Meriah sekali acara Grand Opening Cafe 06 cabang Jakarta. Dihadiri beberapa kawan SMA Gandi dan juga calon-calon pelanggan yang menngetahui berita Grand Opening melalui Instagram. Cafe bernuansa modern yang sengaja dibuat Instagrammable ini memiliki dua spot untuk nongkrong, beberapa kursi dan sofa berada di dalam ruangan sedangkan diluar ruangan terdapat beberapa bean bag untuk duduk lesehan dengan beralaskan tikar yang tahan air. Dengan rumput sintetis yang mengelilingi Cafe itu, suasana taman yang beratapkan langit bisa langsung membuat siapa saja jatuh cinta dengan mudahnya.
Malam itu, sekali lagi Ali diberi kejutan dengan kue ultah dan nyanyian selamat ulang tahun. Hanya saja, lilin yang ia tiup bukanlah lilin dengan angka 27 tapi 72. Ide dibaliknya? Pasti seorang Nathanael Lazuar. "Itu maksudnya biar lo panjang umur, Li." kelakar Nathan.
"Maksud lo umur gue cuma sampe 72 doang mentok?"
"Hehehe, canda doang, Li. Kenceng amat hidup lo."
Ali memutar bola mata malas. Namun ia tetap meniup lilin yang kala itu dipegang oleh Alya. Disaksikan oleh Nathan, Gandi, Aldi, Alya dan Prilly, Ali sekali lagi memanjatkan doa kepada Tuhan di hari ulang tahunnya ini.
Malam ini si kecil Theo tidak ikut bergabung dengan orang tua dan om tantenya. Karena berdekatan dengan rumah Oma Opa nya, Veni menahan Theo agar bisa bermain dan berkunjung ke rumahnya. Tentu saja Veni mengundang Ella juga. Prilly dengan senang hati mengiyakan mau mertuanya itu, apalagi Ali memang melarang Theo untuk ikut ke Cafe Gandi. Ali tidak mau Theo lelah dan menghirup terlalu banyak asap rokok yang dihasilkan oleh pelanggan-pelanggan di Cafe Gandi yang rata-rata adalah ABG.
"Cepet banget lo pulang, Di?" protes Gandi.
"Iya, gue cuma dapet ijin 4 hari doang." jawab Aldi.
"Kagak bisa di extent apa?"
"Sok inggris lo, pengusaha kopi!" ejek Nathan.
Gandi memasang wajah ilfeel nya. "Iri bilang bos!"
Aldi menggeleng. "Nggak bisa, Gan. Ntar lama-lama gue di pecat juga kalo kebanyakan ijin."
"Wah, Al, Al. Kalo gue jadi lo pasti udah gue tinggal selingkuh yang macem beginian. Udah jarang pulang, sekalinya pulang datar-datar aja kayak jalan tol." ucap Gandi yang dihadiahi pukulan di bahunya oleh Aldi.
Alya terkekeh. "Maunya sih selingkuh, Bang.."
Aldi melotot mendengar ucapan Alya sedangkan Gandi merasa menang.
"Tapi nggak bisa nemu yang se-cuek Bang Aldi." Alya kemudian tersenyum sambil melirik suaminya membuat Aldi sontak membalas senyum itu dan menghela nafas tenang.
"Wadooo. Pengantin baru. Dunia serasa milik berdua, yang lain cuma ngontrak!" ejek Ali yang akhirnya buka suara.
Alya berdecih sewot. "Abang kayak nggak inget aja kalo Abang juga bucin!" balas Alya. Prilly terkikik. Sedangkan Ali langsung terdiam karena mengiyakan ucapan Alya dalam hati.
"Kena kan lo?" Aldi menyenggol lengan Ali yang ada di sebelahnya.
"Enaknya yang udah berpasang-pasangan." Gandi cemburu.
"Lo mau juga berpasangan? Sama gue?" tawar Nathan. Gandi langsung menatapnya jijik.
"Gue masih normal ya, anti hombreng-hombreng club."
"Makanya cari, Bang Gandi. Kalo Abang tetep di Cafe melulu dan diem aja nggak ada usaha, ya gimana ketemunya Bang." sela Alya.
"Iya deh, ntar Abang coba, Al."
"Ntar kapan Bang." tagih Prilly karena ia tau Gandi sebenarnya malas.
"Ya ntar Prill pokoknya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Unrighteous 2
FanfictionMenjadi seorang istri dari Zefalio Dirgantara setelah melewati banyak lika-liku hidup tentunya menjadi anugerah bagi Prillyka Maury. Apalagi dirinya dikelilingi orang-orang tersayang seperti mamanya, kedua mertuanya, Alya yang merupakan sahabat seka...