4

1.2K 100 8
                                    

Tanjiro berhasil memecahkan kendi dengan pernafasannya, ia bersorak gembira melupakan sedikit rasa tak nyaman di hati nya

"Nah sekarang yang ini!" Ujar Sumi sambil memperlihatkan kendi ukuran sedang, membuat tanjiro tak yakin dengan kemampuannya

"Apa aku bisa memecahkannya?" Ujar tanjiro menatap tak yakin ke arah Sumi

"Tentu saja bisa, jika kamado-nichan mau berusaha. Shinobu-sama bahkan lebih besar dari ini" beritahu Sumi

"Betul nichan! Seperti kendi ini!" Kiyo menimpali sambil menunjukan kendi ukuran besar

Seketika Tanjiro teringat tentang kejadian tadi, namun ia dengan cepat mengalihkannya

"Besarr! Baiklah, aku akan berusaha!" Optimis, tanjiro mulai melatih pernafasannya lagi, dan mencoba memecahkan kendi ukuran sedang

Di tempat lain, tepatnya dimensi benteng infinity . Para 12 bulan atas menunduk hormat saat kedatangannya

"Muzan-sama benar benar tampan~" Douma berujar dengan nada mendayu, ia menatap kagum ke arah muzan yang baru pulang dari perjalanan panjang mencari bunga blue spider Lily

Satu satunya bunga yang mampu membuat muzan bertambah kuat, hanya dengan mengkonsumi itu sesering mungkin. Tak hanya menjadi kuat, muzan juga bisa menjadi abadi. Memiliki tubuh kuat walau pun di siang hari, di mana hal itu menjadi kelemahannya sekarang

"Apa ada kendala?" Tanya muzan, yang kini berdiri dengan wajah datar dengan pandangan yang mengintimidasi

Saat ini hanya beberapa bulan iblis atas yang datang, lantaran memiliki misi dari muzan sendiri hingga tak dapat hadir

Kokushibo bersujud, ia sambil mengucapkan maaf pada muzan Karna belum bisa menemukan bunga blue spider Lily seperti yang di perintahkan muzan padanya

"Maafkan saya muzan-sama. Saya belum bisa menemukannya"

Muzan mendengus, ia sudah menebak bahwa kegagalan yang ia dapat. Ya muzan tidak menyalahkannya, memang bunga itu sangat susah di temukan terlebih pada malam hari

Karna bunga blue spider Lily memang tergolong langka, dan hanya mekar ketika siang hari dan itu juga di saat saat tertentu seperti tumbuh setahun sekali, atau lebih parahnya, tempatnya tumbuh sangat sulit diketahui

Muzan yang merasa tidak memiliki kepentingan lagi, berniat beranjak sebelum suara dari akaza yang juga berada di sana membuatnya terhenti

"Tuan, kereta api tak terbatas akan segera berangkat pada pukul 10 malam ini" (gue ngarang jam-nya)

Muzan sempat melirik ke arah akaza yang senantiasa membungkuk, dan menundukkan kepalanya hormat

"Siapa saja yang diutus dari pemberantas iblis?" Tanya muzan

"Ada Kyojuro Rengoku seorang pilar api, kamado tanjiro, kedua teman tanjiro, dan tentunya adiknya tanjiro tuan ku" ujar akaza menjelaskan

Muzan berbalik, tampak tertarik ketika mendengar marga kamado. Ia menyeringai senang, kemudian berucap pada akaza, yang mana perkataanya mengundang tanda tanya pada seluruh bulan atas yang hadir hari itu

"Aku mengutusmu untuk membunuh pilar api itu, dan pastikan untuk orang yang bermarga kamado itu tidak terluka sedikit pun"

"Tapi muzan sama, bagaimana bisa seorang pemburu iblis tidak terluka ketika berhadapan dengan kami? Apa kami harus menahan serangan kami begitu tuan ku?" Tanya akaza tak paham

Maksudnya, tanjiro seorang pemburu iblis, apa ia akan diam saja dan menuruti ucapannya untuk tidak ikut campur di saat teman temannya sedang kesulitan?

"Tak apa jika mematahkan kaki atau tangannya, tapi jangan sampai membunuhnya. Dan bawalah enmu bersamamu, buat mereka berhadapan agar seimbang—"

"Tap—" akaza sempat ingin memotong ucapan muzan, namun di potong balik oleh muzan

"Jangan berpikir bahwa kau lebih baik berhadapan dengan tanjiro, aku tau betul bagaimana sifat mu. Kau tidak akan menahan diri jika sudah marah dan kesal" ujar muzan, ia menatap tajam akaza dengan aura dominan miliknya yang menekan ke arah akaza. Membuat akaza hanya mengangguk meng'iya'kan tanpa banyak protes lagi

Kemudian, percakapan itu berhenti ketika akaza izin pamit undur diri dan melaksanakan perintah muzan

"Kalian pergilah, aku akan memanggil kalian lagi jika ada yang ku butuhkan" muzan langsung melesat menuju kediamannya

Sedangkan para iblis yang masi berada di kastil hanya menatap kepergian muzan dalam diam

Setelah kepergian muzan, Douma angkat bicara

"Ah~ apakah kalian berpikir sama dengan ku saat ini?"

Kokushibo menatap Douma di sampingnya, ia tau maksud Douma hanya saja tak ingin ikut campur

"Aku paham maksud mu, tapi bukankah lebih baik tetap diam tanpa ikut campur?"

"Hihihi... Kau benar, hanya saja semuanya terlihat menyenangkan untukku"

Kokushibo hanya melirik, tidak membalas perkataan Douma. Jika pun tuannya tertarik oleh salah satu orang yang di sebutkan akaza tadi, itu tak ada hubungannya dengannya. Kecuali, muzan sendiri yang mengutusnya untuk menangkap orang itu

Kembali pada tanjiro, pemuda itu sedang mengemasi barang untuk ikut Rengoku dalam perjalan kereta api tak terbatas. Ia ingin belajar dari Rengoku dalam pernafasan api, hanya pilar itu yang memakai pernafasan api yang bisa di ajak bicara

"Zenitsu, Inosuke. Apa kalian sudah siap?" Tanjiro bertanya pada kedua temannya yang juga sedang mengemasi barang

"Hmp! Aku sudah siap dari tadi, Karna memang bawaan ku sedikit" ucap Inosuke sambil menunjukan barang bawaannya

"Aku sedikit lagi. Kau tau? sebenarnya aku tak ingin pergi dari sini, siapa yang akan menjaga para gadis itu?" Ucap Zenitsu lesu

Inosuke yang paham kemana pikiran teman seperjuangannya itu lantas menerkam tubuh Zenitsu, memukul mukul kepala Zenitsu kesal

"Aku tau apa yang kau pikirkan bodoh, kau pasti ketakutan dan memilih berdiam diri di rumah yang penuh dengan wanita! Karna itu memang ke inginan mu, kau otak mesum!"

"Iya aku takut, makanya aku tak ingin meninggalkan tempat ini, apa lagi ada shinobu-san dan yang lain nya!" Ujar Zenitsu dramatis sambil mengelap air mata buaya miliknya

"Lagian siapa yang akan menolak surga seperti di sini? Di sana aku hanya akan melihat kalian saja, lebih baik aku melihat perempuan disini. Orang otak otot seperti mu mana paham surga yang di idamkan pria!" Ujar Zenitsu lagi, sambil menunjuk nunjuk wajah Inosuke

"Apa kata mu! Kau ingin berkelahi dengan ku!" Teriak Inosuke tak senang, asap keluar dari hidung topeng babi yang ia pakai

Zenitsu memeluk dirinya sendiri, Karna ia takut jika Inosuke benar benar menghajarnya "hiiiiiiiiiii!"

Tanjiro memijit kepalanya, pusing. Kedua temannya ini tak bisa tak berkelahi satu hari saja, membuat tanjiro harus ekstra sabar

"Ma ma Zenitsu, jika pun kau memilih di sini, kau juga pasti akan di beri misi oleh kagaya-sama. Dan mungkin akan lebih merepotkan Karna tidak ada teman yang membantu mu dalam misi tersebut. Bukan kah lebih baik bersama kami?" Tanjiro memberikan pengertian, dan itu berhasil

Dengan tak rela Zenitsu mengikuti tanjiro pergi menemui pilar api yang berangkat dengan kereta api tanpa batas malam ini




Bersambung...

The Darkness [Muzan x Tanjiro]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang