.
.
.
.
.Cinta bertepuk sebelah tangan tidaklah mudah, Apalagi mereka berdua adalah Saudara. Sebuah keluarga, tidak akan pernah bisa bersama. Tidak ada kesempatan, untuk cinta saling bertumbuh.
Namun Baji selalu menyukai Mikey dalam diam. Berharap agar suatu hari nanti, Mikey bisa menyadari perasaannya.
Hanya saja, hal itu tidak pernah bisa terjadi. Bagaimanapun Baji berusaha mengharapkannya, Bintang jatuh tidak akan pernah mengabulkan permintaannya.
Terlalu mustahil.
Baji menghela nafasnya, saat Mikey malah tertidur pulas di atas sofa. Jika tidak ada yang mengurusinya, Mikey bisa sembarangan. Baji menarik tubuh Mikey dan mengendong Mikey dipunggungnya.
"Hah, dasar adik merepotkan." Gumam Baji, tersenyum tipis.
Dia membawa Mikey di kamarnya dilantai satu, karena alasan simpel, Mikey tidak mau terlalu menguras tenaganya.
Dia memang Pemalas.
Baji meletakkan Mikey dengan perlahan di atas kasurnya, Mikey langsung menarik kaos putihnya dengan asal-asalan hingga tersingkap ke atas. Apalagi posisi tidurnya yang berantakan.
Mikey memang selalu saja punya berbagai cara mengundangnya.
Baji memerah, dan menggaruk tengkuknya. Merasakan rasa gugup langsung menyelimutinya. Padahal Baji selalu bisa dengan baik menahan dirinya, Baji menghela nafasnya. Mendekati Mikey, melihat wajah manis Mikey yang terlihat polos saat sedang tertidur. Berbeda dari biasanya yang hampa, dan juga terkadang membencinya.
"Hehe, Imut." Bisik Baji pelan, menyentuh hidung Mikey, dan membuat Mikey bergumam.
"Mm..." dia mengeliat. Baji terkekeh pelan, dia menarik kaos Mikey dan memperbaikinya.
Wajah baji langsung datar, Kalau dia sedang tidur. Sedikit saja?
Tidak apa-apa kan?
Baji mendekati wajah Mikey yang tertidur dengan pulas, selama ini Baji selalu hanya bisa melihatnya dari kejauhan.
Meksipun mereka adalah Keluarga. Ada jarak tidak terlihat menghalangi diantara mereka.
Baji duduk di pinggiran tempat tidurnya, mengusap helaian pirang Mikey. Memperlihatkan wajah kecil yang dicintainya.
"Kenapa kau sangatlah membenciku?" Gumam Baji dengan senyuman tipisnya.
"..." Tentu saja tidak ada jawaban, jika Mikey sadar, dia pasti akan mengabaikannya.
Dan pergi jauh darinya, rasanya sakit. Dibenci oleh sosok yang sangat dicintainya. Bahkan oleh saudaranya sendiri---Keluarga.
Baji selalu menahan dirinya. Selalu saja bertingkah dengan ceria, tanpa ada masalah.
Itulah dirinya, ada sisi lain yang disembunyikannya. Didalam hatinya, sedikit demi sedikit mulai hancur. Penolakkan tanpa henti. Mikey, lihatlah diriku. Aku begitu mencintaimu, Mikey.
"Aku mencintaimu. Mikey." Gumam Baji pelan, memandang dengan penuh rasa cinta pada Mikey. Mikey yang sama sekali tidak mengetahui perasaannya, dan Mikey yang membencinya.
Perasaan tumbuh secara bertahap dan secara bertahap pula menghancurkannya.
Baji mendekati wajah polos Mikey, rambut hitam panjangnya sedikit tergerai perlahan.
Cup!
Hanya kecupan lembut di pipinya, Baji mengusap bibir Mikey, dan pipi gembulnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness Love
FanfictionCinta akan mencari pasangannya, untuk menjadi Takdirnya Tersendiri. Bisakah aku Bahagia? . . [Tamat] . . 🌺Chifuyu (Protagonis) 🌺Love, Story