21. Menagih Janji

677 113 44
                                    


"Makasih ya bu, saya permisi," pamit Tzuyu pada bu Yul.

Ia pergi keluar meninggalkan ruang guru. Di depan ruang guru sudah ada dua sahabatnya yang menunggu

"Gimana? Aman? Beres? Gak kena omel kan?"

"Aman beres, yuk Bu Sri," ujar Tzuyu sambil merangkul kedua sahabatnya yang lebih pendek darinya.

Ketiganya pun kini sampai di warung bu Sri. Memesan nasi campur dan tak lupa juga dengan teh hangat.

"Kamu bakal di kampusnya kak Nayeon Chaeng?" tanya Tzuyu sambil menyuapkan satu nasi pada mulutnya.

"Iya, bakal kemana lagi emang? Gamau keluar kota,"

"Biasa lah anak mama," Sahut Dahyun.

"Mau marah, tapi emang bener aku gabisa jauh dari mama," balas Chaeyoung sambil tertawa membuat yang lainnya juga ikut tertawa.

"Kamu Hyun?" sekarang Tzuyu bertanya pada Dahyun.

"Sama kaya Chaeyoung si,"

"Sekampus bareng kak Sana dong?"

Dahyun mengangguk, "Sama kak Jihyo juga,"

Mendengar nama Jihyo diucapkan, Tzuyu teringat akan sesuatu.

"Btw, kalau janji, itu harus ditepati kan?" tanya Tzuyu tiba-tiba.

"Kenapa emang?" Dahyun menatap Tzuyu heran.

"Engga si, cuma kalau udah janji harus ditepati kan ya?"

"Iya," Chaeyoung yang tak mau ribet pun segera menjawab.

"Kenapa emang?" Dahyun bertanya lagi.

"Kak Jihyo pernah janji, katanya kalau nilai ujian aku bagus, dia bakal nurutin satu permintaan aku,"

"Ck, gausa ngarep lah Tzu. Ayo move on, mau apa lagi si emang," Chaeyoung terlihat kesal mengetahui Tzuyu sepertinya masih berharap pada Jihyo.

"Engga ada si,"

"Udah-udah, kita seneng-seneng aja sekarang dulu," Dahyun menengahi.

.

Pukul 7 malam, Tzuyu baru saja mengganti bajunya, ia berniat pergi ke rumah Chaeyoung karena ada acara makan-makan disana seperti biasa.

Mama dan kakaknya sudah terlebih dahulu pergi kesana, Tzuyu memilih naik motor karena nanti ia juga akan menginap bersama Dahyun disana.

Setelah mengunci pintu rumahnya ia membuka gerbang. Dan tak disangka, ada Daniel dan Jihyo yang tengah berbincang.

Tzuyu tersenyum kaku sebelum kemudian kembali ke arah motornya.

Ia menunggu Daniel pergi dan juga menunggu Jihyo masuk ke dalam.

10 menit menunggu akhirnya Jihyo masuk ke dalam. Ia menatap Tzuyu beberapa detik kemudian membuang muka lagi.

Tzuyu beranjak dari motornya, menahan lengan Jihyo, "Kak"

"Ada yang perlu aku omongin kak,"

Jihyo menarik lengannya kasar, "Apa?" dengan nada dingin Jihyo akhirnya berani menatap Tzuyu.

"Tentang kita,"

"Aku udah bilang sama kamu, gak ada lagi yang perlu kita omongin tentang kita. Masalah kita udah selesai, aku dan kamu udah se-"

"Apa? Apa yang selesai?" Tzuyu memotong ucapan Jihyo.

"Masalah kita gak pernah selesai. Kakak yang lari dari masalah, kakak yang ngehindar dan aku terpaksa ngelakuin hal yang sama. Tapi semakin kesini aku semakin capek, mau sampe kapan kakak pura-pura ga kenal sama aku? mau sampe kapan kak?" Tzuyu menahan suaranya agar tidak terlalu keras, karena takut anak kost lain mendengarnya.

DINGIN (jitzu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang