GARU LANGIT PART-4

10 6 1
                                    

Selagi Si Benk dan Si Bunk masih pada membicarakan masalah rencana perjalanan menembus kabut berwarna ungu untuk menuju rumah tua, Singo Pethak mengingatkan kembali akan resiko perjalan menuju rumah tua sambil memberitahu ada beberapa pintu untuk menembus kabut berwarna ungu tersebut

Si PRT : He...kalian berdua, perlu aku ingatkan bahwa pada pagar kabut yang berwarna ungu terdapat empat pintu masuk, yaitu pintu masuk bagian timur, selatan, barat dan utara dan pintu masuk untuk menuju rumah tuanku adalah pintu yang berada di sebelah timur. Sedangkan pintu yang lainnya sebenarnya hanya bisa masuk sampai di pekarangan saja. Perlu kalian ketahui masing-masing pintu dijaga ketat oleh anak buahku, yaitu Singo ijo di sebelah selatan, Singo Biru di sebelah utara , Singo Kuning di sebelah barat, sedangkan di pintu timur Singo ireng bersama aku karena terdapat jalan yang langsung berhubungan dengan rumah tuanku. Kalian paham....?! Akhirnya Si Benk dan Si Bunk mengiyakan penjelasan dari Singo Pethak tanda mereka berdua sudah paham. Tak berapa lama kemudian terdengar desiran angin dingin dan terlihat sinar putih melesat menuju kabut berwarna ungu disertai auman Singa , pertanda Singo Pethak meninggalkan Si Benk dan Si Bunk.

Si Benk : Singo Pethak sudah kembali Bunk, terus kita gimana ini ?

Si Bunk : Ya kita lanjut menuju ke Rumah Tua ta Benk, masa iya , dia kembali, kita juga ngikut pulang, gimana sih kamu ?!

Si Benk : Okey terus gimana nich...?

Si Bunk : Kamu ikuti perintahku aja tadi kan sudah saya jelaskan

Si Benk : Iya Bunk, lantas kapan kita mulai Bunk?

Si Bunk : ya sekarang , kapan lagi, kamu sudah siap?, kalau udah ingat konsetrasi, pegangan pinggangku dan pasrah kepada yang maha kuasa....

Si Benk : Oke siap...

Waktu menunjukkan pukul 02.30, angin dingin menyelimuti mereka berdua yang sudah siap berangkat menembus kabut berwarna ungu untuk menuju ke rumah tua...

Si Bunk : Ayo siap Benk, siap konsentrasi, pejamkan mata,aku hitung sampai tiga ya Benk...

Si Benk : Siaap...

Bagaikan rocket melesat Si Bunk dan Benk berangkat menembus kabut berwarna ungu, meskipun badannya masih tetap berada di tempat dalam keadaan posisi bersila...dalam sekejap mata mereka berdua mulai menembus lapisan kabut di bagian paling tepi, karena ternyata kabut tersebut berlapis 3 warna, yaitu ungu, biru dan jingga pada lapisan terakhir .
Sebelum masuk lapisan terakhir yang berwarna jingga, Si Benk mengingatkan Si Bunk.....

Si Benk : Bunk ingat kita masuk pintu dari arah timur lo ...

Si Bunk : Iya aku masih ingat kok Benk, tenang aja, gimana Benk, takut apa nggak?

Si Benk : Enggaklah, kan aku pegangan kamu...

Akhirnya sampailah mereka berdua lapisan kabut berwarna jingga dan nampaklah pintu gerbang berbentuk
berbentuk gapura besar dan dijaga 2 ekor singa berwarna hitam dan putih yang tidak lain adalah Singo Ireng dan Singo Pethak sebagai yang dituakan. Melihat keadaan itu Si Benk mulai ada rasa ketakutan, kemudian dia bertanya kepada Si Bunk....

Si Benk : Bunk itu kok pintunya dijaga 2 ekor singa, aku takut Bunk...

Si Bunk : jangan takut..., aku kan udah bilang bahwa itu wujud kasarnya, nanti kalau kita sudah berhadapan akan berganti wujud seperi kita ini

Si Benk : Baiklah Bunk ( meskipun masih merasa was-was)

Ketika mau sampai di pentu gerbang, suara auman singa terdengar semakin keras disertai angin berhembus yang sangat kencang. Sakin kencang hampir-hampir kami berdua terhempas........
Pada akhirnya sampailah kami di depan pintu gerbang nan besar bagai gerbang istana yang sangat megah dan disambut oleh 2 penjaga yang sudah berubah wujud menjadi seperti sosok manusia berjubah putih dan hitam, masing-masing berambut dan berjenggot panjang serta mengucapkan selamat datang di kerajaan " Jendelo Langit" Kisanak , demikian kami disambut dengan sebutan Kisanak karena belum tahu nama kami berdua. Kami berdua kaget bukan main, ternyata yang selama ini penduduk desa sebut- sebut sebagai rumah tua, ternyata sebuah kerajaan di alam halus. Di saat bulan purnama tiba nampak jelas oleh penduduk desa Garu Langit sebuah rumah tua, tetapi terlihat hanya beberapa detik saja, kemudiaan lenyap ditelan kabut.

MISTERI RUMAH TUA DI TENGAH HUTAN BELANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang