Dipinjam Mamah

38 2 0
                                    


Update lagi nih guys. ..
Simak lagi ya!
Jangan lupa follows  dan votesnya ya!!

Seminggu sudah berlalu tugas luar kota di Bali. Hari-hari yang kita lalui masih sama seperti biasa. Aku sebagai seorang istri dan mas Arkha sebagai suami yang penuh tanggung jawab. Hampir satu bulan ini kehidupan rumah tangga kami makin harmonis dan bahagia. Kami makin dekat dan mulai mengenal pribadi masing-masing. Baik kekurangan maupun kelebihan kami sudah bisa kita ketahui. Kami sudah tidak mempermasalahkan perjodohan kami karena kami sudah bisa saling menerima dan berbagi hati. Meskipun belum secara nyata dan terang-terangan mengungkapkan kata cinta, tapi kami sudah bisa saling menyayangi.

Sebagai pengantin baru kegiatan kami tak jauh dari kemesraan.  Meskipun kami bukanlah pasangan yang menikah karena cinta. Tapi setelah menikah kami sudah terbiasa bersama sehingga tumbuhlah rasa yang bisa dikatakan sebagai cinta. Orang bilang mah 'wit  ing  tresno jalaran soko kulino' ya cinta tumbuh karena terbiasa bersama.

"Mas...capek yah?" Tanyaku mendekati suamiku yang lagi duduk selonjoran di ruang tv. Kebiasaan  mas Arkha kalau habis ashar menonton tv. Itu dilakukannya kalau libur  kerja.

"Nggak, kalau kamu cium" godanya cengengesan.

"Mas Arkha mah sukanya godain mulu. Kalau capek biar aku pijet. Mau gak?" Tanyaku duduk disebelah kakinya dan mulai menyentuh kakinya.

"Cium dulu disini." Jarinya menunjuk bibirnya yang sudah dimonyongkan ke aku.

"Gak ah takut kebablasan. Aku udah capek dari semalam meladeni mas." Ucapku menunduk sambil memijit betisnya.

"Sayang... seorang istri itu ya tugasnya meladeni suami. Emang mau mas dilayani orang lain?" Candanya bersungut.

"Enggak lah. Memang mas gak sayang ya ama aku?" Bibirku menurun sedikit sedih. Ada sedikit embun di mataku. Mas Arkha langsung menarik badanku masuk dalam dekapan nya. Aku sesenggukan ucapan mas Arkha menusuk hatiku. Terasa sakit. Sakit jika harus ditinggalkan oleh orang yang kita sayangi.

"Jangan menangis. Aku cuma bercanda. Cup cup cup..." Mas Arkha berusaha menenangkanku dengan mencium keningku berkali-kali.

Tok Tok Tok

"Siapa yang bertamu ya? Sebentar sayang, mas mau bukain pintu." Ucap  mas arkha sambil beranjak berdiri.

"Iyah... waalaikum salam..." sahut mas arkha membuka pintu.

"Eh, papah, mamah! Masuk pah, mah!" Sapa mas arkha menyalim tangan orang tuanya bergantian.
Aku segera mengusap air mata, dan menyambut kedatangan mertuaku.

"Mamah, papah...silahkan duduk. Mau minum apa mah, pah?" Aku menawarkan minuman setelah mereka duduk.

"Apa aja Sal, gimana bulan madunya?
Sukses?" Tanya papah cengengesan.

"Lagi proses pah." Gak sabar amat sih pah. Baru juga nikah sebulan ditagih cucu mulu." Ucap mas arkha nerocos.

"Mamah seneng kalau kalian bahagia. Apalagi kalau udah ada anak. Itu membuktikan kalau kalian serius membina rumah tangga. Walaupun pada awalnya kalian tidak saling cinta. Tapi hadirnya anak membuktikan kalian sudah bisa mencintai." Ucap mamah berharap.

"Iya mah terima kasih. Mohon doanya." Ucap mas arkha tulus pada mama.

"Salsa, kamu lakuin pesen mamah kan?"tanya mamah kepadaku. Aku mengangguk iya.

BUKAN PERNIKAHAN IMPIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang