[ 15 ]

1.3K 121 12
                                    

快乐阅读!

"(name), habis kerja, bisa singga ke restoran yang gue kirimin di chat? Itu, di shareloc." Kata Akaashi dari telefon. "Oh, iya. Boleh, boleh.." jawab (name), membuat pria itu lega seketika.

Awalnya, takut ditolak. Soal nya (name) nya kan sibuk parah. Tapi, kebetulan sekali hari ini (name) kebagi shift siang sampai sore saja.

Telfon nya diputuskan dua pihak, setelah mengatakan 'bye'. Ah, romantis sekali. Eh, (name)?! Bisa-bisa nya luluh di jam kerja?

(name) menepuk wajahnya agar bisa berhenti memikirkan Akaashi Keiji yang berbeda semenjak (name) ketemu dengan pria itu lagi.

Yang dulu nya pedulian juga, tapi gimana ya. Bisa dibilang vibes nya itu kayak beda saja. Sekarang, dia terasa sangat hangat. Baik dalam kelakuan, kata-kata, pokok nya semua deh!

Tapi (name) juga takut, karena kalau kejadian kayak pas SMA kan itu tidak diinginkan. Takutnya, (name) berharap terlalu lebih. Takutnya, Akaashi itu hanya menganggap (name) sebagai temannya.

Ah, (name) fokus kerja saja dulu!

♡☆♡

"Atas nama (name)-san? Sudah ditunggu di ruangan nomor 2." Jelas pekerja restoran itu, membuat (name) mengangguk, "Terima kasih."

Wah, sepertinya restoran ini terlihat mahal. Kalau begini kan, (name) jadi tidak enak sama Akaashi.

Ketuk ketuk.

"Halo!" Sapa (name), membuat Akaashi yang tadi tampaknya seperti sedang melamun itu fokus kepada (name), "Oh sudah disini? Ayo, duduk." Panggil Akaashi, menarik kursi didepannya untuk (name). "Thanks ya."

Tak lama setelah memesan, jendelanya dibuka kan sama pekerja di restoran itu, memperlihatkan indahnya langit malam di Hairo.

Dan entah disengajakan atau tidak, tapi ada begitu banyak lentera-lentara yang bersinar mengapung di air diluar ruangan (name) sama Akaashi.

"Emm, (name) suka?" Tanya Akaashi dengan ragu, sementara (name) mengangguk berkali-kali tanpa ragu, "Suka! Indah sekali."

Makan malam untuk (name) dan Akaashi keluar tidak lama sehabis mereka bercerita tentang beberapa tahun terakhir.

"(name), mau keluar gak?" Tanya Akaashi tiba-tiba, pas (name) lagi celupin sushi salmon maki nya kedalam saus. "Maksudnya?" Tanya (name), sambil mengunyah.

Akaashi hampir saja tidak jadi bertanya, karena jadi nya terhanyut karena (name) itu menggemaskan sekali kalau makan sambil ngomong begitu.

"Keluar.. keluar? Naik kapal itu." Jelas Akaashi, membuat perempuan itu mengacungkan jempol setuju. "Boleh banget tuh!".

Akhirnya, mereka berdua berdiri kemudian membuka pintu geser agar bisa keluar dari ruangan itu dan naik ke kapal kayu kecil yang ada disana. Tentu saja, Akaashi naik terlebih dahulu,

barulah ia membantu (name) untuk naik kapal itu bersamanya. "Hati-hati, jangan banyak goyang." Ucap Akaashi dengan lembut, "Ya iyalah. Gue gak goblok mau lompat-lompat di sini kali.."

Akaashi tertawa kecil, sambil menggayungkan kapal nya ke tengah-tengah rawa danau buatan kecil itu. Akaashi tidak tahu saja, bahwa saat ini, (name) menatapnya dengan mata penuh cinta.

Sepertinya, bisa-bisa (name) itu memeluknya sekarang juga. Karena luluh sekali sama tampang Akaashi yang terkesan begitu soft boy.

"Sebenarnya, ada yang mau gue tanyain.." ucap (name) tiba-tiba, membuat Akaashi bingung. "Sama, tapi (name) saja dulu." Katanya.

Eh?

"Eh tidak apa ko, Akaashi saja duluan, karena yang mau gue bilang itu kayak— serius gitu." Jelas (name), membuat pria itu mengangguk, "Sama kok. Tapi yasudah!".

Karena kapal kayu itu tergolong kecil, Akaashi dengan mudah merahi kedua tangan (name) kemudian memegang tangan perempuan itu.

"Gue tahu kok pas SMA pas gue tolak lo itu kayak gimana, tapi dulu itu sebenarnya gue masih bingung dan mau fokus sama sekolah. Pas lulus, tentu saja gue selalu pikirin lo.

Karena, kita belum pernah pisah sekolah dari TK, jadi pas kuliah terus kita gak sama-sama, rasanya aneh aja. Tapi, sekarang kita ketemu lagi— um maaf, gue bikin bingung ya?" Tanya Akaashi tiba-tiba, membuat (name) yang awalnya merona itu sweatdrop seketika.

"Tidak ko.." jawabnya dengan lembut. Akaashi menghela nafasnya, "Maaf. Tadi padahal udah kepikiran kata-kata yang bagus, tapi lihat lo bikin gue lupa seketika. Jadi, langsung saja."

Akaashi melepaskan tangan (name), lalu mengambil sebuah kotak kecil dari kantongnya kemudian memperlihatkannya kepada (name).

(name) tentu saja terkejut, karena awalnya, dia niatnya mau tanya Akaashi tentang hubungan mereka ini. Jangan sampai (name) hanya berharap lagi, karena kalau Akaashi memang tidak suka, (name) harus segera move-on lagi biar tidak sakit kayak dulu. Tapi, malahan dilamar sama Akaashi..

"(fullname), mau kah kamu melupakan bagian pacaran dan langsung saja menikah?" Tanya Akaashi, membuat perempuan itu mengangguk.

"Keiji-kun, aku sayang sama kamu!" (name) mendekati Akaashi, kemudian memeluk pria itu. Dengan halus tentunya, takutnya nanti mereka malahan kecebur.

Romantis gagal kalau begitu mah.

Walaupun aneh, sepertinya (name) paham alasan Akaashi pengen cepat-cepat menikah saja. Karena tahun depan, mereka sudah akan menginjak usia 30 tahun. Kalau pakai pacaran, takutnya lama lagi.

Lagipula, bukan kah kenangan masa-masa remaja mereka itu sudah melebihi ketentuan PDKT? Karena sudah kenal dari TK, SMP, dan bahkan SMA. Jadi, apakah alasan menunggu ada? Tidak.

结束
BAPER SAMPAI KAYANG AKU NYA

Akaashi Keiji ! ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang