Lisa yang terpaksa harus pindah rumah dan sekolah baru karena ibu nya menikah lagi. kehidupan yang bahagia disekolah lama terpaksa harus ditinggalkan termaksud teman-temannya. akan kah Lisa menemukan keseruan disekolah barunya?
"Ternyata benar-benar sekolah khusus perempuan" mataku langsung menghadap keatas, terlihat airmata bawang nya mengalir setelah membaca berkali kali papan gerbang sekolah.
"Tamat lah riwayat ku mendapatkan pacar" katanyaku lagi. Apa salah Dan dosa kuu.. sekolah dulu dia berusaha menghindar dari fansgirl ini mommy malah membawah ku kejurang terdalam "matilah aku" demi apapun mommy sungguh durkaha😭
. . . . . .
"Aku sudah berhasil berkali-kali membohongi Wendy dan Momo karena tidak suka dengan wanita mana pun, dan udah beberapa kali jatuh cinta sama cowo disekolah yang dulu.
Akan tetapi aku sama sekali belum pernah jatuh cinta pada siapapun. Tidak pria maupun wanita"
Lisa line chat grup 2 yang terdapat pesan 2 sahabatnya Wendy dan Momo yang membuka iPhone 13 membaca nya.
'Masa muda ku berakhir sudah' kataku dalam hati menangis nasib sekarang.
"Bagaimana mungkin aku mendapat ciuman pertamaku seperti drakor-drakor TV" kataku lagi sulit rasanya menerima semua ini.
Lisa end . . . ....... "Bagaimana otak ku berfikir sedramatis itu, sudahlah terima nasibku" Lisa berkata sambil memasuki gerbang sekolah barunya. "Aku bahkan tidak tau apa itu cinta" sambungny lagi
"Anuuu maaf! kamu yang disana, bisa kah berhenti?" Lisa berhenti karena ada yang berbicara
"iya, aku?" Kata Lisa
"Hmm bisakah kamu menunjukan kartu pelajar mu?" Kata siswa pendek berambut panjang terdapat kain bertuliskan anggota OSIS.
"Ha' untuk apa?" Jawab Lisa
"Warna rambutmu dicat dan berpakaian serta penampilan mu melanggar peraturan sekolah" ujar siswa yang bernama Jisoo karena terlihat dari taqname dikaosnya.
"Eh?" Katany Lisa terkejut
"Selain itu dilarang membawa ponsel disekolah, jadi aku harus menyitanya" terlihat jisoo menulis dipapan kertas dan mencatan semua kesalahan Lisa, gerakan tangan jisoo meminta ponsel yang sedang di pegang oleh Lisa.
"Eh,serius! aku baru saja pindah hari ini, jadi aku tidak tau soal itu" balas Lisa menjelaskan status pelajar yang baru saja pindah sekolah. "Jadi mari kita damai nya" mengeluarkan senyum andalannya, jisoo yang melihat terlihat menyemburkan kemerahkan diwajahnya karena melihat senyum lisa
"Ehhe.. tidak bisa demikian, kamu tetap melanggar peraturan." Kata anggota osis lainnya bernama Joy
"Ini adalah contoh buruk untuk siswi lainnya" kata Somi siswi yang juga menggunakan kain dilengan tangan dengan tulisan anggota OSIS.
"Eh.. bagaimana dengan mu yang mengecat rambut pirang" kata Lisa menunjuk Somi yang terlihat rambutnya sedikit pirang
"Tentu saja aku berbeda, aku memang keturunan kanada Korea. Itu rambut sejak lahir sudah pirangnya" kata Somi sedikit emosi
"Ehh masaaa!"sambil menarik-narik rambut Somi, Lisa lagi yang masih ga terima mendapat hukuman pertama mana baru aja dia masuk sekolah lagi.
"Cih jangan pernah coba menyentuh rambutku ,kalo tidak kau akan terima hukuman lebih berat" Somi yang udah emosi tingkat kelurahan.
"Lalu yang lain!, Tata rias, kancing baju yang terbuka 2, tidak terpasang pita sekolah dengan rapi, blus, asesoris, kuku yang dicat, menggunakan tas bermerek bukan tas pelajar, serta Hoodie yang di ikat dipinggang. Itu semua melanggar aturan sekolah" kata Jisoo yang kembali normal sambil mencatat semua nya kesalahan lisa "Jadi! Cepat serahkan ponsel mu" lanjutnya
"Ahhhhh!?" Dengan Teriak Lisa, anggota OSIS dan semua siswi yang berjalan menuju sekolah melihat kearahnya terutama ketua Osis disekolah ini.
"Apa gunanya jadi gadis SMA kalau tidak modis! Sungguh tidak asik sama sekali" ucap Lisa sambil emosi menunjuk jisoo berteriak seperti orang kesurupan. Gaterima diaa, dulu disekolah ya ga kayak gini ketat peraturan nya.. bagaimana bisa sekolah memiliki pola fikiran yang ga banget.
Melihat teriakan siswi yang ga jelas, siswa lain yang bertulisan anggota OSIS juga berjalan menuju tempat keributan.
"Hei kamu ini dikasik tau malah membangkang" kata Somi yang terpancing emosi juga, kasihan juga dia lihat Jisoo di pegang2 kasar sama siswi baru.
"Apa? Lagian pakaian ku tidak ada hubungannya sama pelajaran, bisa bisanya ada peraturan seperti itu". Masih keras kepala siapa lagi kalau bukan Lisa.
"Tentu saja ada" jawab siswa yang baru saja mendekat.
"Ketua!" kata Jisoo dan Somi barengan. Dia melihat ketua Osis yang berjalan. punya tanggung jawab besar dan sudah didekat mereka.
"Peraturan sekolah dibuat demi meningkatkan belajar siswa, mentaati peraturan yang ada dimasyarakat. Kita semua disini mempunyai status pelajar yang sama, dan kalau kamu ingin sekolah disni kamu harus mengikuti semua peraturan yang ada disekolah ini tanpa kecuali" kata ketua Osis Panjangan lebar. Jangan tanya Lisa dia sedang terkejut dan sedikit bengong dengan munculnya ketua Osis yang cantik ya bukan main.
'apaa tadi aku terpesona melihat perempuan ini' ujar Lisa dalam hati
"Bukankah itu aneh? Aku tidak tau karena baru saja pindah. Jadi statusku tidak sama dengan kalian." Kata Lisa masih bersikeras." Siswi-siswi yang melihat sangat terkejut dengan keberanian Lisa berbicara keras terhadap ketua Osis mereka
"Bagaimana dengan itu, KETUA OSIS?" Lanjut Lisa yang sedang berhadapan langsung dengan ketua Osis bahkan dengan jarak 5cm. "Tuhkan bahkan kamu tidak bis--....eh" ketua Osis yang mendekatkan memeluk Lisa, tangannya yang memula berada di pundak, tangannya berlahan2 turun kebawah menyentuh punggung badan belakang Lisa. Hingga kebawah menyentuh bokong tipis Lisa🤣
"Apa yang kamuu?" Terbata bata Lisa yang merasa kan setiap jari2 ketua Osis menyentuh tubuhnya apalagi jari jari itu memeras kedua pantat lisa hingga ke bagian samping paha nya. Setelah itu ketua Osis tadi langsung melepas Pelukan, Lisa yang tampak shock membuat jantungnya berhenti berdetak jatuh ke lantai sambil terduduk karena habis diperlukan seperti itu.
"Taati semua peraturan mulai besok" katanya berjalan menuju gedung dan sambil memegang sebuah ponsel iPhone pelangi digenggam nya itu, ponsel Lisa.
'matilah aku' dalam hati Lisa dengan posisi bersimpuh melihat si ketua Osis menjauh