[ 7 ]

1K 129 17
                                    

快乐约束!

Sebenarnya, Summer ingin melarang (name) untuk setuju dengan permintaan Akaashi, cuman karena (name) maksa, jadi yasudah.

Summer juga dipanggil guru karena disuruh bantu colokin speaker, karena waktu itu kebetulan (name) dan Summer barusan keluar dari toilet, dan tempat speaker itu dekat.

Jadi, disinilah (name) sekarang. Tadi, di aula acara prom, tidak ada yang terlalu memperhatikan mata (name) yang bengkak karena lampu warna warninya,

namun sekarang, di mata Akaashi, mata (name) yang bengkak terlihat begitu jelas. "Kau kenapa?" Tanya Akaashi. 'Dasar tidak peka..' Batin (name).

"Tidak tahu." Balas (name), membuat Akaashi tertawa kecil, "Mama mu tanyain ke gue tentang lo. Katanya '(name) gak macem-macem sama cowo kan?' haha." Tawa Akaashi.

Ya gak lah tolol. (name) nya aja suka sama kamu.

"Oh." Balas (name) dengan singkat, membuat Akaashi merinding seketika. "Kau yakin kau tak apa?" Tanyanya, membuat (name) menggelengkan kepalanya. "Aneh sekali sikapmu hari ini.

Eh, maksudnya malam ini. Padahal tadi siang pas masih jam sekolah baik-baik saja kok." Kata Akaashi, membuat (name) sadar seketika; berarti Akaashi memperhatikannya?

Tidak. Jangan berharap lagi, (name). Akaashi memang tipe yang tahu akan sekelilingnya.

Tapi begitu sulit bagi (name) yang sudah menyukainya selama bertahun-tahun, kesempatan sekecil apapun itu ingin ia ambil.

"Kau suka dengan Ayaka?" Tanya (name). "Emang kenapa?" Tanya Akaashi kembali. "Tidak ada, cuman bertanya." Jawab (name).

Padahal, ia ingin Akaashi menjadi seperti cowo-cowo di drama. Dimana mereka menjadi khawatir dengan perempuan yang suka sama mereka dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Tapi lain cerita kalau Akaashi kan? Sangat berbeda malahan. Sangat tidak peka cowok yang satu ini.

"Oh, jadi tidak harus ku jelaskan." Kata Akaashi, membuat suasananya semakin parah saja. Yang terparah, air mata dari (name) sudah diam-diam menetes.

Akaashi, yang begitu sensitif dengan sekelilingnya merasakan ada yang aneh jadi ia menoleh kearah (name), dan benar saja, (name) menangis.

"Kenapa?" Tanya Akaashi, membuat (name) semakin sakit hati saja. Tapi entah kenapa, hatinya masih memilih Akaashi. Wah, pakai pelet ini.

"Apa kau sudah percaya dengan cinta sekarang?" Tanya (name) sambil menatap mata Akaashi. Melakukan hal bodoh ini tidak apa, apalagi ketika mereka sudah tidak akan bertemu lagi karena sudah lulus SMA. Ini akan menjadi terakhir kalinya.

Akaashi terdiam sejenak, kemudian ia menjawab "Tidak tahu. Tapi, yang masalah Ayaka itu sebenarnya tidak seperti itu. Dia yang memelukku terlebih dahulu, jadi aku hanya memeluknya sementara karena tidak ingin menyakiti perasaannya. Lalu, kutolak."

Akaashi tidak ingin menyakiti perasaan Ayaka, namun ia tahu dengan jelas bahwa perasaan (name) kepadanya, dan berani-beraninya ia mempermainkan perasaan (name) secara tidak langsung tadi.

"Terus kenapa kau tidak bilang bahwa itu semua daritadi?" Tanya (name), lagi. "Karena itu tidak penting." Jawab Akaashi. Tapi tidak salah sih, Akaashi tidak harus menjawabnya.

Tapi, walau sedikit saja, (name) hanya ingin Akaashi untuk peka. Sedikit saja. Agar ia bisa tahu bahwa (name) masih suka dengannya.

(name) berdiri dari kursi yang mereka duduki bersampingan, mulai berjalan pergi tanpa bertukar kata dengan Akaashi.

Namun, tangannya dipegang Akaashi, dengan harapan untuk menghentikannya. "Kau mau ku temani? Nangisin apa pula di prom night?" Tanya Akaashi.

(name) langsung mendorong tangan Akaashi darinya sambil membentak, "Nangisin kamu! Kau sebuta itukah sampai tidak bisa lihat bilang aku ini masih suka padamu?".

Oh tidak. (name) mengatakannya secara langsung. Sambil menangis pula.

"Sudahlah, aku yang bodoh karena suka dengan orang sepertimu." Kata (name), berjalan pergi mencari Summer.

Akaashi bahkan tidak mencoba untuk menahan (name) ataupun mengatakan sesuatu. Karena dengan begitu, ia hanya akan memberi (name) harapan palsu.

Ya, karena dia tidak memiliki perasaan yang romantis terhadap (name). Meski begitu, tentu saja ia merasa bersalah.

结束
nangis. gue nangessss

Akaashi Keiji ! ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang