Mantan

1.8K 180 4
                                    

Alana dan Jevano duduk saling berhadapan menikmati makan siang mereka.

"Alana.."

"Guanlin"

"Hai.."

Alis Jevano terangkat sambil melihat Alana.

"Hm iya"

"Siapa Al?" Guanlin menunjuk ke Jevano.

"Kamu siapanya?" Jawab Jevano.

"Aku teman Alana, lebih tepatnya sih mantan"

"Oh.." Jevano terlihat tak perduli sama sekali.

Alana sudah gugup takut Jevano salah faham.

"Anda siapanya?"

"Calon suaminya"

Guanlin menatap Alana saat mendengar jawaban Jevano.

"Calonmu Al?"

Alana hanya mengangguk, membiarkan jawaban Jevano dipercaya Guanlin.

"Jadi apa urusanmu?" Jevano menatapnya dingin.

"Tidak. Aku hanya menyapa saja. Kalo begitu aku kesana dulu"

"Ya" sebelum Alana menjawab, Jevano sudah menjawab dahulu.

Guanlin menyeringai mendengar Jevano yang menjawab.

"Dia mantanmu?" Setelah Guanlin duduk ditempatnya, Jevano baru bertanya pada Alana.

"Ya.."

"Yang selingkuh itu?"

Alana hanya mengangguk kecil. Guanlin masih mengawasi mereka dengan sangat baik.

Jevano sadar Alana gelisah. Ia genggam tangan Alana.

"Ada aku.. jangan takut"

"Dia terobsesi padaku Jevano.."

"Aku janji, aku bakal jaga kamu terus Al"

Alana membalas genggaman Jevano erat. Mata Alana nampak sangat gugup dan takut.

"Apa yang udah dia lakukan?"

"Dia pernah hampir menyekapku"

"Bangsat. Sampai dia menyentuhmu lagi, aku tidak akan membiarkan dia tenang"

Alana masih mengenggam tangan Jevano. Jevano mengusap wajah Alana perlahan.

"Kita balik ke kantor aja ya?"

Alana mengangguki ucapan Jevano.

"Yuk.." lelaki itu mengulurkan tangannya.

Guanlin mengawasi dan menatap tajam Jevano yang menjaga Alana. Dia menyeringai melihat Alana pergi bersama Jevano.

"Akhirnya ketemu juga kamu Al.."

"Lihat saja. Kamu gak akan tenang karena sudah meninggalkanku" lanjut Guanlin.

Jevano tidak langsung mengajak Alana kembali ke kantor. Mereka ditaman sekarang. Alana masih sangat ketakutan, itu sebabnya Jevano ingin membuat Alana tenang.

"Taman itu kesukaan Jay dan Jie saat kecil" Jevano memulai percakapan.

Mereka duduk di bangku taman sambil melihat anak-anak yang bermain disana bersama orangtua mereka.

"Oh ya mas?" Mata Alana selalu berbinar saat mendengar cerita tentang Jay dan Jie.

"Hmm, dulu aku sering mengajak mereka ke taman" Jevano sedikit mengeser tubuhnya menghadap Alana.

"Aku dulu ingin menikah muda. Aku ingin punya anak. Tapi setelah aku tahu kehidupan keras. Aku ingin bekerja dan punya banyak uang dahulu, agar anak-anakku tidak merasakan kesulitan nantinya"

Jevano mengenggam tangan Alana lagi. Alana menyandarkan kepalanya ke bahu Jevano.

"Tapi setelah ada Jay dan Jie, aku sudah seperti punya anak"

Perlahan tangan Alana diusap Jevano.

"Mereka juga menyayangimu Al. Jadi mereka juga anakmu kok" Jevano membiarkan bahunya untuk sandaran Alana yang sedang melihat anak-anak bermain bersama orang tua mereka.

"Makasih ya mas. Aku bahagia mengenal kalian"

Kini suasana hati Alana kembali membaik.

~

Comment dan vote ya guys

Comment kalian moodku menulis hehew

Thank you

Young DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang