-8-

54 6 1
                                    

Sebelum lanjut. . .
Can u guys help me by voting?
Makasii yang udah :3
-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+

Mon menghela nafas.. dan kini duduk disebelah New.
"Huhh.. Gua.. join kalian lagi boleh ga?" Tanya Mon dengan polosnya, dan juga tidak merasa bersalah.

Reza yang sedari tadi sedang menyantap makanannya, kini ia pun tersedak, sambil menatap wajah New yang mungkin sudah tau bahwa kini Mon membawa rencana lagi. Suara hening.. New tidak menjawab pertanyaan Mon sama sekali. Hanya terdiam memainkan handphonenya, sambil menunggu Reza menghabiskan makan siangnya.

*Tingg..
Notif hp Reza

Reza membuka layar handphonenya dan melihat isi pesannya.

"New?""Ohh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"New?"
"Ohh.. ngerti nih gue.." jawab Reza dalam hatinya.
Ia pun segera menghabiskan makanannya, dan menatap kearah New, menandakan bahwa ia mengerti apa yang New maksud. New tersenyum kecil.. jika dilihat dari senyumannya itu.. menandakan bahwa New sudah tidak mempercayai orang yang sekarang berada disampingnya ini.. 'Mon'.

Mon terdiam sesaat.. pertanyaan yang pertama tadi tidak dijawab sama sekali oleh New. Ia menghela nafasnya.. dan mengajukan beberapa pertanyaan lagi. Berharap diberi kesempatan ke--.. sudah banyak sekali Mon meminta kesempatan nya berulang-ulang. Setelah ia meminta maaf soal ulahnya, ia akan memulai rencana berikutnya. Terus saja seperti itu hingga New muak dengan segala yang Mon perbuat terhadapnya.

"Udah?" Tanya New kepada Reza.
"Gas" jawab Reza dengan singkat.

Mereka ber2 pun segera meninggalkan meja makan dikantin, dan hendak pergi ke kelasnya sekarang juga. Reza hanya bisa menuruti apa yang New minta, karena ia juga dapat merasakan apa yang New rasakan saat ini. Dimana 'Mon' datang kembali lagi untuk meminta kesempatannya yang mungkin sekarang-.. sudah lebih dari 3x kesempatan yang New berikan, hingga tepat hari ini New menolaknya.

Diperjalanan ingin menuju kearah kelas, New membuka pembicaraan terlebih dahulu.

"Ja, lu tau apa yang Mon rencanain kali ini?"

"Emm.. mungkin. Tapi ga gitu yakin sih.. mau tau?"

"Engga." Singkat New yang membalasnya. Reza pun hanya mengangguk saja.

"And--.. lu tau alasan kenapa Mon ngelakuin semua ini?" Tanya Reza.

"Ga. Ga mau tau." Kesal New dalam hatinya.

"Oke" singkat Reza

Ditengah perjalanan menuju ke arah kelasnya, tetiba saja New merasa terpanggil oleh seseorang yang memanggilnya dari arah belakang. Tidak memikirkan hal apapun kali ini. New pun berbalik. Menghela nafasnya.. 'GUA GA MOOD ANJIG. NI ORANG..??!'

Tee. Memperlihatkan senyumannya yang lebar dihadapan New. Dan.. New hanya membalas dengan muka datarnya.

"Sepatu gua dong.."
"Mana?"
"Balikin.. jangan dibuat kenang-kenangan" Tay mulai kepedean. Sedangkan New yang sudah kehilangan moodnya, lagi-lagi hanya menampilkan muka datarnya, dan terdiam--..

"di... rumah."
"Lu jangan kepedean ya TUTUP PANCI!" Kesal New. Karena memang sejujurnya New tidak ingat tentang hal itu. Dan dia juga melupakan tentang sepatu yang sekarang masih berada di tempat laundry.

"Pulang sekolah langsung ke rumah lu."

"ANJING.. GA!" New melampiaskan rasa kesalnya kepada Tee. Namun.. Tee tidak merasakan apapun.
"Lah.. marahh.."
"Lucu." Ucap Tee dalam hatinya.

"Oke.. sepatu lu juga ga akan gua ambil.." ejek Tee.

New terdiam.. seperti terlihat sangat kesal rasanya.. padahal hal sepele seperti ini akan terlihat seperti masalah besar jika ber urusan dengan Tee.

"BANGSt. Terserah" pasrah New.
Tee tertawa kecil.. melihat kearah wajah New yang terlihat menggemaskan baginya.

New membalikan badannya. Berharap Tee tidak membicarakan apapun lagi. Namun--

"Kemana?" Ucap Tee dibelakangnya.

"Hati bapak lu" New, yang merasa malas menjawabnya.

"Udah ga ada" balas Tee.

Upss.. New.. INI DARK SIH..

"Eh.." New terdiam sesaat.
Tidak menganggap leluconnya lucu. New berbalik, perasaannya merasa tidak enak.

"Hehe.. Sorry :)" New tersenyum kecil.

"Mau kemana?" Tee tidak menjawabnya.. ia mulai bertanya lagi.

"Kepo banget si."
"Ke.... Kelas."
"Apa??.. mau ikut?" Ejek New. New tentu saja menganggap perkataannya hanyalah candaan. Tapi.. tidak bagi Tay.

"Ayo"

"LAHH.. GUA BERCANDA!" New terlihat panik. Namun di sisi lainnya, Tee tidak mempedulikannya dan mulai menarik tangan New untuk menuju kelasnya. Jamkos memang hampir habis waktunya, dan Tee hanya berpikir.. "gua bisa tidur aja dikelas New. Lagian kelas udah selesai gini." Tee memang selesai lebih awal hari ini. Guru-guru sedang mengadakan rapat. Terkecuali, Walikelas New yang masih harus mengajar sebentar.
Tee membuka pintu kelas New, dan ia pun masih memegang erat tangan New. Disisi lain, Reza yang sudah berada dikelasnya karena tadi ia meninggalkan New begitu saja, kini ia pun menatap New yang berada dibelakang Tay sambil merasa kebingungan. "Lah.. malah pacaran" dalam hatinya.

"Bangku kamu dimana?" Tanya Tee.

"Y-yaudahh lepas dulu!" Gugup New.
Tee melepaskan genggamannya. Mereka ber2 juga diperhatikan satu kelas. Ada yang berekspresi tidak peduli ataupun kebingungan sambil bertanya-tanya. "KOK NEWWIEE BISA SAMA SISWA ITU SIHH..??!" Jerit salah satu siswi dikelasnya.
New jalan ke arah bangkunya, ditemani Reza yang berada disamping bangkunya itu terlihat seperti sedang mengumpulkan kata-katanya untuk mengejek New nanti.
"Ohh.." Tee memerhatikan New sesaat, setelah itu ia pun ke arah belakang sebentar untuk mengambil kursi yang kosong.
Lalu, Tee menaruhnya disamping New. New terlihat terkejut tetapi ia juga sangat malas untuk menegurnya berulang kali. Tee pasti tidak akan mendengarkannya.

"Ngapain sih.." kesal New disampingnya.

"Nemenin. Sambil tidur." Singkat Tee yang menjawabnya.

"Ga jelas."

"Lebih mendingan saya tidurnya sandaran dimeja atau dipangkuan kamu?" Tee terbangun dari sandarannya diatas meja tadi, kini ia menatap mata New sembari mengangkat satu alisnya.

"GA!dihh.. tidur sana cepet. Ga akan gue bangunin sampe nanti pulang HAHAH" New sedikit terkejut mendengar pertanyaan tadi. "Apaansih" dalam hatinya.

Tee menghela nafas sebentar mendengar ucapan New tadi. Ia mulai menggenggam tangan kirinya New dan disimpan di pangkuannya. New hanya bisa--.. terdiam. "T-TEE!!?". Reza yang melihat semuanya itu hanya bisa menghela nafas panjang..

"Biar saya kebangun kalo udah waktunya pulang dan kamu gerak." Tee beralasan. Merasakan tangan halus New yang sekarang berada pada genggamannya itu. "Ini sih cuma bisa dilakuin sejam.. gimana ya kalo gua bisa selamanya sama ni orang." Tee berucap dalam hatinya.
________________

Guru pun memasuki kelas, saat jamkos sudah selesai. Awalnya memang terlihat kebingungan, saat melihat ada satu siswa yang ia tidak kenal. Apalagi berada disamping New dan berdempetan. Namun ia tidak mempermasalahkannya. Awalnya New mengira Walikelas nya itu akan memarahi Tee dan menyuruhnya keluar, tetapi malahan sebaliknya. Walikelasnya tetap mengajar dengan tenang tanpa mempermasalahkan Tee yang disampingnya itu.
"LOHH.. KO GA DIMARAHIN!?" Ucap New dalam hatinya. Ia pun pasrah, sampai akhirnya kelas pun selesai.

Tangan New masih digenggam erat olehnya. Aslinya, Tee tidak begitu tertidur pulas. Ia masih bisa merasakan gerak gerik New disampingnya, dan juga mendengarkan Walikelasnya itu mengajar.
============================
Lanjut¿? Vote :D
n then follow for more !
Hope u guys enjoy my story about TayNew <3

SETIDAKNYA // -TayNew- (TIDAK BERLANJUT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang