PM 6: Rumah

430 109 119
                                    

Kita pernah duduk berdampingan, membicarakan mimpi dan masa depan. Aku bicara kamu diam, aku pegang kamu diam. Sampai akhirnya aku sadar, kamu hanya tiang jemuran.

🌙
______________________________________

...

"Jangan pergi kemana-mana, Chik. Jangan tinggalin gue sendiri."

Dua kalimat itu berhasil menahan gerakan Chika. Gadis ini tetap duduk di atas karpet tebal sambil berhadapan dengan Vivi yang masih memeluknya.

Kalimat dan nada bicara yang keluar dari mulut Vivi itu seolah membuat perasaan Chika ikut teriris, ia tak tega melihat Vivi yang seperti ini. Kemudian Chika kembali menangkupkan tangannya, mengusap pelan punggung gadis di pelukannya itu. "Gue ngga akan ninggalin lo, Drun," ucap Chika pelan.

Dalam diam, hati Chika terus bertanya-tanya. Penderitaan masa lalu seperti apa yang sampai bisa membuat Vivi tampak serapuh ini? Kenangan dan ingatan seburuk apa yang bisa membuat sekujur badan Vivi gemetar ketakutan?

Saat hening menguasai ruangan, tiba-tiba seseorang membuka pintu kamar Vivi tanpa mengetuk terlebih dahulu.

"Vivi! Ada apa? Tadi aku denger kamu teriak," ucap Shani bernada cemas. Begitu juga dengan Gracia yang berdiri di samping Shani.

Melihat kehadiran kedua orang itu, seketika membuat pelukan Vivi dan Chika terlepas. "Eum.. itu Ci, ta-tadi Badrun.." Chika mendadak gagap. Gadis ini terkejut karena Shani dan Gracia yang tiba-tiba muncul saat dirinya sedang berpelukan dengan Vivi.

"Kamu kenapa, Chika? Kok grogi gitu? Terus tadi kenapa kalian pelukan? Terus kenapa tiba-tiba dilepas pelukannya? Hmm.. kayaknya ada yang aneh," selidik Gracia dengan wajah tengilnya.

"Eng-engga kok, Ci. Ngga ada yang aneh. Tadi aku sama Badrun cuma.."

"-latian drama," sahut Vivi cepat. Kemudian ia berdiri dan menghempaskan tubuhnya ke kasur.

Tapi Shani melihat ini hanya sebagai alasan Vivi untuk menghindar dari pertanyaan-pertanyaan berikutnya. Shani tahu persis, Vivi pernah mengalami hal yang buruk di masa lalu dan mengakibatkan trauma hingga sekarang. "Latian drama apa? Emangnya kalian ada tugas drama?" tanya Shani.

"Ngga ada," jawab Vivi.

"Terus?"

"Ya iseng aja. Eh btw, itu Ci Shani bawa chiki ya? Minta dong, Ci?"

Mendengar itu, Shani hanya menghela napas panjang. Vivi memang tipe orang yang ahli mengalihkan topik pembicaraan.

"Nih ambil. Masih banyak di kamar Shani," kata Gracia lalu melemparkan beberapa bungkus makanan ringan ke arah kasur Vivi.

"Makaseh!" balas Vivi girang.

Setelah Shani dan Gracia pergi, Vivi dan Chika kembali canggung untuk memulai obrolan. Terutama Chika, masih jelas betul di ingatannya saat Vivi gemetar sambil memeluknya.

"Eh Chik, mo nonton pilem kagak?" tanya Vivi sambil mengunyah snack.

"Film apa?"

"Apa aja. Horor mau ngga? Lo penakut ye?"

"Engga. Ngapain takut sama begituan?" balas Chika.

Kini Vivi menoleh dan menunjukkan wajah penasarannya, dengan tetap mengunyah. "Emang lo pernah liat setan?"

"Pernah."

"Kayak gimana setannya?"

"Lagi makan chiki."

Piringan MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang