-Chapt. 9-

1.2K 102 5
                                    

-Vote&Comment-

Setelah sarapan yang berhasil menghabiskan waktu 1 jam, akhirnya kelima pemuda itu sedang fokus pada buku masing masing. Belum ada 1 menit mereka belajar, Lucas sudah melempar buku tebal bertuliskan Matematika itu ke lantai.

“Gue capek baca tulisan disana, gak ngerti, lebih baik besok gue nyontek Jaehyun aja.” Jaehyun yang merasa namanya dipanggil hanya menatap Lucas tajam, kemudian fokus kembali pada bukunya.

“Ekhem…” dehem Johnny tiba tiba, bukan tanpa alasan, dia melihat tangan Jaehyun seperti menarik pinggang Taeyong untuk mendekat, karena deheman itu, Jaehyun melepaskan tangannya.

Johnny menatap bukunya kembali, dia masih memikirkan hal tadi, sedikit curiga dengan dua orang itu, tak lama Johnny berjalan menuju sofa di hadapannya, tempat Jaehyun dan Taeyong duduk.

“Yong, gue agak gak ngerti soal ini, lo bisa jelasin gak?” tanya Johnny.

Taeyong menatapnya sebentar kemudian mulai menjelaskan, tidak sadar kalau sepasang mata sedang menatap sinis keduanya.

Bukankah sudah jelas siapa orang itu? Ya, Jaehyun, wajahnya tetap berada di depan buku, namun tidak matanya, sedari tadi dia menatap pergerakan Johnny yang semakin lama semakin mendekat ke arah Taeyong.

Pemuda Chicago itu memang ingin membuat masalah.

“Ekhemm..” dehem Jaehyun sedikit keras, Taeyong sedikit terkejut lalu menatap Jaehyun yang saat ini terlihat dingin, sedangkan oknum bernama Johnny malah menyeringai, sepertinya dia menyadari sesuatu.

“Sini buku lo, biar gue yang jelasin.” ucap Jaehyun dingin, belum Johnny mengucapkan sesuatu buku yang tadi ada di tangan Taeyong beralih ke tangan Jaehyun.

“Jae—” Johnny kembali terdiam saat Jaehyun menatapnya tajam, isyarat ‘kau bicara, kubunuh kau’, sebaiknya Johnny mengikuti alur saja.

“Emm.. Jae, aku ingin ke kamar kecil.” ucap Taeyong.

Jaehyun menatapnya tidak peduli, sebelum akhirnya dia berdiri dan membantu Taeyong berjalan.

“Loh, lo gak bisa jalan Yong?” tanya Lucas. Taeyong menggeleng.

Kini dua pemuda itu telah hilang ditelan pintu kamar mandi.

“Pikiran lo sama kayak yang gue pikirin gak?” tanya Lucas sambil memandang Johnny dan Yuta bergantian.

“Kenapa?” tanya Yuta, sedari tadi dia diam, tidak memperdulikan apa yang mereka bicarakan.

“Lo curiga gak sih, Taeyong lebih dulu dateng dari pada kita, bisa jadi dia emang disuruh dateng pagi, atau malah nginep disini.” ucap Lucas lirih, mereka bicara berdekatakan agar Jaehyun dan Taeyong tidak bisa mendengar gosipan mereka.

“Terus ya, Taeyong tadi jalannya dituntun, jangan-jangan…” mereka melotot satu sama lain, apakah…

“Gak usah mikir aneh aneh deh, Taeyong jatuh dari tangga.” ucap Jaehyun yang baru saja kembali, tetap dengan Taeyong yang berada di dekapannya.

“Sekarang fokus, besok sampai lo pada gabisa jangan nyontek gue.” ancam Jaehyun, akhirnya hening lagi.

---

“Udah hampir waktunya makan siang, Jae, ada bahan makanan gak di dapur?” tanya Taeyong, dia juga lapar ingin makan.

“Kan gue udah bilang gue gabisa masak, jadi gaada apa apa di dapur, kalau laper pesen aja.” ucap Jaehyun dengan mata masih memandang buku, namun dia masih bisa melihat Pemuda cantik itu menggeleng dengan wajah cemberut.

The Jung'sFam (Jaeyong)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang