"Mas Raihan kapan mau bawa Nak Sarah ke rumah?"
Satu pertanyaan. Hanya dengan satu pertanyaan itu mampu membuat tubuh Raihan menegang seketika.
Pertanyaan yang selalu muncul acap kali dari bibir kecil Ibunya, yang selalu dan akan selalu menghantui Raihan di tiap harinya.
"Sarahnya masih sibuk, Bu." jawab Raihan yang langsung dibalas tatapan mata bingung oleh Ayah dan Ibunya.
"Kok sibuk? Sibuk kenapa?" kali ini giliran Ayahnya yang mengangkat suara. Ada rasa nyeri yang tiba-tiba datang di dalam dada Raihan kala Ayahnya bersua, pun guna meredam sakitnya, pemuda itu memilih untuk menatap ke arah jendela ruang tamu, menampakkan area luar yang sedang diguyur hujan.
"Sibuk bekerja."
u n a t t a i n a b l e
Hujan mengguyur kota Jogja tanpa pandang bulu. Deras, dan juga begitu dingin. Surya sendiri dapat merasakan giginya mulai beradu sebab suhu ruangan yang mulai menurun.
"Jadi apa yang membuatmu datang, San?" tanya sosok perempuan paruh baya yang Surya panggil dengan sebutan Ibu.
Tak biasanya memang, Paman Surya yang satu ini datang bertamu di kediamannya mengingat betapa sibuknya pria berusia 50 tahun itu sebagai Panewu.
"Aku datang untuk berkunjung menemui kakak ipar serta keponakanku, apa tidak boleh?"
Ibu Surya menatap adik iparnya tidak suka, namun berbeda dengan raut mukanya, gerakan tubuh Sri bergerak memberikan secangkir teh panas kepada Sandi.
"Pasti ada alasan lain," selidik Sri yang langsung dibalas dengan gelak tawa oleh Sandi.
"Aku datang untuk sebuah penawaran, Mbak."
Surya dan Ibunya menatap bingung ke arah Sandi. Pun pria itu mengambil cangkir teh sembari menatap ke arah Surya sejenak.
"Penawaran untuk Surya, lebih tepatnya."
Introducing :
Raihan Yudhistira
Surya Arkan Wijangga
🌿🌿🌿
KAMU SEDANG MEMBACA
Unattainable [JeongCheol]
FanfictionUnattainable, bisa diartikan sebagai sesuatu hal yang sulit dijangkau atau sulit diraih. Seperti kisah Raihan dan Surya, yang sulit menjangkau hukum alam yang sudah ditetapkan. bxb!