PM: Prolog

1.3K 139 51
                                    

Di dalam mimpiku, kamu mencintaiku.

🌙
____________________________________

...

Gelap perlahan datang seiring mata terpejam karena rasa kantuk.

Ditemani sayup-sayup alunan lagu era 80-an sebagai pemandu menuju lelap.

Seorang gadis berbaring nyaman di atas kasurnya. Membiarkan jarum kecil mengeluarkan nada dari piringan hitam yang terus berputar seimbang.

Tenang.

Damai.

Namun hanya berlangsung beberapa detik. Karena tiba-tiba suara riuh ramai perlahan terdengar dari berbagai sisi.

...

- 🌙 -

...

Kelopak mata Chika terbuka. Kedua manik matanya menelusuri semua objek di depannya.

Diam. Gadis itu terdiam, saking bingungnya dengan apa yang ia lihat.

Samping kanan, kiri, depan, belakang, atas, bawah. Semua sisi telah dijelajahi dengan cepat oleh penglihatan Chika. Tapi tetap saja, Chika tidak habis pikir mengapa ia bisa sampai ke tempat ini, lagi.

"Sekolah, koridor, lapangan, seragam SMA yang gue pakek. Semua sama. Tapi kenapa gue ada di sini lagi? Kenapa gue mimpiin sekolah ini lagi?" tanya Chika entah pada siapa. Karena tidak akan ada seorangpun yang bisa menjawab kebingungannya sekarang.

Chika tahu ini mimpi, karena kemarin malam ia juga memimpikan hal yang sama. Lokasi yang sama, bangunan yang sama, hingga wajah-wajah yang sama seperti kemarin.

Tapi, bukankah mimpi akan berubah setiap malamnya? Apa mungkin mimpi dengan latar yang sama persis akan terulang di malam berikutnya? Sepertinya kemungkinan itu sangat kecil.

Berulang kali Chika mencoba mencubit lengannya sendiri. Tapi ia tetap tidak bisa pergi dari mimpi ini. Hal yang sama juga terjadi kemarin, Chika terjebak di mimpi seperti sekarang untuk beberapa lama.

"Chika!!" panggil seseorang sambil melambaikan tangan beberapa meter di depan Chika.

Seketika pandangan Chika terfokus ke arah seorang gadis yang memanggil namanya itu. Tapi Chika belum juga bergerak, ia hanya bergumam, "Itu kan cewek yang jadi temen sebangku gue kemarin. Siapa sih namanya? Lupa gue."

Chika mencoba mengingat-ingat nama gadis yang sedang berjalan ke arahnya itu.

"Chika, PR biologi kamu udah selesai belum?" tanya gadis cantik yang sudah berdiri di depan Chika.

Sebelum menjawab, Chika melirik nama yang tertera di seragam gadis itu. "PR? Emang ada PR ya, Fio?"

"Ada. Tapi udah ketebak sih kalau kamu belum ngerjain. Kan kamu ngga suka biologi. Ya udah, ke kelas yuk, kamu salin punya aku aja," ucap Fiony sangat ramah.

Chika mengangguk lalu berjalan ke arah kelas bersama Fiony.

Sesekali Chika melihat sekitar. Chika masih bingung, kenapa ia terjebak di mimpi yang sama? Dan anehnya, mimpi kemarin dan sekarang sama-sama terlihat sangat jelas, jauh berbeda dengan mimpi yang selama ini Chika rasakan.

Juga yang lebih aneh lagi, Chika tidak bisa kembali ke dunia nyata sekalipun ia menyakiti dirinya sendiri. Berulang kali Chika mencubit lengan dan pahanya, tapi ia tetap berada di dunia asing ini.

Piringan MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang