"Sampai jumpa lagi nanti. Atau mungkin hanya mengunjungimu suatu hari nanti, tapi kita lihat saja nanti." kata Jisoo.
"Tidak perlu. Aku akan baik-baik saja, sungguh... " Jawab Jennie meyakinkan
..........................
Jennie membuka matanya dengan perasaan lega tanpa terbangun untuk mematikan alarmnya di pagi hari. Jika dia boleh jujur, dia bisa tinggal di tempat tidur sepanjang hari dan tidak memikirkan segalanya. Sudah lama sejak dia tidak merasakan santai dan rasanya luar biasa. Semuanya damai. Menyibukkan diri dengan melakukan tugas-tugas membantu Jennie.. setidaknya tidak terlalu khawatir tentang Lisa. Mungkin dia membuat keputusan yang tepat untuk istirahat.
Saat Jennie membersihkan kaca jendelanya, dia mendengar telepon berdering di kamarnya. Dia berhenti membersihkan untuk mengambil teleponnya dan duduk di tempat tidurnya sebelum dia menjawab panggilan itu. Jennie hendak membuka mulutnya untuk menyapa si penelepon tetapi sang penelpon berbicara lebih dulu.
"Jadi kamu benar-benar serius untuk pergi sebentar ya?" Kata Jisoo di seberang sana.
"Kenapa.. aku terlihat bercanda tentang itu?" Jennie tertawa ringan.
"Kau ingin pergi minum nanti malam? Dan kita bisa membicarakan beberapa hal mungkin?" Jisoo menyarankan.
"Jangan repot-repot, aku lebih suka tidur daripada minum. Aku sangat membutuhkannya daripada menyia-nyiakan hidupku." Ujar jennie
"Aish..., Yasudah aku akan mengunjungimu nanti, jadi kamu lebih baik menyiapkan sesuatu." Kata Jisoo dengan acuh.
"Tetapi-" ucapan Jennie terpotong
"Bukannya kamu bahkan bisa melakukan apa saja untuk menghentikanku." Jisoo terkekeh.
"Tapi sungguh dan serius, melihatmu terganggu membuatku juga terganggu. Kamu seperti adik perempuan bagiku, aku berharap bisa melakukan sesuatu untuk membantumu agar tidak merasa terganggu" Jiso menghela nafas.
"Jangan khawatir, aku akan baik-baik saja." kata jennie.
"Jadi kamu benar-benar tidak baik-baik saja." Kata Jisoo dan berhenti sejenak.
"Pak Choi hampir memergokiku menggunakan ponselku saat bertugas. Jisoo berkata pelan." Sambungnya
"Tapi tunggu, apa Lisa tahu kamu tidak datang hari ini?" Lanjut jisoo
"Dia sedang tidur ketika aku memeriksanya tadi malam. Tapi katakan padanya aku keluar untuk liburan singkat jika dia bertanya di mana aku berada." Ujar Jennie meyalinkan
"Bagus." Jiso menghela nafas.
"Aku akan pergi sekarang."
"Baiklah. Hati-hati." Kata Jennie dan menutup telepon.
Setelah Jisoo selesai berbicara dengan Jennie di telepon, dia menyembunyikan benda itu di tasnya dan mengambil napas dalam-dalam sebelum berjalan ke kamar Lisa. Sekarang dia harus berpikir bagaimana dia bisa memberi tahu Lisa mengapa Jennie pergi untuk sementara waktu, berdoa agar Lisa tetap dalam perilaku terbaiknya bahkan jika Jennie tidak ada di sana. Jennie adalah satu-satunya yang bisa memahami Lisa, jadi itu akan menjadi tantangan bagi Jisoo.
Dia berhenti di tengah jalan ketika dia akhirnya mencapai pintu Lisa. Dia menarik napas dalam-dalam lagi sebelum membuka kunci pintu. Jisoo melihat Lisa duduk di tepi tempat tidurnya, matanya melihat ke luar jendela. Dia mengetuk pintu dengan ringan sebelum berbicara.
"Hai." Jisoo berkata dengan baik ketika Lisa menoleh ke arahnya.
"Hai." Lisa berkata kembali dengan tidak antusias dan kembali menatap ke luar.Jisoo mengerutkan alisnya. Lisa tahu Jennie tidak datang? Bagaimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Room 97
RomanceJennie adalah seorang perawat yang dipindah tugaskan ke rumah sakit jiwa di seoul, Disana dia bertemu dengan pasien yang bernama Lisa dia digambarkan sebagai pasien yang sangat berbahaya. Note 📝 • Yuri Area / G × G ⚠️ • Translation from English to...