Part 4

173K 8.4K 275
                                    

Happy Reading!

Almira melongo saat melihat tiga pelayan mengemas pakaian dan perhiasannya dan beberapa pengawal memindahkan barang-barang ke atas kereta.

"Na Na, ada apa ini" Tanya Almira pada pelayannya.

"Yang mulia kaisar memerintahkan untuk memindahkan semua barang yang mulia ke istana matahari."

"Apa?" Almira langsung berlari masuk dan ruang kamarnya sudah kosong.'Ya Tuhan, bagaimana ini?' batin Almira bingung.

"Yang mulia_ ayo bersiap, kereta sudah tiba menjemput yang mulia ke istana matahari." Ucap Na Na membuat tubuh Almira menegang.

"Tidak Na Na. Aku tidak mau. Kita tidak bisa pindah dari tempat ini." Ucap Almira lalu berjalan keluar dari istana pluto, ia ingin bicara dengan kaisar Ming.

Almira berlari cepat dan tiba di depan gerbang istana matahari.

"Arghh"Almira berteriak kaget saat dua pedang hampir menggores lehernya.

"Maaf yang mulia_ silahkan!" seorang penjaga kaget dan langsung menarik pedang mereka dan mempersilahkan Almira masuk.

"Di mana yang mulia kaisar?" Tanya Almira pada penjaga.

"Yang mulia kaisar sedang ada di bagian belakang istana ini, yang mulia." jawab seorang pengawal.

"Bagian belakang?" Gumam Almira namun tak urung kakinya langsung melangkah ke bagian belakang istana matahari.

"Eh tempat apa ini?"Gumam Almira saat melihat banyaknya wanita dengan pakaian tipis berdiri berbaris seperti mengantri sesuatu.

Almira melangkah dan ikut berbaris. Baru saja ia ingin bertanya namun seorang wanita yang dipapah ke luar dari bilik tirai berwarna emas itu menghentikannya. Wanita itu terlihat sangat lemas, kedua kakinya nampak bergetar.

"Akh_ "

Brukk

Almira meringis ngilu saat wanita itu jatuh meskipun sudah dipapah seseorang yang berpakaian pelayan.

"Pelan-pelan yang mulia."

'Yang mulia? Apa wanita itu seorang selir!' batin Almira bertanya-tanya.

Antrian maju selangkah membuat Almira juga ikut melangkah, terlihat jika seorang wanita dibarisan pertama masuk ke dalam bilik bertirai warna emas itu.

Antrian semakin maju dan semua wanita yang tadi masuk terlihat sangat mengkhawatirkan saat keluar.

"Eh_ apa setelah ini giliranku?" Gumam Almira saat dirinya menjadi satu-satunya yang tersisa karena wanita di depannya sudah masuk bersama pelayannya.

Karena penasaran, Almira melangkah masuk.

"Arghh sakitt"

Wajah Almira sontak langsung memerah, meskipun tubuh yang ia masuki baru berusia 15 tahun tapi usia asli Almira sudah 27 tahun. Ia tahu dan sangat tahu apa yang harus dilakukan hingga suara seperti itu terdengar.

Karena penasaran, Almira mencari tempat aman untuk mengintip.

'Ya Tuhan' Jerit Almira dan langsung terduduk lemas.

Sedang kaisar Ming yang menyadari kehadiran selir kecilnya hanya menyeringai kemudian dengan sengaja menghentak semakin kasar hingga suara selir yang sedang ia masuki terdengar makin keras.

Bunyi penyatuan keduanya terdengar sangat keras membuat tubuh Almira berkeringat dingin. Meskipun sudah dewasa namun di dunia aslinya ia masih perawan.

Brukk

"Arghh sakitttt"

Almira kaget dan langsung menahan napas saat terdengar suara keras dari balik dinding tempatnya bersembunyi.

Suara itu terdengar makin jelas dan semakin cepat membuat detak jantung Almira meningkat. Enggan mendengar lebih banyak, Almira sengaja menutup telinganya lalu memejamkan mata.

Tiba-tiba saja.

Grepp

"Argghh"Almira memekik keras saat tangannya di tarik paksa hingga berdiri.

"Pergi!"

Almira menelan ludahnya kasar, itu suara kaisar Ming dan sialnya lagi bukan dirinya yang disuruh pergi.

Setelah selir terakhir tadi pergi dengan susah payah. Almira memberanikan diri menatap wajah kaisar ming.

"Yang mulia__"

"Hm?" Kaisar Ming dengan santai masuk ke dalam kolam yang dipenuhi bunga mawar.

"Em_ bisakah aku tidak pindah?" Tanya Almira pelan. Namun tidak ada reaksi apapun dari kaisar Ming."Aku tidak ingin pindah. Aku suka tinggal di istana pluto." Lanjut Almira dan sepertinya berhasil karena kaisar Ming menatap ke arahnya.

"Bagaimana caramu melahirkan keturunanku jika kau tidak ingin pindah?" Tanya kaisar Ming datar.

Almira tersenyum manis dan perlahan mendekati kaisar Ming."Yang mulia bisa datang ke istana pluto." Tawar Almira membuat senyum sinis terbit di bibir kaisar Ming.

"Tidak."

Jawaban tegas dari kaisar Ming membuat senyum Almira luntur.

"Tapi__"

"Tidak ada tapi selir Na Young, mulai malam ini dan seterusnya kau akan tinggal di istana matahari sampai kau melahirkan pewarisku." Ucap kaisar Ming tegas kemudian keluar dari kolam.

Tubuh Almira menegang. Jika ingin melahirkan anak laki-laki maka harusnya tidak melakukannya di istana matahari. Tapi kaisar malah memintanya tinggal di istana yang panas itu.

Kaisar Ming tersenyum lalu melangkah mendekati Almira."Dengar! selir Na Young, aku tidak akan mengasingkanmu walaupun melahirkan anak perempuan tapi sebagai gantinya kau harus bersedia terus hamil sampai pewarisku lahir dari rahimmu." setelah membisikan hal itu, Kaisar Ming langsung berjalan meninggalkan Almira yang masih kaget.

"Apa kaisar itu gila, apa dia berniat menghamiliku terus." Ucap Almira gusar lalu mengusap wajahnya. Jika ia melahirkan anak perempuan maka ia harus terus hamil hingga lahir anak laki-laki. Tapi jika ia melahirkan anak laki-laki maka kaisar gila itu pasti akan terus menghamilinya untuk mendapat bayi laki-laki lain. Dengan kata lain, apapun yang terjadi, Almira akan terus hamil dan melahirkan hingga kaisar Ming puas dan berhenti memintanya untuk melahirkan.

-Bersambung-

Anak Laki-Laki Untuk Kaisar MingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang