O14

5.7K 807 60
                                    

Saran cast buat bunda sama mama haechi dong. 😯

— maho —

setelah lucas menjauh dari daerah rumah haknyeon dan bundanya tak lekas masuk ke dalam.

"adek kenapa, bang? di kamar mulu anak itu."

haknyeon yang awalnya menatap kepergian lucas sekarang menatap ke arah bundanya sambil menaikkan bahu.

"ngga tau, nda. tadi balik dari sekolah mukanya murung aja, tadi rencananya nanti habis selesai kerkel mau abang tanyain."

"tante, haknyeon, balik dulu."

yang di panggil menoleh ke sumber suara. terdapat doyeon yang sudah mengenakan helm miliknya sambil membawa beberapa barangnya.

"lho, ojolnya uda sampai, nak?" tanya bunda. doyeon mengangguk kecil dan menunduk untuk menyalami bunda.

"sudah tante, itu di depan."

— maho —

"nyeon." mark memanggil haknyeon. sekarang ini mereka berdua sedang berada di ruang tengah untuk bermain play station milik haechan.

setelah sedikit kecipa dan kecipi antara bunda dan doyeon dan doyeon pulang, haknyeon beserta bunda memasuki rumah.

"apaan?" jawab haknyeon.

"haechan ngerokok?" tanya mark hati-hati. dia melirik ke arah haknyeon sekilas untuk melihat ekspresi temannya itu. terlihat santai.

"ngerokok, tapi ngga sering sama wajar lah menurut gue, kenapa?"

"lima batang sekali isep normal?"

mark secara spontan langsung bertanya pada haknyeon tanpa membalas pertanyaan haknyeon. haknyeon mem-pause game itu lalu menatap mark sambil mengernyitkan dahinya.

"lagi pusing sama tugas kali anaknya."

mark mengangguk paham lalu mereka melanjutkan permainannya. sementara itu, di kepala haknyeon berputar banyak pertanyaan yang mengganjal.

"nyeon."

"apalagi sih, anjing?"

mark terkekeh sekilas lalu menimang. haruskah dia bercerita kepada haknyeon atau hanya menyimpannya untuk diri sendiri?

"demi dewa, mark. lama-lama lo gua tendang." kata haknyeon saat mark tak lekas mengatakan sesuatu setelah memanggilnya.

"itu.."

"tadi gua pas di dapur buat ambil air kan lihat ada mina, dia kelilipan terus minta tolong gua tiup. yaudah gua tiup terus gua ngerasa dia ngga sengaja nendang kaki gua, gua mau jatuh jadi spontan pegangan ke sisi meja."

"mm, terus?"

"haechan lihat, kayaknya dia salah paham deh."

"hah?"

haknyeon terdiam memikirkan ucapan mark. mark sendiri merutuki dirinya, seharusnya dia ngga usa bilang aja kan. untungnya game yang mereka mainkan sudah selesai dengan mark sebagai pemenangnya. detik selanjutnya haknyeon membulatkan bibirnya sambil membolakan matanya dan menatap mark heboh.

"OH– HAHAHAHAHAHAHAHAHA ADUH MARK LEE."

"diem deh."

haknyeon yang awalnya tengkurap mengubah posisinya menjadi terlentang sambil tertawa memegangi perutnya. mark menatap malas kepada temannya ini.

"iya nanti gua bilangin biar ngga salah paham."

— maho —

"adek? bunda masuk, ya?" setelah bunda mengatakan itu haechan melihat bundanya yang memasuki kamarnya. haechan yang awalnya tiduran mengubah posisinya menjadi duduk.

"eh, bunda. kenapa, bun?"

bunda duduk di samping haechan lalu mengusap kepala haechan dengan sayang. untungnya haechan uda sikat gigi tadi habis konsumsi rokok. aman deh, bunda ngga bakal tahu.

"kamu kenapa? kalau ada yang ganjel di pikiran atau hati bagi-bagi, ya? haechan masih punya ayah, bunda, kak haknyeon, sama temen-temen haechan yang sayang banget sama haechan."

haechan menundukkan kepalanya menahan tangis. bunda dan mama memang kedua orang yang berbeda, namun haechan dapat merasakan jika mereka berdua tulus kepadanya. kasih sayang yang di berikan merela berdua, haechan menyukainya meskipun bunda hanyalah sekedar bibinya saja.

bunda menarik haechan kedalam pelukannya. haechan menyembunyikan wajahnya pada perpotongan leher bunda dan bunda mengusap rambutnya dengan sayang.

"kadang-kadang bunda emang ngga bisa kasih saran, tapi bunda bisa simpen rahasia adek sama bisa jadi pendengar yang baik, kok."

haechan pun tak bisa menahan tangisannya. air matanya jatuh dengan derasnya. tangannya melingkar ke pinggang bunda dan memeluknya dengan erat.

"bunda... adek minta maaf, hiks."

"stt, ngga papa. kalau haechan ngga siap cerita sekarang juga ngga papa, bunda bakal nungguin."

pelukan haechan semakin erat dan tangisannya semakin deras. usapan menenangkan dari bunda dia terima di kepalanya. bunda adalah orang yang paling haechan butuhkan untuk saat ini. dirinya menertawakan takdirnya.

kenapa ayah kandungnya malah ingin menghancurkannya sementara itu orang lain malah memberinya rasa nyaman dan aman.

— maho —

"jadi, kang mina, gimana tadi?"

mina tersenyum miring saat mendengar suara sangjoon di seberang ponsel.

"tadi mark niupin mata gue yang kelilipan, terus gua sengaja nendang sepatunya jadinya dia mau jatuh."

mina tiduran di atas kasur miliknya sambil memainkan rambut panjangnya.

"terus gimana?"

"ya mark mau jatuh tapi pegangan sisi meja, jadi kayak ngukung gua, haechan lihat itu, hahahaha."

sangjoon tersenyum puas. tidak sia-sia dulu dia meninggalkan haechan dan istrinya demi menikahi ibu mina.

"semakin haechan hancur, semakin mudah gue ambil hartanya."

"semakin mudah juga gua ambil mark."

lalu mereka berdua tertawa bersama seperti sepasang ayah dan anak kandung.

— maho —

TBC

Gimana?

maho ⑅ markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang