Baca mantra lagi yuk...
Bismillah
.
.
.
💎💎💎Kabar bahwa Garis hamil menyebar cepat di area kost an. Meski ini kabar bahagia, suasana di area kost masih mencekam seperti sebelum-sebelumnya.
Biasanya pagi hari kita akan di ganggu oleh teriakan tukang sayur atau paling tidak teriakan jamu Rista. Mereka menghilang, Rista sudah menikah dan memilih untuk tidak berjualan lagi. Sedangkan Argia, jarang lewat karena menemukan spot jualan yang lebih baik dan agak jauh dari kost.
Diantara keduanya, biasanya pagi hari kita juga di ganggu oleh beberapa teriakan nyaring dari microfon Ria. Kini, itu hanya tinggal bekasnya doang di aula depan. Ria juga memilih menghilang dari pandangan kami. Tasya juga sudah memilih bungkam dan jarang keluar kamar. Tidak ada teriakan manja kepada Habib di pagi hari. Sunyi, ini beneran sunyi.
"Mbak,"
Gue yang berniat mengambil gembor kecil untuk di isi air jadi terganggu karena sapaan penghuni baru yang baru keliatan setelah pindahan kemarin lusa.
"Ya? ada masalah?" tanya gue mendekati cewek yang sepertinya memiliki umur dua tahun lebih muda dari gue.
Elgina mengangguk kecil, "Air keran jalannya kecil dan saklar lampunya udah gak berfungsi." jelasnya to the point.
"Saklar lampu di kamar mandi?"
"Iya mbak, gak bisa dinyalain sih pastinya. Kalau mau mandi di malam hari kudu pake lampu dari ponsel."eluhnya
Gue berfikir sejenak, "Nanti gue cek deh, sekalian manggil tukang service nya."
"Oh iya mbak, makasih."
"Santai,"
Gue kembali melakukan apa yang akan gue lakukan tadi dan mengabaikan keberadaan Gina yang entah masih ada di sana atau gak.
"Mbak,"
Oh, dia masih ada.
"Hm?"
"Bisa bawa pacar ke kost gak?"
"HAH?"
Mohon maaf aja, gue kaget pemirsa. Hampir aja leher gue ke cengklak gegara berbalik secara spontan.
"Nanya aja sih mbak, kaget ya."
"Ngapain?"
"Hah?"
Gue natap dia datar, "ngapain ngajak pacar ke kost?" tanya gue tanpa intonasi
"Main?"
"Main apa nyet?"
"Ngobrol aja mbak, sharing-sharing tugas juga."
Gue menghela napas berat, "Bisa tapi batasnya sampai aula aja."
"Aula yang itu mbak?" tunjuknya
"Ya terus? Aula lantai dua? Aula kamar lo?" gue nyolot amat ya, "Bisa, tapi otw gue tendang lo keluar kost." lanjut gue
"Ya gak gitu juga mbak."
"Pokoknya ya, batas suci nerima tamu dari luar itu ya dari gerbang sampai aula doang. No bawa-bawa tamu sampai kamar!" peringat gue.
"Iya mbak iya,"
"Btw, emang lo masih kuliah?"
"Udah selesai sih mbak,"
Gue menyerngit heran, "Terus sharing-sharing tugas yang lo maksud tuh apaan?" todong gue penuh kecurigaan.
"Ya tugas suami-istri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Livin with Caratto✅
General FictionBaca Bismillah dulu biar berkah! Welcome to Caratto Family🌹 Hanya sebuah cerita dari bangunan bertingkat dua, Memiliki 13 kamar yang di sewakan dan dibalik pintu yang berjejer rapi itu, ada cerita yang siap di ungkapkan. 'Arti dari hidup bersama b...