Chapter Twenty : A Talk

1.5K 86 0
                                    

"Ini tentang Crystal."

"Apa?" Tanyaku tepat sasaran. Calvin menyeringai.

"Kau tahu tadi aku ke kelas Ariana." Aku mengangguk kemudian mengikuti langkah Calvin keluar dari kelas.

"Nathan juga ikut bersamamu tadi" tambahku.

"Tepat!" Calvin menjentikkan jarinya. "Satu hal yang janggal, kenapa Nathan bisa tau kelas Ariana itu sekelas dengan Crystal?"

Hm. Entahlah? Aku juga tidak tahu. Aku mengerdikkan bahu tanda tak tahu. Namun sedetik kemudian aku sadar. "Mungkin karna kemarin mereka mengobrol?" Kataku yang lebih mirip pertanyaan daripada pernyataan.

Mata Calvin terbelalak kaget. "What!?"

"Uh-hu. Iya. Kemarin aku lihat mereka disamping lapangan sedang mengobrol." Aku mengeluarkan kunci dan mengarahkannya pada mobilku.

"Kok bisa?"

"Ya bisalah." Jawabku sekenanya membuat Calvin memutar matanya sebal. "Es krim?" Ajakku pada Calvin begitu sampai tepat didepan pintu mobilku.

"Gak bisa, mau pulang bareng Arianna." Unjuk Calvin pada tangannya yang juga membawa kunci mobil kesayangannya.

"Ya, ya, aku mengerti. Ada pasangan baru yang gak bisa diganggu." Ledekku pada Calvin yang justru memunculkan senyum jahilnya.

"Es krim. Deal." Serunya tegas.

"Arianna?"

"Kau tidak keberatan kalau ada dia kan?"

Aku menggeleng. "Eh tunggu, tidak kalau aku menjadi pengganggu kebersamaan kalian, tidak. Aku tidak ikut."

"Kau harus ikut."

"Kenapa?"

"Karna aku mau menraktirmu?"

*

Jadi disinilah aku bersama Calvin dan Arianna, di kedai es krim favoritku dulu dengan Crystal. Yang juga menjadi tempat hang out aku dan teman-temanku.

"Sudah siap pesan?"

"Vanila 3scoops." Seruku antusias pada pelayan tanpa bahkan melihat buku menu lagi. Aku melihat Calvin yang duduk didepanku dengan sorot mata terbelalak.

"Banyak banget rakus dasar."

"Gak boleh gitu Cal, jarang-jarang juga kan kau menraktirku." Aku menaik-turunkan alisku.

Arianna yang duduk disebelah Calvin hanya terkekeh. "Udahlah Cal, gakpapa juga kali. Aku pesan es krim strawberry 1 scoop ya."

Pelayan dengan rambut berkuncir ponytail itupun mengangguk mengiyakan.

"Lho kok satu scoop doang?" Nada suara Calvin jauh dari suara galaknya tadi untukku.

"Nanti kau bangkrut." Aku tak tahan menyambut kata-kata Calvin itu, membuat Arianna tertawa lebar.

"Iya ntar kau bangkrut" Arianna menyambung kalimatku.

"Enggaklah, pesan apa yang kau mau pesan Na"

"Okay aku mau pesan banana split aja" seru Arianna antusias. "yang tadi strawberry 1 scoop dicancel, ganti banana split 1 ya"

"Baik" senyum pelayan itu.

"Aku pesan ice cream, yang orange 2 scoops sama chocolate 1 scoop." Tambah Calvin.

"Jadi, pesanannya 3scoops vanilla, 1 banana split, 2orange dengan 1 scoop chocolate. Ada lagi?" Pelayan itu mengulang pesanan kami.

"Udah itu dulu aja" tambah Calvin.

Gadis yang melayani kami pun pergi setelah selesai mencatat semua pesanan kami.

My Beloved SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang