1

11.2K 981 49
                                    

Karya pertama jadi maaf kalau masih kaku, bahasa dan tata letak nya amburadul!

-

"Hah" helaan nafas berulang kali terdengar dari seorang gadis remaja. Roella divya Albert, namanya. Ella sendiri sekarang sedang membaca buku novel sambil menghadap kaca jendela. Ia membaca novel untuk menghilangkan sejenak pikirannya dari masalah yang datang bertubi-tubi. Bukannya dia membaik Ella malah semakin tidak baik baik saja.

Bagaimana tidak? Ia dapat melihat pemandangan yang sangat mengharukan sekaligus menyesakkan. Melihat keluarga sendiri berkumpul, bercanda tawa ditaman tanpa dirinya. Tentu membuat ia ingin sekali menangis.

Tapi ia selalu teringat ucapan abangnya, abangnya pernah bilang. Untuk apa menangis? Itu tak akan menyelesaikan masalah. Malah dengan menangis orang yang ingin membuat Ella menderita menjadi bahagia. Karena telah berhasil menjatuhkan nya.

"Aku rindu abang" ucapnya lirih, berusaha menahan isakan yang kapan saja bisa keluar dari mulut nya. Ia juga terus mengalihkan pandangannya ke lain arah, mencoba untuk tak melihat pemandangan yang menyesakkan itu. Tetapi tetap tak bisa! "Tahan, tahan. Jangan nangis. Abang Ray nggak suka sama orang cengeng, buktinya waktu Ella mohon-mohon sama papa, biar abang Ray ngga pergi ninggalin Ella. Papa malah cepat-cepat bawa abang Ray pergi. Bahkan abang Ray ngga sekalipun berbalik untuk melihat Ella, hikss. Abang Ray pasti benci sama Ella karena Ella cengeng" sudah, ia tak bisa menahan lagi isakan itu. Biarkan saja orang yang ingin membuat nya menderita itu bahagia, setidaknya ia bisa membuat orang lain bahagia walaupun dirinya tersiksa.

Tepukan dipundak nya membuat Ella mendongakkan kepala nya untuk melihat siapa dia? Saat sudah tahu siapa dia, Ella langsung berhamburan kepelukan Valeria. Ya, orang yang menepuk pundak nya adalah Valeria albert. Orang yang selalu menjadi tempat nya bersandar dikala bunda dan abang Ray sedang tidak ada.

"Luapkan semuanya, jangan ditahan. Tetapi setelah semuanya sudah di luapkan, kamu harus janji sama kakak buat nggak nangis lagi. Kamu juga berhak bahagia dek, kalau kamu ngga dapat kebahagiaan dari mereka masih ada kakak Vava, bunda dan abang Ray yang akan kasih kamu banyak kebahagiaan dan kasih sayang" ucap Valeria sedikit terisak, demi apapun. Ia sangat tak suka melihat Ella nya menangis. Ella yang selalu menampilkan sifat ceria didepan orang lain. Tetapi berbeda jika ia sedang sendiri terlebih saat ia berada di dalam kamar. Ia sering melihat, ah tidak. Tepatnya setiap tengah malam adiknya menangis tersedu-sedu.

Ella hanya diam sambil terus menangis dengan kencang berusaha meluapkan semua yang ada dipikirannya. Untung kamarnya kedap suara. Bibirnya terasa kaku hanya untuk bicara. Dia sangat iri pada anak-anak seusianya diluar sana, disaat anak-anak lun menikmati masa-masa pertumbuhan dengan ditemani orang tua yang banyak memberikan kasih sayang. Tetapi berbeda dengannnya, di usia yang masih terbilang muda? Di usia 9tahun ia sudah mengalami kekerasan yang disebabkan oleh ayah dan bundanya yang dulu sering bertengkar karena ayahnya ketahuan selingkuh berkali-kali, bukan hanya dirinya Abang nya malah lebih parah darinya. Abang nya Ray pernah dicambuk hanya karena tidak belajar sehari karena sakit. Di keluarga besar ayahnya, memang ajarannya keras. Tetapi apakah mungkin jika anak umur 11 tahun harus mengalami hal sepertinya itu? Tentu saja tidak. Mental anak bisa terganggu kalau terus terjadi.

Untung nya dulu ia dan Abang Ray dibawa kakek dan nenek dari pihak bunda ke Bandung untuk memulihkan mental mereka yang sedikit terganggu. Saat usia Ella 15 tahun dan usia Ray 17 tahun, mereka terpaksa berpisah. Karena orang tua mereka memutuskan untuk bercerai. Hak asuh Ella berada di bundanya sedangkan Hak asuh Ray berada di ayahnya.

Setelah beberapa menit tangisan Ella mulai mereda, Ella melihat jam dinding menunjukkan pukul 18.00 wib, dengan segera Ella menghapus jejak air matanya dan beranjak untuk mandi karena 1 jam lagi akan mulai acara makan malam. Ella takut mereka akan menunggu jika Ella tak cepat siap-siap. Padahal masih 1 jam lagi. Sedangkan Valeria juga pergi menuju kamarnya sendiri yang berada tepat disamping kanan kamar Ella. Untuk bersiap-siap sama seperti Ella.

Figuran ( Imut )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang