02.00

707 98 4
                                    

Ceklek!

"PAPI! KAN SUNOO UDAH BILANG KALO SUNOO LAGI LIBUR!"

Papi menggelengkan kepalanya saat mendengar omelan tersebut keluar dari bibir si kecil, lihatlah bahkan anak itu masih berdiri di depan pintu.

"Masuk dulu, Sunoo."

Dengan bibir yang dimajukan beberapa senti, Sunoo masuk ke ruangan papi sambil menghentakkan kakinya. Ia duduk di sofa dan melipat tangannya, tak lupa salah satu kakinya ditumpu diatas kaki yang lain.

"Ngambek?" tanya papi retoris.

"Enggak, lagi galau." jawab Sunoo sambil memalingkan wajahnya.

"Sok-sokan ngambek, jelek banget." ejek papi yang membuat Sunoo melotot.

"APA PAPI BILANG?!"

"Sunoo jelek." papi tersenyum tipis.

"Sunoo cantik!" Sunoo menatap papinya dengan mata tajam, seolah mampu melubangi kepala sang papi dengan tatapannya itu.

Terkekeh, akhirnya papi menyerah. "Iya, anak papi yang kecil ini memang cantik."

"Iya, Sunoo tau Sunoo cantik. Ga usah muji-muji, cepet bilang mau apa." Nah kan, galak lagi.

"Hancurkan rumah keluarga Yang." Satu kalimat yang dilontarkan papi membuat Sunoo menatapnya bingung.

"Hah?"

"Bukan rumah, tapi keluarga Yang." Ulang papi.

"Kenapa? Kan mereka baik sama kita. Tiga bulan kita jalin pertemanan sama bapak tua dan tante cantik itu, aman-aman aja setau Sunoo."

"Mereka ga se'aman' yang Sunoo bilang."

"Maksudnya?" Sunoo mengernyitkan dahinya, ia memiringkan kepalanya dengan mata mengerjap.

"Udah hancurin aja, bunuh bapak tua sama tante-tante itu. Habiskan semua yang ada disana, tapi kalau ada yang kabur biarin aja itu urusan belakang."

Sunoo mengangguk pelan, "Oke..."

"Satu lagi,"

"Apa?"

"Bawa pulang semua orang yang ada di rumah serba putih."

"Hah?" Jujur, papi ingin tertawa melihat anaknya yang seperti penjual keong sedari tadi. Wajah kebingungannya itu, sangat lucu.

"Udah, kerjakan aja."

"Tapi Sunoo lagi libur, minta Dayeon aja." Sunoo kembali melipat tangannya didepan dada.

"Bagaimana bawahan bisa bergerak kalo ga ada perintah dari atasan?"

"Kan Dayeon juga anak papi!"

"Tapi kan penerusnya Sunoo." Balasan dari papi membuat Sunoo kesal. Mengapa kembarannya itu tak mau menjadi penerus? Gadis cantik itu malah lebih memilih untuk menjadi sutradara film, ya walaupun terkadang ia juga ikut dalam misi Sunoo saat ia sedang bosan. Tapi tetap saja, ingatkan Sunoo untuk memukul kepala Dayeon, lagi.

"Sunoo dapat apa?"

Berpikir sejenak, akhirnya papi menjawab "Kalung symphonia."

"Oke!" Sunoo langsung berdiri semangat, lalu berjalan keluar ruangan papi.

"Dadah papi, sampai jumpa lagi!" Dan pintu besar itu ditutup.

Papi menggeleng, "Anak siapa sih itu, perubahan moodnya cepet banget."

•••

BRAK!

"HEH!"

"ASTAGHFIRULLAH!"

"SIALAN!"

"TOLONG KALO BUKA PINTU TUH ASSALAMUALAIKUM DULU BISA GAK SIH?!"

"Hehe." Sunoo, pelaku yang membanting pintu itu hanya tersenyum tanpa dosa.

"Haha hehe, gw pukul parang ya lu!" ujar Dayeon yang memang sedang berkumpul dengan anak buah Sunoo.

"Eh lu, kebetulan lu ada disini." Sunoo duduk disamping Dayeon yang kini menatapnya curiga.

"Bantuin gw." Satu kalimat dari Sunoo membuat Dayeon merotasikan matanya.

"Bantuin apa emang?"

"Jadi gini ..." Sunoo menjelaskan tugas yang diberikan oleh papi kepada anak buahnya.

"Tapi bener sih, rumornya rumah serba putih itu isinya tahanan para anak buah mereka yang dapat hukuman." ujar Haruto yang diangguki oleh Donghyun.

"Kenapa sampe dikurung gitu?" Sunoo mengernyitkan dahinya.

"Ya mana gw tau, kan bukan gw yang kerja disitu." jawab Haruto.

"Tapi kayaknya kalo bunuh pemimpin sama si tante-tante itu kayaknya susah gak sih?" Minjae berujar ragu.

"Nah makanya, kita susun dulu." Tepat setelah Sunoo mengatakan hal itu, Donghyun mengeluarkan iPad Sunoo dari dalam tasnya.

"Yang paling susah ini si tante-tante, karena dia terkenal licik kan?" ujaran Sunoo mendapat anggukan dari empat orang lainnya.

"Dayeon, si Junghwa Junghwa ini suka sama lu kan?" Pertanyaan dari Sunoo membuat Dayeon terdiam sebentar lalu akhirnya tersenyum tipis.

"Jadi gitu?"

"Iya, bisa kan?"

Dayeon mengangguk enteng, "Gampang."

"Oke, terus..."

•••

udah dua chapter tetap belum ada uwu-uwu
yang sabar ya

terima kasih sudah membaca^^
sampai jumpa-!

🍓iru

Found and Revenge Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang