•
R E D
W I N E
••
R E D
W I N E
•Lee Jeno tersenyum puas sambil menggandeng putra temannya, Bangchan. Ia membawa anak usia 12 tahun itu ke dalam bar Alpha.
"Hy baby" Bangchan menanti di sebuah sofa. Menarik tangan Jeongin, putranya ke dalam pelukan.
"Terimakasih Jeno, apakah Jeongin merepotkan?" Pertanyaan Bangchan membuat Jeno melengos.
"Anak mu sangat pendiam" ujar Jeno di hadiahi tawa Bangchan.
"Hahaha maafkan aku" ujar yang lebih tua.
"Santai saja, untung nya dia tak manja dan cengeng." Ujar Jeno menepuk bahu Bangchan. "Aku ingin memanjakan mata" Jeno pergi bergabung dengan kerumunan orang orang yang memandang puja pada striper andalan Bar Alpha Throne, Freya dan Nana.
"Hey anak baru" Lucas menyenggol badan Jeno kuat. Sniper Snake House itu mendengus.
"Kau mencari Nana?" Lucas bertanya. Mengikuti pandangan Jeno pada panggung.
"Nana?" Jeno menyerngitkan dahi.
"Jaemin" ujar Lucas pelan.
"Berapa harga mereka?" Bangchan datang. Menghidupkan rokoknya dan menghisap asap nikotin tersebut.
"Freya 300 juta satu jam. Nana 350 juta, belum termasuk make out" Lucas menjelaskan dengan senyum miring terpatri di wajahnya, menatap dua lelaki beda umur yang sudah mengunci mangsa. Lucas juga harus mendapatkan cuan dari keduanya.
"Pantas saja Choi San cepat kaya" Bangchan terkekeh.
"Jadi gimana, aku tau kalian mengincar striper limited kami" Lucas menaikkan alisnya.
"Aku booking Nana, full" Jeno melirik Jaemin yang sedang tersenyum nakal ke arahnya "Sial" umpatnya.
"2 milyar Tuan Lee, mau di bawa atau di-"
"Aku bawa" Jeno mengeluarkan black card nya. Memberikan pada Lucas yang tersenyum lebar.
"Senang berbisnis dengan anda tuan Lee"
"Hahahaha astagaa aku pikir bercanda, aku menunggu Freya selesai saja daripada harus memperkaya San" Bangchan mengejek Jeno. Ia melirik Hyunjin, suaminya yang masih saja bekerja sebagai striper. Tak masalah bagi pria Australia itu karna Hyunjin hanya menari untuk menghabiskan waktu.
"Cih, kau itu suaminya Hyunjin bukan Freya" Jeno berdecih.
"Aku pelanggan yang booking Freya seumur hidup" Bangchan menghembuskan nafasnya ke wajah Jeno. "Selamat menikmati malam indah mu Anak muda" Jeno hanya mengangguk. Kemudian meninggalkan dua orang yang lebih tua darinya itu.
Jeno mendekati panggung, menarik tangan Jaemin yang terulur. Ia menangkap badan Jaemin. Jeno menggendongnya keluar dari bar. Lelaki yang lebih tinggi itu memasukkan Jaemin kedalam mobilnya.
"Menurut lah, aku sudah memesan mu" ujar Jeno mendapati raut bingung Jaemin.
"Ha?"
"Aku tidak di sewa Jeno, Lucas menipu mu" Jaemin menutup mulutnya menahan tawa yang akan keluar. Sedangkan Jeno menghela nafas.
"Biarkan saja" Jeno merengkuh pinggang Jaemin. Melumat bibir tipis itu dengan lembut. Jeno menumpahkan kerinduan nya disana.
"Eungh" tangan kekarnya menelusup kedalam celana Jaemin. Meremas bongkahan sintal itu hingga empunya mendesah. Jaemin mengalungkan tangannya pada leher Jeno. Membiarkan sang dominan menanggalkan celananya perlahan.
"Aku merindukanmu" bisik Jeno. Menjilat telinga Jaemin lalu memberikan kecupan pada lehernya. Jeno memberi jarak, duduk bersandar dan Jaemin tersenyum senang. Ia segera turun dan berlutut di depan Jeno. Menatap sang kekasih dengan mata sayu yang meminta.
"suck my dick baby"
Jaemin membuka resleting celananya. Mengelus kejantanan dominan itu dan memijatnya. Jaemin memasukkannya kedalam mulut. Menjilat palkon itu dengan sensual dan memajukan mundurkan wajahnya. Tak lupa twinsball itu ia remas membuat Jeno menggeram rendah.
Gerakan Jaemin semakin liar, Jeno menjambak rambutnya menyalurkan kenikmatan yang ia rasakan.
"Sshh good boyh" Jeno menarik kepala Jaemin. Penisnya sudah berdiri tegak hasil kuluman Jaemin.
Jaemin merangkak di atas pahanya. Menggesekkan hole nya pada kejantanan ereksi itu. Jeno menahan pinggangnya. Menghentakkan miliknya masuk dengan paksa.
"Akhh" Jaemin meremas rambut Jeno. Menahan perih di bagian selatannya karena tidak melakukan pemanasan. Kemudian ia bergerak menaik turunkan pinggulnya sambil memagut bibir.
"Emnnhh"
"Ahhhh"
"Shh masih sempit saja" Jeno menggigit bibir bawah Jaemin. Melesakkan lidahnya menelusuri rongga mulut lelaki Choi.
Jaemin berhenti bergerak, merasakan juniornya di genggam Jeno dan milik pria itu sudah membesar di dalamnya. Jeno mengocok milik Jaemin, memijit dengan cepat hingga pria itu mencapai puncak.
"Aku mau keluarhh"
Jeno menggerakkan pinggul Jaemin dengan cepat. Ia semakin merasakan miliknya berkedut dan dinding prostat Jaemin yang mengetat. Milik Jaemin juga sudah mencapai puncaknya. Menumpahkan cairan kental itu di perut keduanya.
"Hahh shh" Jaemin mengambil nafasnya dan mencium bibir Jeno secara kasar. Milik Jeno sudah menumpahkan isinya. Si dominan memutus ciuman. Mengangkat dagu Jaemin dan mengecup rahangnya. Memberikan tanda pada leher mulus Jaemin.
"Ah aku juga merindukanhh mu sayang" Jaemin memejamkan matanya ketika nipple nya di hisap oleh Jeno. Tangan lelaki itu juga gak membiarkan yang satunya menganggur. Sibuk memilin dan mencubit cubitnya pelan. Jaemin menekan kepala Jeno ke dadanya.
"Big babyhh" Jaemin terkekeh di sela racauan nya. Menikmati segala sentuhan dan jilatan sang sniper tercinta nya. Jeno melepaskan hisapannya. Menatap manik biru Jaemin dalam. Ia mengelus pipi putih dengan rona yang kentara itu.
"Besok kita akan bertugas" ujar Jeno. Ia mengecup kening Jaemin dan menarik miliknya keluar. Jeno mengambil tisu dan membersihkan paha Jaemin dengan lembut. Merapikan pakaian pria yang lebih pendek itu dan juga celananya.
"Good night baby" Jeno mengecup bibir tipis itu kembali. Kemudian memeluknya dalam dekapan hangat. Mereka memutuskan untuk tidur di mobil saja malam ini.
•
R E D
W I N E
••
R E D
W I N E
•Part nya maksa sih ini...🙂🙂
KAMU SEDANG MEMBACA
RED WINE - WooSan & NoMin
ActionSebuah Bar bernama Alpha Throne di Los Angeles menjadi saksi bisu kehidupan baru Choi Jaemin dan pamannya Lee Jeno x Na Jaemin Jung Wooyoung x Choi San Top/dom Woo Sub/bot San