Debat

3.1K 300 5
                                    

Nayla terus merasa mual. Ia juga lemas dan pusing. Gadis itu punya firasat buruk.

Huek!

"Kamu sakit sayang?"

"Masuk angin kayaknya bund"

Yoona terus mengusap punggung Nayla perlahan. Pagi-pagi Nayla terus bolak balik ke kamar mandi.

"Nanti dianter ayah saja?"

"Tidak usah bunda"

"Jevano dateng?"

"Iya bund"

Yoona sedikit lega mendengar Jevano yang akan menjemput Nayla.

Tin Tin

"Itu Jevano bunda.." Nayla berusaha untuk terus kuat.

"Biar bunda temui dulu, kamu rapi in diri dulu"

"Iya.." Nayla tersenyum pada Yoona.

Yoona segera turun dan membukakan pintu untuk Jevano.

"Jevano.."

"Bunda.. Nayla?"

"Bentar ya. Anak itu habis mual-mual"

Jevano kaget. Apa Nayla hamil?

"Eh iya bunda.." Jevano sedikit gugup.

"Bunda.. Nayla berangkat ya.." Nayla tiba-tiba muncul dibelakang Yoona

"Kamu yakin gak mau libur dulu sayang?" Yoona khawatir pada putrinya.

"Tidak bunda.. Nayla gapapa"

"Yaudah, hati-hati. Nanti makanlah yang sehat"

"Siap"

"Jevan, bunda titip Nayla ya?"

"Iya bunda.."

Nayla dan Jevan bersalaman dengan Yoona terlebih dahulu.

"Bye bye bunda.."

"Hati-hati sayang"

Yoona sedikit lega melihat mobil Jevano melaju.

"Kamu gapapa?"

"Gapapa kok Jevano"

"Kata bunda kamu mual"

"Mungkin karna tadi malam gak makan kali ya"

Jevano terdiam beberapa saat. Ia menarik nafas dengan kasar. Ia memikirkan suatu hal.

"Nay. Kamu gak mau tes dulu?"

"Tes apa?"

"Tes kehamilan.."

Nayla kaget. Ia diam.

"Aku gak hamil Jev"

"Nay. Kamu lemas, kamu juga mual bahkan mood kamu berantakan. Dan satu yang pasti, udah 5 hari kamu gak haid"

"Aku gak hamil!"

"Nay. Kita harus cek dulu"

"Gak Jev!!"

"Nay. Aku bakal tanggung jawab kalo itu bener"

"Gak Jev!! Kamu gak harus tanggung jawab karna aku gak hamil!!"

"Naylaaa.."

"Cukup"

Setelah tiba disekolahan Nayla langsung keluar mobil tanpa memperdulikan Jevano yang berusaha memanggilnya.

"Ck!! Nay.. aku kan tanggung jawab"

Lirih Jevano melihat punggung Nayla semakin berjalan menjauh dari pandangannya.

Nayla berjalan lurus, menahan amarahnya. Ia berjalan ke toilet.

Nayla menangis diujung toilet perempuan. Ia benar-benar kacau. Apalagi pikirannya yang terus menuju kehamilannya.

Ia memandang perutnya dan memukuli.

"Nayla.. lo gak boleh hamil" lirihnya.

"Kenapa? Jika seseorang sengaja melakukannya malah gak hamil sementara orang yang tak sengaja malah hamil!" Ia marah pada dirinya sendiri.

"Bundaa... maafin Nayla" ia menangis benar-benar menangis.

Entah apa yang akan terjadi padanya. Ia benar-benar marah pada dirinya sendiri.

Young DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang