Chapter 6

1.4K 198 12
                                    

Hari ini Prilly tidak memiliki jadwal jaga Rumah Sakit sehingga ia bisa mengantar jemput Theo. Mengenakan simple dress berwarna putih sebatas lutut dengan tas jinjing berukuran kecil di tangannya, Prilly terlihat sangat cantik dan awet muda.

Bersama beberapa ibu yang sama-sama menunggu anak mereka, Prilly berdiri di halaman TK Putra Pertiwi.

"Prilly?" sapa seseorang yang baru saja datang dari belakang Prilly.

Prilly pun menoleh ke asal suara. "Eh, Rizky. Lama nggak ketemu," balas Prilly.

"Iya nih, beberapa hari ini kayaknya Theo dijemput Om nya ya.. "

Prilly mengangguk paham. "Iya, Ky. Dia Martin, rekan kerja suamiku. Kalo aku lagi ada jadwal praktek dan kebetulan suamiku lagi kerja, Theo memang dijemput sama Martin."

"Oooh."

Tak lama, bel berbunyi nyaring dan siswa-siswi TK Putra Pertiwi berhambur keluar kelas. Tidak butuh waktu yang lama bagi Theo untuk menemukan mamanya. 

"Mamaa!" seru Theo yang disusul oleh Bagas. "Om!" sapa Bagas pada Rizky. "Halo, Tante Prilly." tak lupa anak itu juga menyapa Prilly.

"Haii, Bagas."

"Ky, aku sama Theo duluan ya, soalnya mau ke kantor Bang Ali."

"Ah ya, kantor suamimu ya?"

Prilly mengangguk. Ia pun menyuruh Theo untuk berpamitan dengan Bagas dan Rizky sebelum akhirnya keduanya meninggalkan area TK Putra Pertiwi.

***

Hari ini adalah ulang tahun Ali yang ke-27. Prilly sebetulnya sengaja belum memberi ucapan pada suaminya itu sejak pagi. Hal itu jelas membuat Zefalio Dirgantara cukup kesal. Beberapa ucapan dari rekan dan bawahannya di kantor tak serta-merta mampu meredam rasa jengkelnya. Apa Prilly lupa kalo ini hari ulang tahunku, pikir Ali. 

Tadi pagi, seperti biasa Prilly bangun terlebih dahulu daripada Ali. Ia pun mengecup pipi suaminya itu dan menyiapkan pakaian kerja Ali seperti biasa. Ali sebetulnya sudah bangun tapi ia berpura-pura masih lelap dalam mimpi. Ia ingin melihat bagaimana istrinya itu akan memberi ucapan selamat ulang tahun untuknya. Ia juga yakin bahwa Prilly akan menjadi orang pertama yang memberi ucapan padanya. Namun ternyata dugaannya salah, justru Theo lah yang menjadi orang pertama yang mengucapkan selama ulang tahun pada Ali. Ketika Prilly sedang sibuk di dapur bersama Sinta, Theo yang baru saja bangun kemudian muncul di balik pintu kamar Ali, melompat bergabung di kasur bersama papanya dan menyanyikan lagu Happy Birthday dengan suara yang sedikit sumbang. Ali tertawa sekaligus bahagia. Apalagi Theo menghadiahi kecupan di kedua pipi Ali. 

"Theo tau dari mana kalo hari ini Papa ulang tahun?"

"Ya tau aja dari kalender."

"Kalender di mana?"

"Itu, di ruang kerja Papa." ruang kerja Ali memang sering dimasuki oleh Theo. Pasalnya, semua mainan dan buku ensiklopedia Theo berada di sana. Prilly sudah menyarankan pada Ali untuk memindahkan barang-barang Theo agar tak mengganggu Ali jika Ali sedang berkonsentrasi di ruang kerjanya namun Ali menolak, ia bersikeras bahwa ia tak merasa terganggu dengan keluar masuknya Theo dan barang-barang Theo yang ada di ruangannya. Akhirnya Prilly mengalah. Ia pun memberitahu Theo untuk tidak menyentuh dan bermain-main dengan laptop Ali maupun berkas-berkas Ali yang ada di meja dan di rak.

"Ohh. Emang di kalender ada tandanya?"

"Ada gambar cinta pake spidol warna merah. Terus ada tulisan Papa's birthday. Gitu.. pasti Mama deh yang nulis. Soalnya mama kalo bikin gambar cinta suka miring, nggak kayak gambar Papa yang selalu bagus." terang Theo polos.

Unrighteous 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang