1. First Encounter

15 2 0
                                    

Hari ini adalah hari dimana aku terbang ke Korea untuk memulai hidupku ditempat yang baru.

Sesampainya di korea, Aku langsung mengambil bagasi dan menyelesaikan proses imigrasi yang ternyata membutuhkan waktu lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya di korea, Aku langsung mengambil bagasi dan menyelesaikan proses imigrasi yang ternyata membutuhkan waktu lama. Setelah selesai aku langsung berjalan menuju pintu keluar dan aku dapat melihat sosok pria tinggi yang kini sedang melambaikan tanganya sambil meneriakan namaku.

Aku segera berlari menghampirinya dan langsung memeluknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku segera berlari menghampirinya dan langsung memeluknya. Dia adalah Johnny, Kakakku yang aku ceritakan kemarin. Ia mengelus rambutku dan aku berusaha menahan air mataku yang hampir keluar. Sudah 2 tahun lebih aku tidak bertemu dengannya karena ia sudah mulai bekerja disini dan tidak bisa sering kembali ke Amerika. Setelah selesai melepas rindu, aku melihat ke kanan dan kiri untuk mencari seseorang.

"Wendy mana? Katanya dia mau ikut jemput akuu"

"Wendy tiba2 gak bisa ikut katanya ada kerjaan dadakan di kantornya."

"Yah padahal aku pengen bgt ketemu."

Wendy adalah pacar Johnny. Mereka sudah pacaran dari zaman mereka masih duduk di bangku SMA. Tak ada yang bisa aku keluhkan dari hubungan mereka, mereka sudah seperti dua buah roti yang sudah menjadi sandwich. Lagipula, Wendy juga sudah kuanggap sebagai kakakku sendiri.

Tak lama, seorang laki-laki berjalan ke arah kami. Wajahnya sedikit tertutup bayangan hoodie yang dipakainya sehingga aku tidak dapat melihatnya dengan jelas.

 Wajahnya sedikit tertutup bayangan hoodie yang dipakainya sehingga aku tidak dapat melihatnya dengan jelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Johnny pun mengenalkannya kepadaku. Namanya Lee Taeyong, katanya sih itu sahabatnya. Aku belom pernah melihatnya, mungkin teman kuliah atau kantornya.

Aku segera mengenalkan diri sambil mengarahkan tanganku kepadanya. Dia membalas jabatan tanganku sambil menyebutkan namanya. Tangannya dingin.

⚪️⚪️⚪️

Alasan Taeyong ikut ternyata karena beberapa hari yang lalu Johnny mengalami kecelakaan kecil yang membuat kakinya masih sulit digerakan. Taeyong menyetir, Johnny disebelahnya dan aku sendiri dibelakang memperhatikan jalanan yang sudah sangat berubah sejak terakhir aku kesini. Johnny menyadarkanku dari lamunanku.

"kok tadi lama banget jess?" tanya Johnny.

"Tadi pas di imigrasinya agak lama. Ditanya-tanya gitu, maaf yaa jadi nunggu lama."

"Gapapa kok, tadi kita ngopi2 dulu.. gak berasa nunggunya. yakan yong?" Jawab Johnny santai.

"apaan.. orang lama banget, kalo tau gitu tadi kesininya kita telat2in, harusnya lo tau dong kl ngurus perpindahan pasti di imigrasi bakal lama." balas Taeyong sedikit ketus.

Aku langsung memajukan badanku dan langsung membalas perkataannya "Yaudah sih.. Namanya juga baru pertama kali.."

"HAHHAAHA udah udah jgn ribut" jawab Johnny yang berusaha memperbaiki suasana.

Wah, dia benar-benar berbeda dari bayanganku. Dia bukan pria dingin, melaikan pria rese. Aku baru saja berkenalan dengannya 15 menit yang lalu, dan sekarang kalian bisa lihat bukan? Kita sudah berdebat. Orang macam apa dia? Aku hanya telat 30 menit dan dia sudah menyindirku seperti itu.

⚪️⚪️⚪️

Setelah sampai, Aku dan Taeyong langsung mengangkut koper-koper milikku menuju apartment. Aku dan Taeyong berjalan lebih dulu ke pintu lobby karena Johnny berjalan agak lambat.

Aku berjalan sekaligus mengaggumi apartemen itu. Ini pertama kalinya aku akan tinggal di sebuah apartmenen. Apartemen ini bukan apartemen mewah tapi tetap saja rasanya berbeda dari tinggal di rumah. Aku terus berjalan dan aku tidak sadar bahwa di depanku ada pintu kaca. Seseorang menarik hoodieku untuk menjauhkan aku dari pintu kaca itu. Aku pun terjatuh ke genggaman pria rese yang ada tepat dibelakangku. Aku hanya bisa terdiam sampai  Johnny datang dan berkata.

"Jiaah.. baru ditinggal sebentar aja udah mesra-mesraan" godanya.

Taeyong segera melepaskan tangannya dari pinggangku dan mendorongku hingga kepalaku terbentur kaca tadi.

"Makanya kalo jalan pake mata jangan pake dengkul" kata Taeyong sambil berjalan masuk melewatiku

Aku mengelus bagian kepalaku yang sakit dan langsung bersikap seperti ingin memukul Taeyong dari belakang. Aku benar-benar kesal dengannya, buat apa dia tadi menyelamatkanku jika pada akhirnya aku terbentur juga.

Kami bertiga langsung membawa koper2ku ke kamar baruku. Aku kaget bukan main melihat kamarku yang benar-benar kosong. Hanya ada satu kasur berukuran sedang yang tergeletak di lantai.

"lah john, kok cuma ada kasur doang? Trus ini baju2ku mau ditaruh di koper selamanya??!"

"nanti kamu belanja sendiri aja, dari pada oppa udah siapin trus kamu gasuka. Nanti kita ke ikuya sama taeyong buat nyari furnitur yang kamu butuhin." Jawab Johnny.

"hah? ngapain gua ikut segala?" kata Taeyong sambil memasukan koper besar milikku.

"ih ya bantuin dong kan lo anak interior, sekalian desainin kamarnya jess biar bagus.." kata Johnny sambil menepuk pundak sahabatnya itu.

"oh Taeyong kuliahnya di interior, bagus dehh.. gratiss jadinya.. anggep aja biaya gantiin pala benjolku nih"

"yee kesempatan lo" jawabnya.

Taeyong pun segera pamit dan meninggalkan apartemen kami. Aku pastinya langsung tertidur pulas akibat perjalanan panjang tadi.

The First and Last (Taeyong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang