14

50 5 1
                                    

Sesampai di depan pintu rumahnya,Daffin terdiam saat melihat daddynya berbicara dengan sedikit isakan pada bingkai foto mendiang istrinya.

"Ra...kamu tau,sekarang anak-anak udah pada besar,tumbuh menjadi anak kuat yang mandiri dan bisa diandalkan,dan aku ngurus mereka sendiri lho dan kalo aku lagi sibuk atau mau keluar kota atau keluar negeri,mereka aku titipin sama abang-abang aku dulu gapapakan?soal nya aku gak pengen cari pengganti kamu,karna apa?karna kamu gak ada duanya,gak ada yang bisa gantiin posisi kamu di hati aku,Ra..."Kenan mengusap bingkai foto sang istri yang terkena air matanya.

"Ara,kamu tenang disana ya sayang.Kamu gak usah khawatir tentang anak-anak atau pun aku.Karna aku bakal jagain mereka dan ngerawat mereka sampai dewasa,menjadikan mereka pribadi yang setia juga nanti nya sama pasangan mereka kelak kayak aku hehe,dan aku juga gak akan biarin mereka sampe sakit,Ra.Baik banget gak sih suami mu ini"ucap Kenan dengan senyuman penuh arti menatap foto sang istri.

"Woy dek,nga--

"Shuttttt"

Mendengar itu dengan cepat Kenan menoleh saat melihat kedua anak nya terdiam di depan pintu,Kenan pun menyeka air matanya membuat Daffa bertanya-tanya,berbeda dengan Daffin yang menyaksikan bahwa daddynya merindukan sosok seorang istri yang merawat diri nya dan anak-anak nya.

"Daddy nangis?daddy ke--

"Daddy hiks-hiks,maafin Daffin"ucap Daffin berlari pelan lalu berlutut di depan Kenan.

Kenan?terkejut dengan apa yang dilakukan putra bungsunya,langsung menyuruh putra nya itu berdiri.

"Hey,ka-- kamu kenapa,Fin?"tanya Kenan membantu Daffin untuk berdiri sedangkan Daffin menolak untuk berdiri,ia ingin berlutut di depan Kenan dan meminta maaf.

"Daddy hiks maafin hiks maafin Daffin hiks"tangis Daffin terus berlutut di depan Kenan.

"Sayang,kamu kenapa,nak?hey bangkit ayo bangkit"ucap Kenan.

"Daffin...,bangkit sayang bangkit"ucap Kenan dan akhirnya Daffin Mau berdiri dan menatap sang daddy.

"Cerita sama daddy,ada apa hmm?kenapa kamu nangis,terus minta maaf sama dad--

"Karna aku,daddy sama abang di tinggal sama mommy"potong Daffin dan terus menangis.

Kenan terdiam sedangkan Daffa menoleh ke tangan sang daddy yang masih memegang bingkai foto mommy nya.

"Dad--

"Hussst ini bukan salah kamu sayang"ucap Kenan.

"Salah Daffin,dad.Kalo Daffin gak lahir pasti mommy gak ninggalin daddy sama abang hiks-hiks"ucap Daffin masih sesegukan.

"Dek...lo apa-apaan sih ngomong kayak gitu"ucap Daffa kesal.

"Abang,pelankan sedikit nada bicara kamu sama adek"ucap Kenan memperingati Daffa.

"Maaf,dad"ucap Daffa dan diangguki kepala oleh Kenan.

Kenan menangkup wajah putra bungsunya.

"Nak,dengerin daddy,ini namanya takdir.Udah takdirnya mommy ninggalin kita untuk selama-lamanya.Ini bukan salah kamu atau salah siapapun.Jadi jangan menyalahkan diri kayak gini.Daddy gak mau kamu menyalahkan diri kayak begini,karna ini sudah menjadi takdir kita yang harus ditinggal mommy,sayang.Jangan nangis ya,nanti mommy ikutan sedih disana,kamu mau buat mommy ikutan sedih?"tanya Kenan dan langsung di respon gelengan kepala oleh Daffin.

"Nah gak mau kan,jadi mulai sekarang,jangan menyalahkan diri kayak tadi ya,karna kepergian mommy bukan salah kamu,melainkan takdir.Oke ganteng?"ucap Kenan.

"Oke daddy"balas Daffin sambil tersenyum dan sesekali menarik ingusnya lalu nyegir.

"Sini peluk daddy dulu"ucap Kenan dan Daffin langsung memeluk Kenan.

"Daff,sini hey"ucap Kenan dan Daffa tersenyum kemudian ikut memeluk sang daddy dan adiknya.

Percayalah walaupun Kenan menerapkan dan mengingatkan pada anak-anaknya bahwa kepergian mendiang istrinya,Ara,adalah sebuah takdir.Tetapi diri nya sendiri masih berat untuk menerima bahwa itu adalah takdir.

Selama ini Kenan suka sekali melakukan hal-hal yang membuat nya sakit,tapi hanya diri nya dan yang di atas yang tau.

"Eh,ini kenapa udah pulang?baru juga jam delapan lewat"tanya Kenan.

"Daffa ngikutin anak ini,dad"ucap Daffa menunjuk Daffin.

"Kenapa,Fin?"tanya Kenan.

"Ini dad,Daffin bawain daddy jagung bakar,mumpung masih anget di makan ya,dad.Kalo gitu kami balik kesana dulu dadah daddy"ucap Daffin lalu pergi.

"Kenapa masih disini?susul sana adek kamu"suruh Kenan.

"Iya dad.Emm daddy jangan nangis lagi ya"ucap Daffa lalu pergi menyusul sang adik,Daffin.

Kenan menatap jagung bakar dan bingkai foto mendiang sang istri bergantian.Tanpa sadar air mata Kenan turun lagi.

"Ra...anak-anak bawain jagung bakar ni,dua buah,harusnya satu untuk aku,satu nya lagi buat kamu.Cuma karna kamu udah gak ada,aku deh yang habisin ini sendiri haha"ucap Kenan tertawa dengan sesekali terisak.

Woylah sakit banget itu😭mulut bisa tertawa tapi air mata terus mengalir,rasanya tuh nyesss banget.

Kenan berjalan ke arah kamarnya lalu mengunci kamarnya.

Kenan masuk ke kamar mandi,berdiri di bawah shower lalu menghidupkan showernya,bukannya air hangat,tapi Kenan malah mandi dengan air dingin.Lebih tepatnya mengurung diri di dalam kamar mandi dengan guyuran air dingin.

Dah tua nyari penyakit si Kenan:)

"Ara...kakak rindu kamu sayang hiks-hiks.Cengeng banget kan ya?hahaha tapi kakak beneran,Ra...kakak gak bisa lupain kamu,kakak gak bisa buka hati kakak buat wanita lain di luar sana hiks-hiks.Ara..."Kenan terduduk lemas dengan baju yang sudah basah kuyup.

"Kakak harus gimana...hiks-hiks"lirih Kenan lalu menundukkan kepalanya dan sedikit membenturkan kepalanya sesekali ke lututnya.

hiks-hiks"lirih Kenan lalu menundukkan kepalanya dan sedikit membenturkan kepalanya sesekali ke lututnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chyntia Arabella (Ara)

Lahir :1982
Wafat :2004

Lebih tepatnya setelah melahirkan Daffin.

Note :
Guys...untuk visualisasi ibu mereka,aku gak ngasih atau gak menetapkan seseorang untuk menjadi visualisasinya,jadi bebas ya kalian mau memvisualisasikan ibu Daffa dan Daffin ini siapa.

Tbc...

Good FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang