Beberapa bagian mungkin akan membingungkan, dan juga sedikit mempunyai klu yang tersimpan
Jadi, di harap membaca dengan cermat dan teliti...
Happy reading....
Swuuusssss...
Semilir angin berhembus, menebarang beberapa helai rambut hitam ikal seseorang
Bola mata merah itu terpejam, menikmati angin yang menyapu pelan permukaan wajahnya
Kibutsuji muzan, remaja yang tengah mengalami sakit keras setiap hari nya. Namun remaja itu tak menyerah untuk kehidupannya yang bahkan sudah di nyatakan tak memiliki peluang untuk sembuh
Muzan kini tengah menikmati angin di bawah pohon EK yang rindang, namun ketengan itu terusik ketika sapuan tangan mengelus permukaan pipinya pelan
Mata muzan terbuka, ia dapat melihat sosok asing di depannya. Dengan cepat muzan mendudukkan diri dengan benar dan memasang posisi siaga
"Siapa?!"
Sosok di depan muzan tersenyum, senyum teduh. Muzan terdiam melihat itu, hati nya tiba tiba di penuhi zat oksitosin
Ethan mengapa membuat muzan senang melihat senyuman tulus yang remaja itu lontarkan
"Apa aku boleh duduk di sini?" Suara remaja itu mengalun lembut namun penuh dengan ketegasan membuat muzan sedikit linglung
"A-ah! Ya, silahkan" menggeser sedikit tubuhnya secara gamblang, muzan bahkan melupakan bahwa sosok di depannya masi lah orang asing yang patut di waspadai
Sosok itu pun mulai mendudukkan bokongnya tepat di samping muzan,
Membuat muzan seketika merasakan canggung. Ia terdiam dengan pikiran yang rumit"Aku.. Yoriichi Tsugikuni" ujar Yoriichi, menpernakalkan diri tiba tiba, setelah cukup lama terdiam dalam keheningan
"A-aku, a-aku kibutsuji muzan" ujar muzan gugup, ia menatap Yoriichi dengan canggung
"Umh, apa kau pendatang baru?" Tanya muzan, wajah yang tampak asing di matanya membuat muzan tak segan segan melayangkan pertanyaan
Yoriichi mengangguk-kemudian menggelengkan kepalanya. Membuat muzan bingung atas jawaban pemuda yang mampu menggetarkan hati muzan di pertemuan pertama mereka ini..
"Aku..." Ada jeda setelahnya. Muzan hanya diam, menunggu pemuda di sampingnya melanjutkan ucapannya
"Sebenarnya orang sini, hanya saja aku tak pernah keluar"
Muzan menganggukan kepalanya, ia tersenyum manis ke arah Yoriichi "Begitu, kenapa tidak pernah keluar?" Tanya muzan. Pemuda dengan Surai hitam ikal ini cukup penasaran pada pemuda yang baru ia lihat ini
"Aku merawat ibu ku" muzan mengangguk lagi
"Apa ibu mu sedang sakit keras?" Tebak muzan, membuat Yoriichi menatap kearahnya langsung
"Bagaimana kau tau?"
"Dari wajah mu, raut menyedihkan itu sangat tidak cocok untuk wajah mu yang tampan. Eh...?!" Muzan dengan cepat menutup mulut nya, wajah yang di hiasi rona tipis terlihat shock atas ucapannya sendiri
Membuat sosok Yoriichi tersipu kecil atas pujian tak sengaja dari muzan
"Terimakasih, aku tak tau bahwa kau adalah seseorang yang mudah memberikan pujian pada orang yang baru kau kenal" Yoriichi terkekeh kecil
Membuat muzan terdiam, dengan rona merah di pipinya yang kian memerah atas ucapan dan tawa renyah Yoriichi
"U-ugh.. bukan begitu, hanya saja aku berkata sesuai fakta" muzan cemberut, setelah menetralkan jantung nya yang berdegup kencang
"Oh ya? Maka aku akan berterimakasih pada kami sama Karna telah memberik ku wajah tampan" Yoriichi tersenyum ke arah muzan, membuat muzan lagi lagi tersipu melihat senyum tampan pemuda yang baru ia kenal ini
Dan begitulah pertemuan awal dari muzan dan Yoriichi di bawah pohon EK
Pertemuan yang membawa keduanya dalam hubungan yang begitu rumit untuk di jelaskan
.
.
.
Pagi ini, muzan dan Yoriichi hendak pergi ke tempat di mana mereka sering bertemu dan menghabiskan waktu berdua, tepatnya di bawah pohon EK
Namun kali ini, ada sosok baru yang mengikuti kegiatan mereka
Namanya Michikatsu Tsugikuni, kakak kandung dari Yoriichi
Penilaian muzan di awal biasa saja-tepatnya tak senang, muzan cukup terganggu akan hadirnya sosok lain di antara ia dan Yoriichi
"Aku Michikatsu Tsugikuni" Michikatsu memperkenalkan diri, sambil mengulurkan tangannya
Muzan dengan ogah ogahan membalas jabatan tangan Michikatsu
'kenapa harus ada penganggu?! Padahal aku hanya ingin berduaan dengan Yoriichi! Benar benar menyebalkan' batin muzan, dan tanpa sadar membuat wajah masam
Yoriichi yang menyadari wajah muzan yang tak senang akan hadirnya sang kakak, lantas berujar "apa kau tak menyukai kehadiran kakak ku muzan-kun? Maaf karna aku yang mengajak nya, jika kau keberatan kita bisa membata—"
Belum sempat ucapan Yoriichi selesai, sudah di potong oleh muzan terlebih dahulu
"Bukan! Aku tak keberatan kok, bukan kah bagus jika ada anggota baru, suasana jadi sedikit ramai?"
Muzan tersenyum cantik, menatap Yoriichi dengan tatapan penuh cinta. Sedangkan Yoriichi mengangguk tanda menyetujui ucapan muzan
Michikatsu menatap keduanya dalam diam, kemudian menatap muzan intens. Pemuda yang lebih tua setahun dari Yoriichi ini cukup mengerti arti dari tatapan muzan pada adik nya. Dan entah mengapa, membuat Michikatsu tak suka dengan itu
"Baiklah, kita akan mulai berjalan. Karna pohon EK nya cukup jauh, lebih cepat maka lebih baik" ujar Yoriichi, kemudian remaja ini mulai berjalan mendahului
Muzan mengangguk menyetujui, ikut melangkahkan kakinya mengikuti Yoriichi dengan tatapan yang tak lepas menatap pemuda itu
Michikatsu diam diam mengepalkan tangannya, dengan kaki yang juga ikut melangkah...
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
The Darkness [Muzan x Tanjiro]
Fanfiction"Aku menemukan mu" seringai terlihat di bibirnya "Datanglah, aku menantimu" sambungnya, lalu menghilang di gelapnya malam "Aku pasti akan membunuhmu, tunggu aku raja iblis!" serunya dengan nada marah Warning:🔞‼️ Genre: yaoi, bl, dan boys love Rate...