnie" Denise menunjuk sebotol minuman gingseng yang kemudian diambilkan Soodam.
"Kalian tidak ingin sesuatu ?" Tanya Soodam kepada Dita dan Jinny yang sedari tadi hanya mengekor di belakang.
"Kalau ada soju, boleh kau ambilkan dua botol, rasanya ingin mabuk malam ini menghilangkan penat" Jawab Jinny dengan wajah datar.
"Apa kau serius unnie ? Bukannya kau tidak minum ?" Balas Soodam melihat ke arah Jinny.
"Soodam-aa, apa kau tidak hafal juga bagaimana Jinny bercanda ?" Celetuk Dita menanggapi Soodam yang terlihat serius.
"Aku pikir kalian akan berkencan, karena sudah lama aku tidak melihat kalian bermesraan. Haah, ternyata aku terlalu serius, hahahaha" Soodam menertawakan dirinya sendiri dengan begitu konyol.
KAMU SEDANG MEMBACA
She is Mine #2 Cinta dan Harapan
FanfikceHallo Readers, ini Season #2 dari fanfiction She is Mine yang bertajuk Cinta dan Harapan, akan banyak drama yang menguras emosi di season ini. Happy reading.... _________________________________________________ Cinta itu buta ? No, cinta itu realita...