3

790 128 70
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.

Happy reading

🍁Kouki sebenarnya bingung

Aku hari ini sebenarnya malas kembali ke rumah karena pasti aku akan kena marah lagi oleh kaachan namun karena suatu hal aku harus pulang.

Aku membuka pintu rumah dan terdiam sesaat ketika di depan pintu ada kaachan sedang menatapku tajam membuat aku langsung menundukkan kepalaku.

"Untuk apa kau pulang anak pembawa sial?" Tanya Kaachan kesal.

"Aku mau." Ucapku ragu.

"Jawab!" Kesal Kaachan.

"Aku mau bertemu niisan." Ucapku.

"Koushi tidak ada dia sedang berada dalam camp pelatihan." Ucap Kaachan.

"Baiklah kalau begitu aku akan pergi." Ucapku berlalu pergi.

"Baguslah kau pergi saja tidak usah kembali lagi karena aku tidak mengganggapmu ada disini." Ucap Kaachan.

Aku hanya diam saja karena tidak bisa membalas ucapan kaachan sama sekali dan tiba-tiba rambutku ditarik oleh kaachan.

"Kau tunggu disini aku akan memberimu hadiah." Ucap Kaachan.

Aku hanya mengganggukkan kepalaku saja tak lama ada sesuatu yang membuatku perih saat kulihat ternyata bahu ku ditusuk pisau oleh kaachan.

"Kuharap kau mati kau hanya beban untukku bahkan aku harap hanya koushi yang hadir." Ucap Kaachan.

Setelah itu kaachan langsung menarik tanganku keluar rumah dan mendorongku di depan rumah.

"Jangan pernah kesini apalagi kalau koushi tidak ada!" Tegas Kaachan.

"Baik." Ucapku.

Kaachan menutup pintu rumahnya dengan membantingnya sementara aku meringis saat melepaskan pisau yang masih menancap di bahuku.

"Argh sakit." Ringisku.

Aku menahan bahuku yang berdarah dengan tanganku dan mencari hpku namun tidak ketemu sama sekali.

✔️ Sugawara Koushi Twins (oc male reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang