CHAPTER V

2.2K 283 8
                                    

Aku ingin mati
Ini tak tertahankan
Aku ingin mati. Kau memiliki kekuatan untuk membunuhku
Biarkan aku mati..

Kim Ga On menolak untuk melihatnya, untuk menjadi
terpesona oleh keindahan penampilan Kang Yo Han. Rasa panas membakar masih meledak ledak dari dalam, seolah ia baru saja menelan kembang api.

"Darahku, Ga On..." Kang Yo Han mendesis dalam kepuasan yang tak kentara.
"Kau telah meminum darahku yang dicampur dalam anggur itu. Kau akan menjadi sulit untuk mati."

"K--kau? Apa kau berencana membuatku menderita, mengubahku jadi mahluk laknat?"

Kang Yo Han mencibir dengan ketidaksabaran orang-orang yang mendengarkan kebohongan yang jelas dari orang lain, kemudian dalam sekejap dia memeluk kuat si pemuda. Kim Ga On meronta-ronta melawannya dengan liar. Dia menggerakkan kaki ke dadanya berusaha menendang apapun sekuat yang ia bisa, gigi tajam Kang Yo Han menyengat leher mulus miliknya, demam berdenyut di pelipis dan dengan gerakan seluruh tubuhnya, terlalu cepat untuk dilihat, dia tiba-tiba berdiri dengan jijik di tepi kursi.

"Kau melawan begitu keras. Kukira kau ingin mati, Ga On," Kang Yo Han menyeringai entah untuk ke berapa kali malam ini seiring rasa senang melonjak dalam dirinya.

Si pemuda meredam erangan, tidak melihat apa-apa selain cahaya, nyala api di mata Kang Yo Han, juga bayangan memerah di sekitarnya. Sungguh mengerikan akibat minuman berdarah itu dan kemudian hal berikutnya adalah suara semacam geraman, tumpul pada awalnya dan kemudian semakin keras, seolah-olah ada makhluk besar muncul perlahan-lahan melalui hutan yang gelap dan asing, berdebar saat dia datang. Kim Ga On fokus pada erangannya sendiri, tidak memperhatikan irama yang lain. Suara itu semakin keras dan semakin keras sampai sepertinya memenuhi bukan hanya pendengarannya tetapi semua indranya, berdenyut di bibir dan jarinya, di daging pelipisnya, di pembuluh darah, di atas segalanya.

Kemudian Kang Yo Han mengulurkan pergelangan tangannya secara tiba-tiba, dan si pemuda malang membuka mata semakin lebar, memeriksa dirinya sendiri sesaat meraih pergelangan tangannya, meraihnya, memaksanya mendekat dengan segala cara.

"Dengar, siapapun kau. Apakah manusia atau setan, tolong bebaskan aku..." Kim Ga On menemukan suaranya tersendat-sendat di sela reaksi aneh menjalari seluruh tubuhnya.

"Kau masih melihat dengan mata manusia biasa," ujar Kang Yo Han, suaranya sekarang sedikit terpisah. Tampaknya hampir terganggu. Dia berdiri lagi di dekat sofa, dan Kim Ga On kini menggelepar ke lantai, melihatnya penuh keputusasaan.

"Biarkan a-ku pergi..." ia masih memohon sekali lagi, namun ada keraguan dalam suaranya, bahkan Kim Ga On sendiri mulai terkejut.

Kang Yo Han mendekat, membungkukkan setengah tubuhnya pada si pemuda sekarat, memegang bahunya lembut dan membantunya bangkit perlahan-lahan.

"Aku akan membiarkanmu pergi, kau mungkin cukup pintar untuk menemukan jalan pulang. Tapi kuberitahu satu hal, setelah fajar datang dan hari perayaan arwah ini berakhir, kau tak akan bisa menemukanku lagi."

Saat itu, dalam deraan hawa panas dari dalam tubuhnya sendiri. Kim Ga On mulai melihat segalanya sebagai sosok lain. Tetapi sisi kemanusiaannya masih bisa mengendalikan akal sehat. Entah sampai berapa lama ia kuat menahannya. Yang terpenting sekarang ia harus segera bebas dari mansion kelam dengan sosok-sosok misterius di dalamnya. Yang menyebarkan hawa panas di atmosfir ruangan.

Keringat mulai bercucuran membasahi wajah dan tubuh Kim Ga On. Ini tak ubahnya bagai neraka. Seandainya seseorang pernah ke sana dan menjelaskan suasananya.

Kang Yo Han mengibaskan sebelah lengan ke udara kosong, seiring gerakannya, seluruh ruangan tiba-tiba berubah warna menjadi merah keemasan, seolah-olah rumah ini telah membara.

𝐃𝐫𝐚𝐠 𝐌𝐞 𝐓𝐨 𝐇𝐞𝐥𝐥 (𝐇𝐚𝐥𝐥𝐨𝐰𝐞𝐞𝐧 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang