"Iya bentar lagi, ini udah siap tinggal turun aja Chaeng,"Tzuyu yang tengah berkemas kini sedikit kerepotan karna Chaeyong menelponnya untuk menyuruhnya segera. Ya bagaimana tidak, waktu penerbangan Tzuyu dua jam lagi sedangkan perjalanan dari rumah menuju bandara bisa memakan satu setengah jam sendiri.
Tzuyu segera menggunakan Hoodie nya, membawa tas ransel dan membawa kopernya, tidak lupa tas selempang yang selalu ia gunakan karna pemberian dari Jihyo.
Setelah dirasa sudah tidak ada yang ketinggalan ia segera meninggalkan kamarnya, namun sebelum itu ia menoleh ke dalam kamarnya, memandangi kamarnya untuk kali terakhir. Melihat kenangannya bersama seseorang yang sampai ini masih belum bisa ia lupakan. Iya, jihyo.
Ia pun segera menutup pintu kamarnya. Menuruni tangga dan keluar dari rumahnya. Di depan rumah sudah ada kedua orangtuanya, kak Nayeon dan pacarnya, Chaeyong, Dahyun, Mina, dan Sana.
Ia seseorang yang ingin ia temui tak ada. Melihat Tzuyu seakan mencari seseorang, Sana yang mengerti hal itu langsung memberi tau Tzuyu, walaupun merasa sedikit tidak enak.
"Jihyo nitip salam, dia bilang kemungkinan dia gabisa nganter kamu soalnya lagi ada acara sama keluarganya Daniel,"
Tzuyu yang mendengar itu hanya bisa tersenyum miris, dan kemudian mengangguk berusaha mengerti keadaannya.
Tzuyu pun berpamitan kepada orang tuanya dan Kak Nayeon. Mereka tidak ikut mengantar Tzuyu sampai bandara karena mereka bisa menangis lebih lama jika ikut.
Tzuyu diantar oleh Sana, Mina, Chaeyong, dan Dahyun.
Setelah berpamitan mereka pun segera pergi ke bandara. Di perjalanan Tzuyu terlihat sedikit murung, ia butuh Jihyo. Dahyun yang melihat itu berusaha sedikit menenangkan.
"Udah Tzu gausa dipikirin, kamu tau sendiri kan kak Jihyo sibuknya kaya gimana. Apalagi udah diajakin sama keluarga pacarnya, masa bisa nolak,"
Tzuyu menghela nafasnya, "Ya tapi masa gabisa sih Hyun, nyempetin waktu bentar doang. Kita gabisa ketemu lagi loh. Ini kesempatan terakhir, apa emang dia seneng ya? gabakal ketemu sama aku,"
Sana menepuk pundak Tzuyu pelan, "Tzu jangan gitu ah. Dia udah banyak nyempetin waktu buat kamu, dia dateng ke acara perpisahan kamu, dia juga dateng ke acara liburan kita kemarin, ini waktunya dia sama pacarnya. Apalagi Daniel ulang tahun sekarang,"
Tzuyu diam, dia tidak membantah. Dia sadar, dia bukan siapa siapa Jihyo. Bukan seseorang yang berarti di hati Jihyo, jadi untuk apa Jihyo selalu menuruti keinginannya?
Suasana hati Tzuyu tidak membaik jadi selama perjalan hanya ada suara lagu dari mobil Chaeyong.
Satu jam berlalu dan akhirnya mobil mereka sampai di bandara. Dahyun membantu membawa tas milik Tzuyu.
Tak disangka ternyata disana sudah ada Jihyo yang tengah melambaikan tangan kepada mereka semua.
Senyum tercetak manis di wajah Tzuyu, membuat yang lain juga ikut tersenyum.
Tzuyu berlari kecil menghampiri Jihyo yang tengah merentangkan tangannya lebar siap untuk dipeluk oleh Tzuyu.
Tzuyu memeluk Jihyo erat sambil berbisik, "Aku kira kakak gabakal dateng,"
Jihyo terkekeh, melepas pelukannya dan merapikan rambut panjang Tzuyu yang sedikit berantakan.
"Masa ga dateng sih buat nganterin adek kesayangan kakak,"
Tzuyu yang mendengar itu hanya tersenyum kecut.
"Udah Tzu bentar lagi jadwal kamu terbang," Chaeyong mengingatkan.Tzuyu tersenyum kemudian memeluk Chaeyong, setelah itu berpesan "jaga diri baik-baik, jangan gegabah kalau mau ngambil keputusan"
KAMU SEDANG MEMBACA
DINGIN (jitzu)
Random"Tak selamanya yang hangat akan terus hangat. Nanti akan ada waktunya ia berubah menjadi dingin,"