Part 12

129K 8.8K 889
                                    

Happy Reading!

"Gadis berpakaian pelayan kemarin adalah selir Na Young, yang mulia permaisuri. Dia diizinkan tinggal di istana matahari karena mengaku bisa memberikan anak laki-laki kepada kaisar." Ucap pelayan permaisuri. Membuat Meera mengepalkan tangannya.

"Berapa usianya? Saat itu aku merasa dia masih sangat muda."Ucap permaisuri Meera.

"Hamba rasa usianya belum genap 17 tahun yang mulia."

Permaisuri Meera terdiam. Lalu ingat pada aturan kerajaan di mana selir di bawah usia 17 tahun dilarang mengandung karena akan menciptakan kutukan.

"Apa gadis itu sudah tidur dengan yang mulia?"Tanya permaisuri Meera. Ia harus memastikan pemikirannya.

"Iya yang mulia. Sebelum yang mulia kaisar pergi menumpas para pemberontak."

Permaisuri Meera tersenyum sinis lalu meminta pelayannya itu untuk pergi. Sekarang ia bisa membaca apa yang terjadi. Malam saat kaisar memintanya berpura-pura mengandung bayi laki-laki sudah membuatnya sedikit curiga. Bagaimana mungkin kaisar Ming yang selalu berusaha memiliki pewaris tiba-tiba ingin membohongi seluruh kekaisaran dengan mengambil bayi yang dilahirkan rakyat jelata untuk dijadikan putra mahkota.

"Pelayan Choi, bantu aku berganti pakaian!"Teriak permaisuri Meera.

"Berganti pakaian? Apa yang mulia ingin pergi?" tanya pelayan Choi yang bergegas menyiapkan pakaian dan perhiasan untuk permaisuri.

"Iya. Aku ingin ke istana matahari."jawab permaisuri Meera dengan senyum kemenangan.

Sedang di istana matahari. Almira sedang menerima hukuman dari kaisar Ming. Hukuman yang tidak jauh dari kesukaan kaisar Ming.

"Kau menikmatinya kan?"Tanya kaisar Ming setelah mendorong tubuh selir Na Young ke dinding lalu bergerak cepat.

Almira tidak menjawab namun mulutnya terus mengeluarkan desahan. Ia akui permainan kaisar Ming benar-benar hebat.

Kaisar Ming tidak puas. Ia ingin mendengar jawaban. Lalu dalam sekali gerakan dia mengangkat selir Na Young kegendongannya lalu bergerak semakin cepat.

"Pelan-pelann ah!"Pinta Almira. Kedua tangannya meremas kuat rambut kaisar Ming.

"Kau nikmat selir Na Young." Bisik Kaisar Ming membuat tubuh Almira meremang. Rasanya sebentar lagi tubuhnya akan meledak karena nikmat.

Begitu juga dengan kaisar Ming. Keduanya benar-benar sekarat dan hampir mencapai puncak kenikmatan. Karena itu kaisar Ming semakin gencar menyerang hingga akhirnya mereka pelepasan bersama.

Tok tok

"Yang mulia, di luar ada permaisuri Meera. Beliau mengatakan bahwa ada sesuatu yang penting untuk disampaikan kepada yang mulia kaisar."

"Hhhh_"

Belum sempat mengatur napasnya, Almira sudah lebih dulu turun dari gendongan kaisar Ming. Teriakan pengawal di luar membuat Almira sadar lalu dengan lantang menunjuk wajah kaisar Ming.

"Dasar kaisar buaya. Berani sekali kau menyentuh tubuhku. Memangnya kau pikir aku ini wanita murahan yang bisa kau sentuh sesuka hatimu." Omel Almira membuat kaisar Ming menatap selir kecilnya datar. Untuk apa mengomel setelah semuanya terjadi, wanita itu bahkan tidak menolak atau meminta berhenti saat permainan dimulai.

Mengabaikan omelan selir Na Young, kaisar lebih memilih mengambil pakaiannya yang berserakan lalu memakainya.

"Kau dengar aku tidak?"Teriak Almira kesal.

Kaisar Ming mendengus lalu mengambil selimut untuk selir tercintanya itu.

"Berhentilah mengomel dan tidur!"Ucap kaisar Ming datar membuat Almira semakin emosi.

"Ancamanku tadi tidak main-main. Aku ingin yang mulia memilih." ucap Almira lalu duduk di atas tempat tidur.

Kaisar Ming mengusap lehernya yang tadi digigit oleh selirnya."Aku akan mengatakan keputusanku besok pagi." ucap kaisar Ming membuat Almira mengangguk lalu segera berbaring. Tubuhnya sudah sangat ingin beristirahat.

"Dan jangan melakukan apapun lagi sampai aku mengatakan pilihanku besok pagi." Ucap Kaisar bersikap waspada pada kejutan yang bisa saja selirnya itu berikan.

"Iya. Iya. Bawel. Sudah sana! Temui permaisuri tercintamu itu." Ketus Almira lalu menarik selimut hingga sebatas leher dan mulai mengarungi dunia mimpi.

Kaisar Ming memasuki ruang kerjanya dan menatap datar permaisuri yang menunggunya.

"Yang mulia." Ucap permaisuri Meera sembari menunduk sopan.

Kaisar Ming duduk di kursinya menunggu permaisuri bicara.

"Yang mulia_ kenapa yang mulia tidak mengatakan kalau pelayan itu adalah selir Na Young?" Tanya permaisuri Meera.

"Itu tidak penting." sahut kaisar datar.

Permaisuri Meera tersenyum manis."Lalu kenapa yang mulia tidak mengatakan kalau selir Na Young sedang mengandung anak yang mulia oh tidak maksudnya calon anak kita."

Kaisar Ming menatap permaisuri tajam. Ia tidak suka seseorang tahu lebih banyak dari yang seharusnya. "Dari mana kau tahu semua itu, permaisuri?"

Permaisuri Meera mendekati kaisar."Ada banyak hal yang permaisurimu ini ketahui yang mulia_ seperti usia selir Na Young yang belum genap 17 tahun." ucap permaisuri Meera membuat kaisar Ming mengepalkan tangannya.

"Tapi yang mulia tidak perlu khawatir."Bisik permaisuri sembari menyentuh pundak kaisar Ming."Ini akan tetap menjadi rahasia jika yang mulia kaisar tetap menjadikanku permaisuri dan ibu bagi anak yang dilahirkan selir Na Young." lanjut permaisuri Meera membuat kaisar Ming tersenyum.

"Tentu permaisuri. Itu adalah rencana awal kita kan?"Ucap kaisar lalu berdiri berhadapan dengan permaisuri Meera.

Kaisar Ming menyentuh lengan permaisuri."Tapi sebelum itu, aku ingin memastikan siapa saja yang tahu mengenai semua ini?"

Permaisuri Meera menggeleng."Tidak ada yang mulia. Bukankah semakin sedikit orang yang tahu semakin baik untuk kita." ucap permaisuri membuat kaisar Ming tersenyum licik. Lalu dengan gerakan sempurna mengeluarkan pisau lipat kecil dari balik lengan bajunya, lalu__

Seeet

Brukkk

Kaisar Ming mundur lalu memanggil pengawal kepercayaannya. Mereka semua kaget melihat tubuh permaisuri yang terbaring tidak bernyawa di lantai. Tapi melihat tatapan tajam kaisar mereka tahu bahwa mereka harus membereskan semua ini diam-diam.

"Bunuh semua pelayan permaisuri yang ada di istana Merkurius!" titah kaisar Ming tegas membuat mereka semua mengangguk serempak lalu mulai bekerja.

Kaisar Ming menyimpan kembali pisau lipatnya lalu duduk dengan tenang. Itulah nasib orang yang berani bersikap angkuh dihadapannya. Dan sekarang ia harus mencari solusi baru tentang masalahnya. Masalah selir Na Young dan kehamilannya.

Kaisar Ming kembali ke kamar dan merebahkan diri di samping selir Na Young. Telapak tangannya bergerak menyentuh perut selir kecilnya itu. Ada setitik rasa tidak percaya dihati kaisar. Benarkah akan lahir penerusnya, anak laki-laki yang selama ini ia nantikan. Namun seakan semesta tidak merestui kebahagiaannya. Kenapa bayi laki-laki yang ia tunggu malah tumbuh dari rahim wanita yang belum genap berusia 17 tahun.

"Berhentilah menyentuh perutku!" Sentak Almira setelah mendorong lengan kaisar dari perutnya.

"Bicara dengan sopan, selir Na Young. Aku adalah kaisar negeri ini." ucap kaisar Ming datar.

Almira membuka matanya."Tidak. Bagiku kau adalah suamiku dan ayah dari anak yang ku kandung."

Deg

-Bersambung-

Anak Laki-Laki Untuk Kaisar MingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang