5. Serangan

376 53 6
                                    


R E D
    W I N E

•R E D    W I N E•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

00.15 AM

Tepat pukul 12 malam Alpha Throne menginjakkan kakinya di kota Denver. Jaemin mengemudikan mobil yang ia mereka sewa. Sedangkan San memilih membawa motor.

"Kita akan ke bagian selatan. Disana ada pintu masuk yang paling sering di lalui" Jaemin menambah kecepatan mobilnya. Jeno melirik Jaemin, gila bahkan ini mobil sudah dengan kecepatan full.

"Baiklah, siapkan senjata mu tuan Choi" Jeno mengecek kembali senapannya. Agar tidak terjadi kesalahan saat mereka melakukan penyerangan.

"Tentu" mobil usang itu menepi berjarak 100 meter dari pintu selatan. Mereka berdua turun dari mobil. Tempat ini adalah parkiran. Cukup berani Choi Jaemin menaruh mobilnya disini, pikir Jeno.

Jeno berjalan menuju bangunan yang ia yakini sebagai gudang. Mencari tempat persembunyian. Sudah tugasnya menembak jarak jauh. Ia melihat Jaemin dengan Mingi berjalan bersama, lalu keduanya berpisah karna Mingi naik ke atas gedung. Dia pemanjat yang bagus, Jeno memujinya.

Dor!

Sebuah tembakan lolos, Jaemin merubuhkan salah satu penjaga. Sedangkan rekannya mulai menyerang Jaemin. Perkelahian itu sungguh menarik di mata Lee Jeno. Choi Jaemin berkelahi tanpa aturan. Ia bergerak sesuai dengan pemikirannya dan terlihat indah seperti sebuah tarian pembunuh.

Dor!

"Sorry aku malas membuang tenaga di awal" Jaemin masuk kedalam. Ia mengambil id card milik orang tadi. Mungkin berguna.

.

Disisi pintu utama ada San, dia sudah bergelut dengan 2 orang penjaga dari tadi. Tangannya meraih kedua lengan mereka bersamaan.

Sreett

Bugh!

Krakk!

Salah satunya ia pelintir, bunyi tulangnya terdengar jelas. Sedangkan yang satunya San tendang hingga tersungkur. Oke San pastikan mereka cedera.

"Cukup aman" ia masuk ke dalam gedung. San berjalan di sebuah lorong, memastikan bahwa ia tak salah jalan. Lorong cukup luas itu membawanya pada sebuah aula, dengan banyak ruangan. Ya sekitar 8, dan itu akan menjadi jalan menuju lorong lorong lainnya. San menepi, ada seseorang berjalan dari arah kanan.

Brakk!

"Siapa kau?" Orang tersebut tersungkur. Sebelum orang itu mencoba berdiri, San lebih dulu menginjak punggungnya. Ia mengangkat kepala pria itu.

"Everest" Bisiknya. Tubuh pria yang lebih besar itu San balik. Lalu menghajar mukanya. Pria itu masih mencoba melawan. Ia menahan tangan San, menendang kaki si pemilik club malam itu hingga posisi mereka terbalik.

RED WINE - WooSan & NoMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang