Akhirnya Calvin dengan terpaksa keluar dari mobil, sebelum kukunci dari luar. Ah padahal sebenarnya aku ingin tidur saja, tapi gara-gara Calvin yang tiba-tiba ngajak ke mall, gak jadi pulang deh. Bisa aja sih nolak Calvin, tapi nolak Crystal rasanya kan gak enak?
"Brohh kemana kita broh!" Eh nih anak taunya udah merebahkan tangannya ke bahuku. Berat tau ga? Ah.
"Rys mau kemana?" Aku balik nanya ke cewek berambut coklat panjang itu.
"Hm, terserah kalian aja?"
"Kita main ice skating aja! Gimana? Gimana? Setuju gakk?" Duh kasian si Crystal diajak jalan dengan ku dan Calvin yang lebay ini. "Setuju kan? Oke ice skating kita" putus Calvin sepihak.
"Tapi aku gak bisa main ice skating? Gimana dong?"
Aku dan Calvin saling menatap Crystal bingung. Ada ya orang yang gak bisa main ice skating.
"Tenang aja kali, Peter tuh masternya, jago banget main ice skating nya, kau bisa mengajari Crystal kan Pet?" Ujar Calvin tertawa usil.
"Bisa bisa aja sih.." jawabku spontan "tapi itu jika kau mau?"
"Tentu saja aku mau! Aku selalu ingin main ice skating tapi sayang, aku gak pernah bisa.." aku bisa menangkap kegembiraan itu pada mata Crystal.
"Kalau gitu tunggu apa lagi? Udah ayo jalan! Jangan kayak orang aneh cuma berdiri di mall!" Calvin menarik tangan kami yang refleks kami hadiahi tertawa senang.
---
"Itu dia ice rinknya!" Calvin, Calvin, emang paling antusias kalau soal ice skating.
"Iya iya gak usah kayak anak kecil gitu bisa kali ya?"
Calvin memandangku sebal sambil membeo dengan suara kecil "Anak kecil ya.. "
Persekian detik kemudian, Calvin malah setengah berteriak? "Cieee ciee yang kepengen keliatan dewasa di depan cewek! CIEEEEEE ceritanya temenku yang satu ini mulai sok-sok-an jaim depan cewek, gitu ya?" Kini aku menatap Calvin yang tertawa puas menertawaiku dengan tatapan membunuh.
"Berisik" jawabku sarkas.
"Kalian tuh akrab banget yah? Udah kayak saudara aja..." Crystal melempar tawa pada kami sampai kami asik sendiri di depan loket karcis masuk.
"Sore, berapa orang tiket masuknya?" Sapaan penjaga loket itu membuyarkan tawa kami.
"3 orang"
"Eh kita ditraktir sama Peter yah? Eh traktir kita dong traktir!" Apaan coba ini anak? Kadang aku bertanya pada diriku sendiri, kok bisa yah aku temenan sama Calvin? Si jahil itu? huh
"Ini" Crystal mengulurkan tangannya dengan kepalan uang seratus ribu.
"Gak usah Rys" aku spontan menolak pemberian Crystal.
"Aku ditraktir juga?"
"Gak, sini! Mana bayar!" Ucapku seraya tertawa menodong.
"Iya iyaa, galak banget siii"
"Sorry bisa tolong cepetan? Antriannya jadi panjang itu" tegur perempuan si penjaga loket karcis.
---
Oke sekarang kami bertiga; aku, Calvin, dan Crystal udah ada di arena ice skating. Seharusnya sih bertiga, tapi.. Calvin nya kemana?
"Peter, kemana teman kau si Calvin? Katanya mau ke toilet tapi udah lama begini...?" Crystal.
"Bentar aku telpon dia"
Baru saja aku akan menelpon Calvin, handphone ku bergetar.
Siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Sister
RomanceSebenarnya ini mudah. Bahkan mungkin, kita dapat berakhir manis. Kalau saja aku tidak menganggapmu hanya sebatas 'adik' dan bersikap egois. Sementara dia, terang-terangan mendekatimu. Dia, seseorang yang lebih pantas bersanding denganmu dan selalu a...