Hari ini toko roti tempatnya Citra bekerja sangat ramai pembeli. Banyak pesanan paket roti dalam minggu ini.
"Ini saja..???" Tanya Citra pada pembeli yang membawa beberapa contoh roti untuk di notakan.
"Iya mba. Sekalian dibungkus ini ya.. mau saya bawa sekarang." Kata pembeli.
"Baik ibu. Ini pesan berapa dus...?" Tanya Citra lagi. Sambil menulis nama nama roti itu diatas nota.
"150 dus ya mba. Buat besok jm 11 siang. Nanti sekalian dikirim ke alamat ini ya mba.." jawab si pembeli sambil memberikan sebuah kertas yang sudah tertulis alamat lengkap.
"Baik ibu. Ada lagi..?"
"Sudah cukup.. " jawabnya sambil tersenyum
"Total semuanya 3.750.000 rupiah. Ibu mau DP atau bayar lunas..??" Tanya Citra lagi dengan ramah.
"Bayar lunas saja mba." Kemudian pembeli itu mengeluarkan kartu kredit untuk membayar dan memberikannya pada Citra. "Pake ini ya mba.." katanya.
"Iya. Sebentar" Citra menggesek kartu kredit itu kemudian menyerahkan kembali kepada si pembeli. Sekaligus memberikan nota pembayaran lunasnya.
"Lunas ya ibu. Nanti besok jam 11 siang kami antarkan kealamat ibu. Terima kasih atas kepercayaan anda.." ucap Citra ramah.
"Ok. Terima kasih kembali mba..." jawabnya lalu pergi meninggalkan toko Roti itu.
Citra mencatat semua pesanan yang tadi ia terima dan membawanya kedapur untuk di kerjakan oleh para koki dan menempelkan nota satunya di agenda toko untuk pengingat.
"Gila.. hari ini capek banget gue... pembelinya rame banget.." kata Nina salah satu teman Citra.
"Iya sama... gue juga capek banget. Nanti malam bisa tidur nyenyak nih gue.." jawab Citra.
"Cit.. pemesanan yang buat besok ditutup ya. Udah numpuk ini.." kata salah satu koki mengagetkan Citra dan Nina yang sedang mengeluh kecapean. Ia hanya membuka pintu dapur sedikit dan memperlihatkan kepalanya saja yang nongol dibalik pintu.
"Eh.. aduh bang Zaki... ngagetin aja. Iya bang siap..." jawab Citra. Sedangkan Nina masih setia mengelus dadanya. Ia masih merasa kaget. Soalnya tadi suasana memang lagi sepi. Karna waktunya istirahat.
"Siiipp.." jawab Zaki sambil mengacungkan jempolnya dan masuk lagi ke dapur.
"Udah ah.. gue mau sholat dulu." Pamit Citra pada Nina.
"Eh.. tungguin. Gue juga ikut kali.." Nina mengejar Citra yang sudah lebih dulu berjalan.
Mereka sholat di musholla milik toko roti ini dan makan siang yang sudah disediakan oleh koki kantin milik toko roti tempat Citra bekerja.
Perlu diketahui. Citra bekerja di toko roti yang bosnya itu ramah dan baik banget. Musholla disediakan. Kantin makan gratis sepuasnya. Tentu hanya makan siang saja. Selebihnya kalau mau sarapan atau makan malam ya bayar sendiri. Karna pihak toko hanya memberikan fasilitas gratis makan siang saja bagi seluruh karyawan di toko.
Bagi Citra itu sudah lebih dari cukup. Gaji Citra juga sesuai Standar UMR daerah tempat Citra tinggal. Yang penting buat Citra bisa untuk bayar kos dan ngirim ke kampung untuk orang tuanya. Walaupun Citra anak satu satunya. Tapi itu tidak membuatnya manja. Ia tahu betul bagaimana kondisi keuangan orang tuanya. Jadi dia memutuskan untuk merantau setelah lulus SMK.
Tak ada niat sama sekali bagi Citra untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Ia hanya ingin membantu orang tuanya saja saat ini.
Jam 16.30 wib Citra bersiap untuk pulang kerumah setelah tadi ia sholat Ashar dulu di musholla. Ia berdiri didepan jalan untuk menunggu angkot yang lewat depan kos kosannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Mulut Pedas (END)
RomanceHidup Citra berubah derastis sejak bertemu dengan Bumi. ia merasa tidak tenang bahkan ia tak bisa hidup nyaman sekarang. Bumi bagaikan malaikat maut yang kapan saja bisa mencabut nyawa Citra. ia merasa dimanapun ia berada hidupnya tak pernah jauh da...