Halo semua salam kenal ya!!
Semoga kalian suka sama cerita ini,
follow dulu yuk sebelum baca hehe.Jangan lupa votenya sama komennya
•Happy Reading•
"BOS, ES TEH SEGER BANGET NIH. ASLI" Deva berteriak lantang. Menirukan gaya seekor moyet sedang minum, yang berada di serial tv.
Lelaki itu berlari menghampiri Ray yang masih berada di tengah lapangan. Di belakang Deva terlihat Tyrion, Alan, dan juga Davien yang juga berjalan ke arah Ray.
Mata Ray menyorot tajam, ke arah Deva yang sedang asyik meminum teh dingin dalam kemasan botol tersebut. "Mirip kayak moyet lo, kalak gaya kek gitu" Teman-temannya tertawa mendengar perkataan Ray barusan.
"Sialan lo bos" umpat Deva dengan tawa.
"Gue daftarin casting buat jadi pemeran figuran tuh monyet, bentar lagi" timpal Alan. Sedetik kemudian mendapat jitakan keras dari Deva.
"Gue sih yes" Davien bersedekap dada sok keren.
Tyrion melemparkan teh kemasan botol kepada Ray. Tujuan mereka ke sini adalah untuk melihat Ray, apakah sudah selesai dengan masa hukumannya atau belum.
Ray yang melihat botol minum melayang ke arahnya, dengan sigap menangkapnya. "Thanks yon"
Tyrion menganggukkan kepalanya. Tyrion merjalan beberapa langkah agar dirinya berdiri lebih dekat dengan Ray. "Gimana udah kenal sama dia?" bisiknya tepat di samping telinga Ray.
Ray yang mendengar pertanyaan dari Tyrion, lantas mengangkat alisnya. Tidak mengerti dengan pertanyaan Tyrion.
"Hah?" sahutnya. Wajahnya tampak bingung.
Tyrion mengangkat bibirnya, membentuk senyuman tipis. Senyum yang sangat manis. Siapapun perempuan yang melihat senyum Tyrion ini, pasti akan semakin mengagumi Tyrion. Pasalnya Tyrion merupakan lelaki yang tergolong sangat jarang untuk menunjukkan senyumnya.
"Gue tau. Anak yang lewat di parkiran tadi pagi?" jelas Tyrion.
Ray mencoba mengingat-ingat siapa yang di maksud oleh Tyrion. Bukan karena Ray lupa atau sejenisnya, tapi yang lewat di parkiran tadi pagi itu sangat banyak. "Bany-"
"Cewek yang terakhir lewat. Dan lo liatin sampek bengong. Masi belum inget?" potong Tyrion sebelum Ray menyelesaikan ucapannya. "Dia juga di hukum. Sama kayak lo" lanjutnya untuk memperjelas.
Mendengar penjelasan Tyrion yang sudah cukup jelas itu, spontan Ray menoleh dengan ekspresi sedikit kaget. Tyrion selalu berhasil membaca pergerakannya. Dan semua tebakannya selalu saja benar.
Pebincangan mereka terhenti akibat teriakan Deva yang sangat kencang. "HELLO. DISINI ADA KITA BERTIGA YE"
Davien menggosok telinganya yang terasa pengang akibat teriakan Deva. "DEVAAA. Gak usah di samping gue juga kali teriaknya. Gue lakban juga tu mulut lama-lama" kesal Davien.
Posisi Deva dan Davien dekat. Pantas saja Davien mengatakan itu kepada Deva. Tidak perlu di ragukan lagi, kalau suara Deva saat teriak itu menyamai kerasnya suara toa.
Alan meninju lengan Deva. "Kasian, nanti budeg dia" katanya dengan tertawa.
"Emm..Gue mau nanya sama kalian" Ray berbicara dengan ragu.
"Tanya aja" jawab Alan. Mempersilahkan Ray untuk bertanya.
Ekspresi Davien berubah menjadi masam saat itu juga. Ekspresinya menggambarkan kegelisahan. Kakinya yang tidak bisa diam membuat teman-temannya heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYSHIVA
TeenfikceDia RAYSHIVA KAINDRA, remaja yang menduduki bangku SMA. Memiliki otak yang cerdas membuat banyak orang kagum kepadanya. Tidak hanya itu, dia juga seorang ketua dari sebuah geng perkumpulan remaja seusianya. Sikapnya yang tenang saat menghadapi masal...