13. Asing

464 103 22
                                    


Ini sudah seminggu Jihyo menjauhi Tzuyu. Ia mengurangi waktu di kost an dan lebih memilih berlama-lama di kampusnya.

Tak ada lagi acara menebeng Tzuyu saat ingin berangkat atau pulang kuliah.

Sudah berkali-kali Tzuyu mengajak Jihyo berbicara namun Jihyo selalu mengakatan bahwa dirinya sibuk. Padahal ya Jihyo sedang tidak ada acara apa-apa.

Seperti saat ini Jihyo menghabiskan waktu sorenya setelah kelas tadi di kantin fakultasnya. Ia tengah memakan roti sambil fokus dengan laptop yang ada di hadapannya ini.

Suara dering telpon yang sedari tadi berbunyi tak kunjung ia angkat. Membiarkan Tzuyu untuk terus menghubunginya.

"Gak mau diangkat? Berisik tau Jih. Gimana kalau aku yang angkat?" tanya laki-laki tampan yang baru saja duduk di kursi depan Jihyo.

Jihyo menahan tangan laki-laki itu yang ingin mengambil ponsel Jihyo, "Gausah deh kak, gausa ditanggepin, aku lagi males juga,"

"Emang siapa sih? Pacar kamu?"

"Engga temen aku doang itu," balas Jihyo sambil memakan rotinya.

"Temen rasa pacar?" goda lawan bicara Jihyo.

"Apaansi kak, dia udah punya pacar juga,"

"Udah aku bilang, gausah panggil kak. Panggil nama aja, kita kan udah deket. Gausah terlalu formal,"

"Iyadeh Daniel,"

Daniel yang mendengar itu hanya tersenyum.

Iya, laki-laki itu adalah Daniel, kakak tingkat Jihyo di kampusnya. Laki-laki tampan dan penuh kharisma ini memang sudah cukup dekat dengan Jihyo 2 tahun lamanya.

Mereka dekat berawal saat fakultas mereka mengadakan suatu acara dan Daniel lah yang menjadi ketua panitia itu. Sedangkan Jihyo mendapatkan bagian sie acara. Mereka banyak bertemu kala itu untuk membahas kegiatan acara. Dan hingga sampai sekarang mereka cukup dekat.

Satu-satunya kakak tingkat yang dekat dengan Jihyo hanyalah Daniel. Daniel yang cukup ramah membuat Jihyo merasa aman dan nyaman saat di dekatnya.

Kembali lagi ke topik awal. Kini Daniel tengah menemani Jihyo di kantin. Mereka tengah sibuk dengan urusannya masing-masing. Jihyo yang sibuk dengan laptopnya sedangkan Daniel sibuk dengan ponselnya.

Hingga akhirnya Jihyo membereskan laptopnya, "Niel, aku balik duluan deh ya,"

"Pulang naik apa Jih?" tanya Daniel setelah mengalihkan pandangannya dari ponselnya.

"Naik ojek, atau gak bus sih,"

"Mau pulang bareng aku gak?" tawar Daniel.

"Engga usah deh, takut ngerepotin, rumah kamu sama kost-an aku juga gak searah," tolak Jihyo.

Ia merasa tak enak, karena memang Daniel pernah mengajaknya mampir ke rumahnya waktu itu, dan arah rumah Daniel berlawanan dengan tempat kost Jihyo.

"Yaelah, kaya sama siapa aja. Udah ayo, bisa hemat uang juga," Daniel mengambil tasnya kemudian menarik tangan Jihyo.

Jihyo akhirnya menurut dan membiarkan Daniel terus menarik tangannya.

Sesampainya di parkiran Jihyo melihat ada Tzuyu yang tengah duduk di motor scoopy hitam. Tzuyu juga melihat Jihyo yang tengah berjalan ke arah parkiran dengan seorang laki-laki.

Tzuyu turun dari motornya dan menghampiri Jihyo, "Kak,"

"Ayo pulang sama aku," ajak Tzuyu.

Daniel yang memang baru pertama kali bertemu dengan Tzuyu bingung.

DINGIN (jitzu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang