Selasa. Hari baru, semangat baru!
Aku menstarter mobil mungilku. Tapi, gak kayak kemarin, hari ini aku gak bangun kesiangan lagi.
Kusempatkan waktu menikmati indahnya pagi hari ini. Mandi? Udah. Sarapan? Udah. Oke waktunya berangkat!
***
Tak ada yang beda dengan sekolah hari ini. Kehidupan sekolah yang normal seperti biasa, membosankan.
Ariana?
"Hai" sapanya seiring berjalan berlawan arah denganku.
"Hai"
Aku mencoba bersikap normal, bertindak wajar. Tapi jauh didalam hati? Perasaanku tak karuan, seperti roller coaster.
Gak bohong, pagi ini menyenangkan. Udah gak telat bangun, bisa di sapa Ariana? Wow sejak kapan dia jadi ramah denganku? Ah tapi bukannya itu yang ku mau?
.
.
.
Heh? Siapa itu?
Cowok berambut cepak, berwarna emas gelombang. Kayaknya gak pernah lihat deh?
"Hoi Ter!" Kemunculan Calvin yang tiba-tiba sontak mengagetkanku.
"Iya. Eh? Weh? Itu siapa? Kau kenal dengannya?" Tanyaku bingung.
"Ooh itu, dia murid baru. Harusnya kemarin dia datang pas pelajaran mat, tapi ya telat gitu deh.. pas dia dateng, kau sudah dikeluarin guru." Jelas Calvin panjang lebar dengan nada penekanan pada kata "dikeluarin". Ah dasar Calvin, selalu saja menggodaku.
"Hai kenalin, Nathan." Tiba-tiba anak itu menyapaku ramah. Oh, namanya Nathan rupanya.
"Peter." Aku menyambut hangat jabat tangan Nathan. Tunggu? Sepertinya aku merasa mengenalnya? Dimana?
Ah mungkin hanya perasaanku saja. Tapi kalau mau jujur, pandangannya yang hangat, mengingatkan sesuatu padaku.
"Willy!" Sapaku pada teman yang sukses membuatku diincar guru kemarin.
"Peter!" Sapanya seraya merangkulku akrab. "Jadi kemarin kau dihukum?" Tanyanya penuh ejek.
"Iya gara-gara kau!" Aku menyalahkan dia asal. Tidak, memang dia juga perlu disalahkan.
"By the way, Calvin bilang kemarin kau pulang dengan seorang gadis? Anak tahun pertama di sekolah ini?"
Aku tertegun.
Calvin tau?
Calvin menatapku dengan wajah memelas, seolah tak ingin ku cincang.
"Calvin?" Aku menginyitkan dahiku.
"Kenapa?" Temanku yang satu ini memasang wajah sok polosnya.
"Kau menyerbakan gossip yang aneh-aneh ya mengenaiku!?" Aku meninggikan suara dengan wajah sok diseram-seramkan.
"Tidak.." ujarnya sambil memasukan ujung bajunya yang tak rapih.
"Bohong!?"
"Tidak!"
"Bohongggg!?"
"Tidakkk"
Aku menatapnya dengan tajam, setajam yang ku mampu.
"Oke aku berbohong padamu"
Aku cuma menarik Calvin keluar dari kelas, aku sadar adu mulut kami telah menarik perhatian separuh kelas.
"Apa apaan sih? Kau jangan menyebarkan gossip yang tidak-tidak!?"
"Tidak, coba liat ini dulu!" Calvin merogok saku celananya mengeluarkan, handphonenya?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Sister
RomanceSebenarnya ini mudah. Bahkan mungkin, kita dapat berakhir manis. Kalau saja aku tidak menganggapmu hanya sebatas 'adik' dan bersikap egois. Sementara dia, terang-terangan mendekatimu. Dia, seseorang yang lebih pantas bersanding denganmu dan selalu a...