.
.
.
.
.Mikey tidak menyukai ataupun tertarik pada apapun.
Setidaknya itulah yang dirasakannya, sebelum Mikey tertarik pada seseorang.
Seseorang yang pertama kali ditemuinya, dan untuk pertama kalinya. Dadanya berdesir aneh, seakan diselimuti kehangatan.
Mikey mengusap rambutnya, menatap wajah datarnya di depan kaca. Dirinya banyak sekali disukai oleh yang lainnya, dalam istilah adalah populer.
Namun, Mikey sama sekali tidak peduli. Bahkan, malah memilih untuk menjadi berandalan sejak kematian dari kakaknya.
Menghindari semuanya, dan menjadi hal yang sebaliknya. Anak nakal, Anak malas, Anak yang lepas dari segala aturan.
Hal itu tidaklah mengurangi kesepian dalam hatinya, dan perlahan-lahan matanya kembali menjadi hampa tanpa warna. Hidupnya putih.
Tanpa Cahaya.
Matanya yang hampa, tanpa adanya cinta dan pengharapan.
Mikey sudah membuangnya, jauh sebelum Mikey tidak lagi bisa merasakan apapun.
Mikey memilih membersihkan dirinya, mengusap rambut basahnya dengan handuk. Matanya kembali menatap datar ke arah handuk, membayangkan sebuah boneka kelinci kecil menggemaskan yang dipegangi dengan erat oleh Takemichi.
Terlihat aneh, Menarik.
Tanpa sadar, Mikey tersenyum. Padahal dia hanyalah takemichi, tanpa kelebihan yang khusus.
Mungkin lama-kelamaan, perasaan ini akan menghilang seperti buih air.
Seperti Kebosanan. Dan hal lain sebelumnya yang perlahan akan ditinggalkannya, Begitupun dengan Takemichi. Suatu saat, Mikey akan melupakan dirinya.
.
.
.
.
.Mikey sedikit akrab dengan Baji, meksipun dia masih sangatlah menyebalkan. Atau mungkin, menjadi semakin menyebalkan. Setidaknya hubungan diantara kami berangsur membaik, dan apalagi kami adalah Keluarga.
Dia dan Baji memiliki kesamaan. Yah, meksipun menjengkelkan saat tau kalau kami bersaudara. Mikey mulai menerimanya.
"Jadi bagaimana dengan Takemichi?" Tanya Baji lagi. Menyuapkan hasil masakannya kedalam mulutnya.
Mikey tidak suka melakukan sesuatu, makanya Baji-lah yang harus mengurusinya. Makanya, sebenci apapun Mikey dengan Baji. Dia membutuhkannya, dan lagi Keluarganya hanya Baji.
"Mungkin aku akan sedikit bermain-main dengannya." Seru Mikey, dengan nada malasnya.
"Itulah dirimu Mikey." Kekeh baji, dan melanjutkan sarapan.
Mikey menatap malas ke arah makanannya, Memangnya apa spesialnya Takemichi?
Entahlah, Mungkin Mikey akan sedikit bermain-main dengan Takemichi, sampai akhirnya Mikey akan bosan sendiri dan akhirnya meninggalkannya.
.
.
.
.
.Mikey berjalan malas ke kelasnya di lantai paling atas, Takemichi tampak asyik berbincang dengan Chifuyu di lantai bawah, depan kelasnya.
"..." Tanpa banyak bicara, Mikey berlalu mengabaikannya.
Entahlah, setiap kali Mikey melangkah. Seakan hatinya diremas. Sesuatu miliknya diambil darinya, Mikey berusaha mengabaikan perasaannya.
Lagipula, Bukankah Mikey sudah terbiasa tidak punya sedikitpun ketertarikan? Kali ini juga.
Mikey menaikkan kakinya ke atas meja, merasakan dahinya berdenyut kesal tanpa alasan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness Love
FanfictionCinta akan mencari pasangannya, untuk menjadi Takdirnya Tersendiri. Bisakah aku Bahagia? . . [Tamat] . . 🌺Chifuyu (Protagonis) 🌺Love, Story