Setelah banyak bercerita tentang Bumi, Mayang mengajak Citra untuk memasak bersama. Mayang tadi menelpon Irfan papanya Bumi untuk pulang dijam makan siang. Ia ingin mengenalkan Citra kepada suaminya.
"Kamu biasa masak ya Cit..??" Tanya Mayang pada Citra. Ia melihat Citra yang mahir dalam memakai pisau dapurnya.
"Nggak juga tan... eh ma... kalau Citra lagi pulang kampung paling bantuin ibu. Tapi kalau di kosan lebih sering makan diluar. Soalnya udah capek kerja hehe.." jawab Citra jujur. Ia mulai nyaman dengan Mayang. Ternyata Mayang bukan tipe ibu ibu yang pemilih. Ia mudah bergaul dengan siapa saja sepertinya. Contohnya Citra ini.
"Memangnya kamu ngekos selama ini..?? Rumah kamu dimana Cit..?? Kapan kapan mama boleh nggak main kerumah kamu..??" Berondong Mayang pada Citra
"Rumah saya di kampung Melati ma. Kalau mama mau main silahkan. Tapi rumahnya kecil trus nggak bersih kaya disini.." jawab Citra malu.
"Nggak apa apa kecil, yang penting nyaman buat kita tinggali. Wong katanya kan 'Rumahku Surgaku' iya kan..??" Mayang sama sekali tidak menunjukkan ekspresi kaget atau apapun mendengar kejujuran Citra. Mungkin Mayang ini termasuk orang kaya yang tidak sombong.
"Cit. Kamu panggilkan Bumi ya. Kita makan sama sama. Sebentar lagi papa juga sampai. Kamar Bumi ada di lantai 2." Perintah Mayang pada Citra setelah mereka selesai memasak. Sebenarnya Citra enggan untuk memanggil Bumi. Namun ia merasa tidak enak pada Mayang.
"Iya ma.." jawab Citra. Kemudian dia berjalan ke lantai dua dan mencari kamar Bumi. Hanya ada 2 ruangan disini. Citra membuka salah satu ruangan. Tapi yang terlihat hanya ruangan yang mirip seperti kantor kecil. Mungkin itu ruang kerja milik Bumi. Kemudian dia berjalan dan menarik knop pintu ruang satunya. Ia mencari sosok Bumi namun tidak ada.
"Tuan Bumi. anda ditunggu ibu anda dibawah.." suara Citra sambil berjalan masuk mencari keberadaan Bumi.. tiba tiba saja tangannya ditarik oleh seseorang dari belakangnya.
"Aaaaa... ampun... saya bukan pencuri" Citra yang kaget ditarik tangannya lantas berteriak meminta ampun, ia memejamkan kedua matanya ketakutan.
"Siapa bilang kamu bukan pencuri. Kamu itu seorang pencuri yang ulung Citra.." itu suara Bumi. Langsung saja Citra membuka matanya dan menatap tajam kearah Bumi.
"Anda sudah ditunggu dibawah. Saya tunggu penjelasan anda nanti..!!" Kata Citra yang beranjak untuk keluar. Namun dengan sigap Bumi memeluk tubuh Citra dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Mulut Pedas (END)
RomanceHidup Citra berubah derastis sejak bertemu dengan Bumi. ia merasa tidak tenang bahkan ia tak bisa hidup nyaman sekarang. Bumi bagaikan malaikat maut yang kapan saja bisa mencabut nyawa Citra. ia merasa dimanapun ia berada hidupnya tak pernah jauh da...