10🌺

183 8 2
                                        

Baji tersenyum pada Chifuyu di bawahnya, Chifuyu menatap ke arah hamparan taman di hadapannya. Dia sudah keluar dari rumah sakit, Akhirnya.

Tragedi yang terjadi masih diingatnya dengan jelas, melekat dalam hatinya tanpa dicegah.

"Baji-san. Maaf karena telah menarikmu pada masalah ini." Seru Chifuyu menunduk, rasa bersalah masih memenuhi hatinya. Ini semua karenanya, jika saja Baji-san tidak ada. Dia hanya perlu menanggungnya dan mungkin sedikit lebih buruk namun bukankah sudah biasa?

Baji terkekeh, menarik pipi kanan Chifuyu yang murung.

"Bukankah sudah kubilang, aku mencintaimu. Makanya aku ingin bersamamu Chifuyu. Ini bukan masalahmu, melainkan masalahku juga." Seru Baji lagi tanpa adanya rasa beban.

Dia mendorong kursi roda Chifuyu melewati area taman yang memiliki banyak pengunjung. Tentu saja sekarang adalah musim semi.

Banyak bunga bermekaran.

Rambut hitamnya sudah dipotong pendek membuat aura maskulin baji semakin tampak, dia terlihat semakin keren.

Chifuyu menunduk, pipinya sedikit memerah tipis. Dia masih berpenampilan seperti biasanya, hanya saja di kursi roda.

"Baji-san. Ada banyak yang akan menyukaimu. Dibandingkan dengan aku. Kau pasti-"

Cup!

Ucapan Chifuyu terhenti dengan kecupan singkat Baji.

Dia mengenggam kedua tangan mungil Chifuyu dan sedikit menunduk hingga berhadapan dengan Chifuyu yang duduk di atas kursi roda kesayangannya.

Chifuyu masih ragu, ada begitu banyak yang cantik dan lebih baik daripada dirinya. Baji-san yang keren tidak perlu dirinya.

Dia pasti akan baik-baik saja. Seperti biasanya.

Atau sebenarnya dia hanya menghindari, dan memilih  menyingkirkan perasaannya?

Baji menunduk, berhadapan dengan Chifuyu yang duduk di kursi roda dengan wajah sedih.

"Aku mencintaimu Chifuyu, apapun yang terjadi. Aku hanya akan selalu mencintaimu." Seru Baji dengan senyuman tipisnya. Dia mengarahkan tangan besarnya dan mengusap puncak kepala mungil Chifuyu.

"Aku tidak bisa meninggalkan, orang yang kucintai, kan?" Dia terkekeh pelan, seolah ini adalah hal yang biasa. Padahal masalah Chifuyu bukanlah hal sepele.

Chifuyu memiliki trauma. Berbeda dari lainnya, memiliki kelainan dan tentu saja buruk.

"Baji-san. Aku selalu saja merepotkanmu. Maafkan aku." Gumam Chifuyu pelan, lagi-lagi ekspresinya terlihat murung seolah dirinya yang bersalah.

"Cipuy." Gumam Baji, jemari kanannya menyapu lembut pipi Chifuyu. Membuat Chifuyu menatap dengan ragu ke arah Baji. Dan saat ditatapnya, hati Chifuyu mendadak menghangat dan mencair oleh kebaikannya.

Mata kuningnya menampilkan Chifuyu, rambut hitam pendek yang perlahan bergoyang, arah angin. Dan ekspresi kesakitan, seolah menginginkan Chifuyu.

Kenapa?

Tentu saja Chifuyu sudah tau, hanya saja Chifuyu terlalu takut untuk mengetahui kenyataan. Takut kalau semuanya hanya mimpi dan saat dirinya bangun, keadaan masih seperti semula.

Takut.

Takut.

Takut.

.
.
.
.
.

"Baji-san jangan pergi." Tanpa sadar Chifuyu bergumam takut, tubuhnya gemetaran tak karuan.

Srek!

Happiness LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang