4

8.8K 855 8
                                    

Sedangkan ditempat itu.

"Bos, bos. Sepertinya ada polisi" ucap salat satu bawahan yang menyerang pria paruh baya itu.

"Iya kau benar, bagaimana ini bos?" Ucap satunya di angguki yang lain.

"Heh bukan kah ini daerah yang jarang sekali polisi lewati, kenapa tiba-tiba ada suara sirine polisi di saat kita sedang bekerja"

"Bodo amat mending cabut, aku tak mau mendekam di dalam penjara." Lanjut boss itu kemudian menuju mobil nya dengan diikuti oleh para bawahan nya kemudia pergi dari sana meninggalkan satu pria paruh baya yang sudah terlihat lemas, terbukti ia hanya rebahan santuy, eh. Tentu saja tidak hanya bercanda.

-🤡-

Ella yang melihat kondisi mulai aman, segera menunju pria paruh baya yang sedang terkapar. Banyak sekali luka-luka nya karena memang lawan nya tak seimbang.

Dengan segera Ella menaruh kepala pria paruh baya itu ke pangkuan nya, kemudian menepuk pelan pipi pria itu. "Om nggak mati kan? Plis jangan mati dulu ya. Soalnya nggak ada yang ngangkat tubuh om nanti" laknat sekali si Ella, malah berkata yang tidak-tidak seperti itu.

Pria paruh baya yang mendengar suara seorang remaja yang sepertinya berbicara padanya, setelah membuka mata ia melihat wajah seseorang. Uh, menggemaskan sekali!

"Om, jangan ngelamun ishh. Nanti kesambet loh." ucap Ella dengan mengerucut kan bibir nya.

Pria yang sedari tadi hanya melamun tersentak mendengar suara gadis yang telah menolong nya. Melihat wajah gadis penolong nya yang sepertinya sangat kesal. Merogoh kantong mengambil handphone kemudian men chat asisten nya.

Andre

Send lokasi

Jemput saya, saya tunggu 5 menit dari sekarang.

Setelah mengirim pesan singkat itu, ia memasukkan kembali ponsel nya. Melihat gadis penolong nya yang ternyata berada di salah-satu kursi taman yang berada di seberang. Menoleh kanan dan kiri, dengan cepat ia menyebrang kemudian duduk disamping gadis penolong nya.

"Terimakasih, dan siapa namamu?" kata pria paruh baya itu memulai pembicaraan.

Ella yang sedari melamun tersentak kaget, tak lama ia menjawab "Sama-sama, dan namaku Rosella. Om bisa manggil aku dengan nama Ella." ucap Ella dengan senyum manis.

Pria paruh baya itu ikut tersenyum, tetapi hanya tersenyum tipis. Melihat situasi hening Ella pun berusaha mencairkan suasana. "Em, kalo boleh tau nama om siapa ya?" walaupun ragu, ia tetap bertanya karena ia tak tau siapa nama pria itu. Tapi jika dilihat dari pakaiannya ia tau bahwa pria paruh baya didepannya ini adalah orang penting.

"Nama saya Robert alvandra"

Ella yang mendengar nama pria paruh baya itu pun hanya mengangguk-angguk an kepala nya, menyodorkan tangan nya berniat untuk menjabat tangan sebagai tanda perkenalan.

Robert awalnya bingung kenapa gadis ini tak kaget saat mendengar nama nya, apalagi marga nya. Apakah gadis didepannya yang bernama Ella ini tak tau bahwa ia adalah orang terkaya nomer 1 didunia?. Walaupun sedikit bingung ia tersenyum tipis dan membalas jabatan tangan itu.

"Bos"

Ucapan seorang pria yang sepertinya masih berusia 25 tahun keatas itu mengalihkan perhatian Ella dan Robert.

Karena tak mendapat jawaban, ia kemudian mendekat memastikan itu adalah bos nya. Ketika berada dihadapan pria itu matanya melotot melihat wajah bos nya yang sudah banyak lebam-lebam.

"Apakah kau baik-baik saja? Perlukah kita kerumah sakit?" ucap nya sedikit khawatir.

Robert yang mendengar penuturan asisten nya pun menaikan satu alisnya. "Tenang, hanya luka kecil seperti ini. Tak perlu di bawa kerumah sakit, besok juga hilang" ucapnya acuh tak acuh.

Robert berdiri kemudian menatap Ella. "Ella kau mau ku antar kemana? Ini sudah malam anak gadis seperti mu tak baik jika berada di luar saat malah hari apalagi tempat yang sepi" ucap Robert panjang lebar, Andre yang sebagai asisten Robert membulatkan mata tak percaya. Tumben sekali bos nya ini berbicara panjang lebar dan lebih wow lagi adalah seorang gadis asing.

Ella yang ditanya seperti itu bingung, dan dengan polosnya ia menjawab. "Aku tak punya rumah biasanya aku tidur di depan toko-toko yang sudah tutup, hehe." ucap nya dengan sedikit tertawa canggung.

Robert yang mendengar itu terkejut, apakah gadis didepannya ini tak punya keluarga?. Entah pikiran dari mana itu, ia seperti menginginkan Ella menjadi anaknya. Istri dan para anak laki-laki nya itu pasti senang jika mereka mempunyai adik perempuan yang begitu menggemaskan.

"Kalau begitu maukah kamu tinggal di rumah saya bersama istri dan anak saya?" nada yang terdengar seperti perintah itu tentu saja mengangetkan Andre lagi dan lagi.

Ella yang mendengar itu kemudian berpikir, "maaf deh om. Makasih banget udah nawarin aku tapi maaf ya. Aku nggak bisa nerima." ucap Ella merasa sedikit bersalah.

"Kenapa?"

"Udah kebiasaan tinggal sendiri, hehe" bohong jika ia berkata seperti itu. Nyatanya ia hanya tak ingin menyusahkan orang lain.

"Hm yasudah, tapi saya akan memberikan kamu sebuah apartemen sebagai tanda terima kasih" ucap Robert, ia juga tak bisa memaksa Ella untuk tinggal dirumahnya jika Ella tak mau.

Tanpa banyak kata Ella mengangguk. Rejeki tak datang dua kali bukan? Jadi daripada ditolak mending langsung diterima saja.

Robert terkekeh kecil seraya mengajak Ella masuk kedalam mobil nya untuk pergi ke apartemen baru Ella.

Flashback selesai.

-🤡-

902 kata

Hai pada kangen nggak nih? Sebenarnya aku mau up ini malam tadi, cuma aku ketiduran hehe.

Sama seperti part 3, aku nggak baca ulang part ini. Nulis langsung publis, eh nggak di draft dulu karena ini sebenernya 1 part sih. Tapi karena nggak ada ide jadi ku buat 2 part, maaf kalo kedikitan.

Kalo ada yang kurang nyambung dan typo tandain aja ya biar aku revisi.

Jangan lupa tekan bintang nya ⭐

Sampai jumpa di part selanjutnya👌.

29 Oktober 2021.

Figuran ( Imut )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang