Part 7

163K 8.1K 339
                                    

Happy Reading!

Almira mengusap keringat yang menetes di wajahnya. Ia sudah berkeliling di istana matahari tapi belum juga berhasil menemukan kaisar Ming. Dua pengawal yang berjalan di belakangnya juga tidak membantu sama sekali.

Almira berbalik menatap dua pengawal."Kalian bilang yang mulia ada di sini?" Tanya Almira menahan kesalnya.

"Ampun yang mulia_ tapi sebelumnya yang mulia kaisar memang di sini."

"Ck" Almira berdecak lalu duduk di atas rumput. Dari tadi selalu bilang yang mulia ada di sana atau ada di sini tapi saat disusul malah tidak ada.

"Sudahlah_ kalian boleh kembali." Ucap Almira yang sudah menyerah mencari keberadaan kaisar Ming dan lebih tertarik untuk berendam di pemandian kaisar.

"Baik yang mulia."

Setelah dua pengawal tadi menjauh, Almira segera berlari memasuki pemandian kaisar. Harum bunga memasuki penciuman Almira.

"Pasti akan sangat segar jika berendam di sana."Gumam Almira lalu segera melepas semua pakaiannya dan memasuki kolam dingin itu.

Air dingin memang sangat dibutuhkan dicuaca panas seperti ini. Almira memejamkan matanya dan menikmati kenyamanan berendam di air dingin.

Brukk

Almira kaget dan langsung membuka matanya. Dasar kaisar buaya, seharian ia mencari dan ternyata pria itu malah asyik bercinta dengan selir barunya.

Sedang kaisar Ming masih belum sadar keberadaan Almira di tempat itu. Tubuhnya masih terus bergerak mencari kepuasan bahkan ketika sang selir sudah hampir pingsan.

Selir itu sudah lemas tak berdaya namun kaisar Ming tetap menahannya dan semakin gencar bergerak.

"Kaisarrrrr"

Brukk

Dan seperti biasa, saat selir pingsan, Kaisar Ming akan langsung mendorongnya hingga jatuh lalu meminta selir lain untuk memuaskan dirinya.

Seorang pelayan masuk dan membantu selir yang pingsan tadi keluar. Kemudian seorang wanita masuk.

"Yang mulia_"Cicitnya pelan.

Kaisar Ming tidak membalas, dia mengambil sebuah kertas lalu duduk di kursi dengan senjatanya yang tegak layaknya tombak. Selir tadi sudah paham apa yang harus dilakukan. Ia melepas semua pakaiannya lalu duduk di pangkuan kaisar Ming.

Sedang Almira hanya diam, menatap semua adegan panas di depannya membuat tubuhnya berkeringat, padahal ia sedang berendam di air dingin. Ia bahkan tidak berani bergerak, takut suara air akan menyadarkan kaisar Ming akan kehadirannya.

Kaisar Ming mengambil stempel dan membubuhkannya di atas kertas yang baru saja ia baca. Ekspresinya terlalu datar dalam kondisi seperti ini.

Beberapa saat kemudian kaisar Ming terlihat bergerak semakin cepat bahkan selir itu terlihat tidak bisa mengimbangi kemampuan kaisar Ming.

Almira mengelus dadanya lalu berusaha tenang. Untung saja ia adalah dokter kandungan, sedikit banyak ia juga tahu bagaimana cara mengimbangi pasangan dengan senjata yang besar. Jadi meskipun sakit, itu tidak akan terlalu sakit.

Meski sang selir terus berteriak minta berhenti namun seolah tuli, kaisar Ming tetap bergerak memacu senjatanya. Kali ini dia bergerak sambil membaca salah satu laporan dari panglimanya. Gerakannya sangat stabil meskipun konsentrasinya terpecah.

"arghh"

BRUKK

Kaisar Ming berdecak, menutup laporan yang ia baca kemudian menatap selir barunya yang jatuh dan sudah pingsan di lantai.

Sudah lima selir dan ia belum keluar sekalipun. Mereka pingsan di saat kaisar mereka bahkan belum terpuaskan.

"Pengawal."Teriak kaisar Ming setelah memakai jubah sutranya.

Beberapa pengawal bergegas masuk."Iya yang mulia?"

"Bereskan semua ini!" Titahnya tajam. Pengawal langsung mengangkat tubuh selir yang pingsan dan meminta selir lainnya yang menunggu di luar untuk pergi.

"Puas dengan apa yang kau lihat?"

Tubuh Almira menegang. Kaisar Ming bicara dengan siapa?.

"Apa yang dilakukan selir kecilku di sini?" Kaisar Ming berbalik menatap selirnya dengan senyum licik.

Almira meringis lalu tersenyum manis.

Kaisar Ming melepas jubah sutranya lalu bergabung dengan selirnya di dalam kolam. "Kau lihat! Milikku masih tegak." Ucap kaisar Ming membuat Almira bergerak mundur. Tentu saja ia lihat. Benda sebesar itu mana mungkin  tidak kelihatan.

"Kau adalah wanita satu-satunya yang berhasil bertahan dua ronde denganku." Ucap kaisar Ming membuat Almira meneguk ludahnya kasar. Itu memang benar. Tapi malam itu ia pingsan setelah pelepasan kedua kaisar.

"Enghh_yang mulia."Almira spontan menggeleng saat lengan kaisar Ming menyentuh kaki mulusnya.

"Kemarilah!" pinta kaisar Ming lembut.

Almira menggeleng. Ia sedang hamil. Disetubuhi seperti malam itu hanya akan membuat kandungannya gugur.

Kaisar Ming menatap selirnya kesal. Mencoba jual mahal ya. Dengan sekali tarikan, tubuh Almira sudah berada dipelukan kaisar Ming.

"Yang mulia, aku sedang hamil."Teriak Almira saat milik kaisar Ming siap memasuki tubuhnya.

Keadaan hening seketika setelah teriakan Almira. Kaisar Ming spontan mendorong tubuh Almira .

"Apa?"

Almira tersenyum genit."Aku hamil yang mulia."Ulang Almira dengan senyum manis.

Kaisar Ming berdiri dan memakai jubah mandinya.

"Pengawal, panggil tabib kerajaan!" Teriak Kaisar Ming menggelegar.

Almira tertawa. Kaisar mungkin ingin mengetahui jenis kelamin bayinya.

"Yang mulia!  tenanglah. Tabib bisa memeriksa jenis kelamin bayinya nanti." Ucap Almira lembut namun ternyata malah dibalas tatapan tajam kaisar Ming.

"Gugurkan bayi itu!"

-Bersambung'

Anak Laki-Laki Untuk Kaisar MingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang