- maho -
mark menepati janjinya. dia membawa haechan ke pantai sepi. haechan awalnya sedikit was-was saat melewati jalan yang sepi tadi, takut di buang sama mark. namun pikiran negatif itu langsung hilang dan berganti dengan decakan kagum saat melihat apa yang ada di depannya.
pantai yang sepi, bersih, dan indah. tidak ada orang selain mereka berdua dan sampah yang mengganggu mata karena haechan mencintai lingkungan. tempat ini cocok untuk healing menurut haechan.
"suka?"
"mmhm! gila ini bagus banget! lo tau ini dari siapa?"
"dulu gue sering ke sini sama anak-anak komplek, tapi makin gede kita ada kesibukan sendiri, ada yang pindah juga. jadinya gue ke sini sendiri, kadang sama felix."
mark menoleh kepada haechan lalu mengangkat bahunya. "tapi dia ngerepotin, yaudah deh gue sendiri. kalo gue lagi setres juga ke sini, suasananya bikin tenang."
haechan mengangguk menanggapi ucapan mark. haechan menggenggam tangan mark lalu menariknya pelan.
"ayo temenin gua main air kalo gitu."
mark mengikuti ucapan haechan. mereka bermain di tepian pantai setelah melepas sepatu dan kaos kaki dan meletakkannya di tempat yang aman bersama tas mereka. mark menyentuh lengan haechan lalu berlari menjauhinya.
"ayo tangkep gue!"
haechan mendengus tetapi kakinya berlari mengejar mark yang menjauh. untungnya haechan handal bermain sepakbola jadi mengejar mark hal yang kecil.
"kena lo! hahaha!"
haechan memeluk mark dari belakang sehingga dia tidak dapat kabur lagi. mark tersenyum simpul saat mendengar tawa haechan yang begitu lepas. setidaknya dia dapat memperbaiki mood anak itu.
"ayo main air."
"seragamnya?"
"bodo deh, besok juga pakai batik, 'kan?"
mengangguk, lalu kakinya mengikuti langkah mark masuk ke dalam air tanpa memperdulikan seragam mereka yang basah. mereka berjalan hingga permukaan air sampai perut mereka. mark yang memulai untuk menciptakan air ke haechan dan dia membalasnya.
"anjing lo, kak. sabar dulu kek gue belum siap."
"bukan urusan gue."
"sial."
haechan membalas cipratan air ke mark dengan membabi-buta hingga yang diserang kewalahan. mark berjalan maju menuju haechan walau kesusahan. haechan yang sadar situasi berbalik hendak melarikan diri namun gagal. mark menahan kedua tangan haechan di samping tubuhnya.
napas keduanya terengah karena berlari dan tertawa tadi. mereka saling memandang satu sama lain. haechan yang kagum akan wajah tegas mark, sedangkan mark memperhatikan mata haechan. entah menurut mark saja atau bagaimana tapi mata haechan terlihat berbeda. mata yang biasanya terlihat berbinar dan penuh semangat sekarang terlihat lelah dan sedikit bengkak.
"kak?"
haechan menahan napasnya saat salah satu tangan mark melepas genggamannya dan naik untuk mengelus pipi. dirasanya telapak tangan mark yang kasar bersentuhan dengan pipinya. persetan jika telapak tangan itu kotor dan menimbulkan jerawat di pipinya, yang haechan pedulikan hanya ribuan kupu-kupu terbang dari perutnya.
haechan menyukainya.
di sisi lain mark sedang mengagumi pipi tembam haechan. walaupun terasa terdapat beberapa jerawat kecil dan permukaan yang tidak rata, tetap saja mark menyukainya. hey, itu normal kan di usia pubertas seperti mereka?
pandangan mark turun ke bibir hati haechan. seingat mark saat terakhir kali dia memperhatikan bibir anak itu tampak kering, namun sekarang terlihat lembab dan lebih sehat. mark jadi ingin mengecupnya.
"can i?"
mengerti maksud lawan bicara membuat haechan mengangguk kecil. mark memajukan wajahnya dan mengecup bibir kecil haechan, hanya kecupan biasa dan tidak ada lumatan. terasa lembut dan kenyal.
sementara itu haechan tidak lagi merasakan kupu-kupu terbang melalui perutnya, namun seisi kebun binatang.
- maho -
felix menatap jengah dengan pemandangan yang ada di depannya. hampir 30 menit mark hanya duduk lalu berbaring lalu berguling-guling di karpetnya sambil berteriak tidak jelas lalu mengulanginya lagi. aneh.
"lo kenape sih, tolol?"
"lix, gue- argh! astaga!"
felix bergidik ngeri melihat sahabatnya. dia berjalan ke arah dapur untuk mengambilkan mark makanan. dia takut mark akan mengacak-acak rumahnya.
"nih, makan dulu."
mark menatap heran ke arah piring yang dibawa felix. sebenarnya mark sedikit tergiur secara felix dan ibunya jago memasak, tapi tujuannya kan bukan untuk meminta makanan.
"gue ngga minta makanan, lix?"
"lah terus?"
mark menunduk, menimang apakah dia harus menceritakannya kepada felix. otaknya memutar kejadian tadi saat bibirnya mengecup bibir haechan. jujur saja mark ingin merasakannya lagi. tapi dia bukan gay!
"jangan ketawa, ya?"
felix dapat membaca gerak-gerik mark hanya mengulum bibirnya dan mengiyakan.
"tadi gue ngajak haechan ke pantai biasa-"
"anjing, kok ngga ngajak gue? tiap kali gue ngajak lo juga gamau lo nya."
"dengerin dulu, jangan oot."
"iya iya, lanjut."
"tadi kita main air terus, aduh gue malu banget, lix."
mark tidak melanjutkan ucapannya namun dia malah menelungkupkan wajahnya di atas meja.
"kenapa?! lo ngewe sama haechan?!"
mark spontan menatap felix dengan tidak suka.
"kagak, anjing! gua cuma cipokan sama dia!"
"ya lo- hah?!"
felix menatap mark dengan tidak percaya. mark yang merasa keceplosan memukul mulutnya beberapa kali.
"anjing."
"hahahaha! welcome to rainbow flag, mark!"
- maho -
"widih, anak perawan habis balik sama mark mana bajunya basah sekarang senyum mulu di kamar. ngga kesambet 'kan lo?"
"sialan, gue bukan perawan."
"oh janda?"
"pantek."
haknyeon tertawa dengan keras mendengar ucapan haechan. dia berdiri di samping kasur haechan lalu menepuk pelan kepalanya.
"it's okay kalau lo ngga mau cerita, pesan gue selama masih batas wajar aja."
haechan mendongak menatap haknyeon sambil tertawa kecil. haknyeon ikut tersenyum melihatnya. setidaknya haechan tidak murung seperti sebelumnya.
- maho -
TBC
HAI! ya Allah aku baru sempet ngetik, kemarin habis hetic karna tugas+lomba+ujian, maaf banget. 😩
KAMU SEDANG MEMBACA
maho ⑅ markhyuck
Random- on going. ꜥꜤ original story by me. 谷 - sinopsis: "gue itu lurus bangsat! gue suka sama melon!" - mark lee. "ah elah, lo liat gue pake hotpans sama baju putih polos aja uda ngaceng." - lee haechan dan ucapan frontal nya.