ツ|𝙲𝚑𝚊𝚙𝚝𝚎𝚛 𝟶𝟼

3.1K 356 13
                                    

ꜱᴇʟᴀᴍᴀᴛ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ
ᴊᴀɴɢᴀɴ ʟᴜᴘᴀ
ᴠᴏᴛᴇ, ᴄᴏᴍᴍᴇɴᴛ ᴀɴᴅ ꜰᴏʟʟᴏᴡ ᴊᴜꜱᴇʏᴏツ

Mobil Jaehyun sudah terparkir rapi di depan gerbang sekolah Jaemin lebih cepat dari waktu yang ditentukan. Ia sengaja berangkat lebih cepat, karena tak ingin membuat adik manisnya itu menunggu dan berakhir ngambek dengan dirinya.

Jaehyun menunggu di dalam mobil sambil bermain handphone. Ia tadi sudah mengirimkan message kepada Jaemin bahwasanya ia sudah berangkat. Namun tak mendapat balasan karena mungkin sedang jam pelajaran.

15 menit sudah berlalu, dan ya secara perlahan terlihat siswa siswi sudah mulai berhamburan keluar dari gerbang sekolah. Jaehyun perlahan membuka pintu mobil, lalu melangkah keluar dan atensinya mencari adik kecilnya.

Tak lama ia melihat tiga orang bocah laki-laki berjalan bergandengan. Ya salah satu diantara ketiga itu terlihat adiknya yang tersenyum bahagia. Tanpa sadar, Jaehyun juga menarik sudut bibirnya.

Ketiga lelaki itu tampak berdebat sembari sesekali melirik ke arahnya. Jaehyun heran kenapa Jaemin menarik dua laki-laki itu untuk ikut berjalan ke arah nya.

Mari kita biarkan Jaehyun berpikir, sekarang kita ke Jaemin yang lagi tarik-menarik dengan dua sahabatnya.

"Ayo, itu abang gue. Masa gak mau kenalan sih." Ketus Jaemin sambil terus menarik kedua nya.

Haechan menahan dirinya. "Na, jangan sekarang lah. Kapan-kapan aja. Belum siap gue."

"Iya Na, gue juga. Loe mau kita mati muda?"

Jaemin mendengus kesal. "Cuma sapa aja. Habis itu udah pulang sana, gak gentle deh kalian."

Haechan dan Renjun saling lirik melirik, mencoba bertelepati dari tatapan mata. Perlahan Renjun mengangguk samar, menyetujui ajakan Jaemin.

"Yaudah iya! Jangan tarik-tarik gini." Ujar Haechan membuat Jaemin melepaskan tarikannya dari kedua sahabatnya.

Jaemin mengandeng kedua tangan sahabatnya, lalu berjalan menghampiri Jaehyun yang sedari tadi sudah menatap aneh mereka. Sorot mata tajam Jaehyun membuat siapa saja yang melihat merasa terintimidasi.

"Bang, udah lama?" Tanya Jaemin saat sudah sampai di depan abangnya.

Jaehyun yang sedari tadi menampilkan wajah datarnya, perlahan tersenyum hangat lalu mengelus rambut Jaemin.

"Gak kok. Ini siapa?" Jaehyun melunturkan senyumnya dan digantikan tatapan sinis.

Renjun dan Haechan hanya bisa menunduk. Renjun sebenarnya takut, cuma gak setakut Haechan. Haechan bahkan ketara kali takutnya, dahinya mengeluarkan keringat. Renjun ya cuma deg-degan aja, gak sampai keringat dingin gitu.

"Matamu bang. Colok nih ya!" Tegur Jaemin dengan dua jari seakan ingin mencolok mata Jaehyun.

Jaehyun hanya diam mendengar teguran adiknya. Namun meski begitu, ya tatapannya gak berubah. Tetap sinis.

"Ini sahabat Nana. So, jangan galak-galak." Ujar Jaemin memperkenalkan sahabatnya sekalian memperingati Jaehyun.

"Nama?"

"Oh, ini namanya Ren-"

"Dia bisu atau gimana?" Tanya Jaehyun sarkas memotong ucapan Jaemin.

Jaemin yang mendengar itu menghela nafas kasar, ingin rasanya ia menjambak rambut lebat Jaehyun.

"Ucapan mu wahai pendosa, licin bener." Ujar Jaemin.

Jaemin menyenggol pinggang Renjun, memberi kode agar ia memperkenalkan dirinya. Tadinya Renjun biasa aja, cuma pas denger ucapan Jaehyun, ia mulai keringat dingin kayak Haechan.

AWAS ABANG GALAK!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang