HALLO SEMUANYA AKU UPDATE!
----------------
Satu waktu, didetik ini, dalam 1 detak jam yang berbunyi. Semua kembali.
Semua ini, bagai kaset kusut dikepala, berputar tidak sesuai dengan porosnya semua seperti kembali ke dalam masa lampau yang tak usai.
"NIA!" Lelaki itu meneriaki jendela rumah kania sebanyak 3 kali dengan lantang. Sungguh Abian ini tidak sabar hanya untuk menunggunya bangun dari istirahatnya.
"Sabar, Bian. Belajar sabar walau cuma sejenak. Kamu merepotkan"
Abian mendelik, Kania ini memang lambat tapi malah menyalahkannya. "Ayo pergi," Kania terbingung, "Kemana?" Jujur saja, ini sudah malam, apakah Abian tidak melihat langit yang gelap, dan dia ingin main disaat ini sudah memasuki jam istirahatnya? Abian ini, rasanya kania ingin menendang tulang kakinya.
"Udah ayo, turun cepetan," Selain pengganggu Abian adalah pemaksa. "Tunggu sebentar."
☆☆☆
Dengan gemerlap lampu yang menghiasi. Abian, seorang lelaki dengan wajah gembira itu membawa gadis dipinggir jembatan disalah satu kota di jawa barat.
"Kenapa kesini, Bian?" Abian menoleh, "karna aku mau kamu lihat ini, Nia"
Kania terbingung, dia dibawa ke pinggir jembatan yang disampingnya ada kendaraaan dan dibawahnya dengan kendaraan berlaju cepat. "Ada apa, Bian? Kamu bawa aku kesini untuk apa? Banyak polusi tau di tengah-tengah kayak gini."
Abian tertawa.
Ini Abian yang sedang gila atau gimana sih? Kania tak habis pikir dengannya. "Nia, kenapa mukamu terlihat seperti ingin diculik olehku?"
"BIAN!"
Abian lagi dan lagi tertawa, tapi setelah itu berhenti sambil memegang bahu kania dan membawanya menghadap jalanan dibawah sana.
"Nia, coba lihat dan nikmati cantiknya bintang jalanan, tak kalah cantik bukan dengan bintang dilangit?" Abian berujar dengan mata yang mengarah ke bawah jembatan.
Kania, gadis itu mengangguk tersenyum.
"Jika bergitu coba nikmati keduanya, nikmati suaranya, hembusan anginnya dan tentu saja nikmati indahnya semua ini"
Kania pun melihat ke atas langit, hal yang pertama kali dilihatnya, ada bintang yang bertaburan. Lalu, kania melihat ke bawah, lampu kelap kelip yang berjalan mengikuti alur.
Kania terdiam, semuanya bagai harmoni yang menenangkan. Bisingnya suara kendaraan, hembusan angin ditambah dengan cantiknya lampu-lampu berjalan dibawah sana.
Tenang. Ini sangat menenangkan. Meski dengan suara yang bising dan angin yang berpadu dengan debu kota masih mampu untuk membuat ketenangan dengan keindahannya.
"Ini indah, bian." Kania makin antusias melihatnya. Kania berani bersumpah ini sangatlah indah.
Abian ternsenyum, melihat kania tersenyum bahagia dengan wajah berseri tanpa ada kerutan yang membuat cantiknya berkurang. Abian lebih suka melihat kania seperti ini. Dibanding sebelumnya, kania terlihat murung, ada luka yang selalu kania sembunyikan. Demi apapun Abian juga ingin kania terbuka dalam segala hal, tidak ada sedikitpun yang tertutup meski Abian sendiri pun menyimpan sesuatu yang dia rahasiakan dengan kania. Oh ralat, Abian bukan ingin merahasiakannya tapi hanya ingin jujur dengan waktu yang tepat, dan waktu yang tepat itu bukanlah sekarang. Abian belum siap, belum. Jangan sekarang. Dia belum siap untuk kehilangan gadis paling berarti untuknya, meski sejenak.
Jika bukan sekarang kapan lagi Abian dapat melihat kania seperti sekarang. Tuhan, dia cantik, dengan senyumnya, matanya menyipit karena senyumnya yang mengembang indah. Ketenanganmu kania, itu indah.
"Maafkan semuanya, kania." Kania menoleh menatap abian lekat. Kania tau, Abian berusaha menerobos masuk dalam bilik matanya. Mata Abian berbeda.
------
Haiii pendek ya? Ini untuk awal aja kok nanti insyaallah aku bakal updatee yang panjang. So, jangan lupa di tap bintangnya☆Bye!
Pleiades
💖💖💖💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Stars In The Past
Teen FictionBian, Boleh aku ingatkan tentang kita? Waktu pertama kali kita bertemu? Waktu dimana pertama kali kita memulai cerita? Waktu dimana ada sekat diantara kita? Waktu dimana takdir dengan egoisnya menarik kamu? Lalu waktu dimana semulanya kita bersama...