5. Penolakan Sepihak

101 9 2
                                    


"Ryujin menolak perjodohan ini"

Ucapan tegas Ryujin sontak membuat semua orang disitu kaget.

"Ryujin tidak mau dijodohin sama cowok kemayu ini."

"Park Ryujin"

"Atas dasar apa kau berani menolak perjodohan ini?" ucap sang nenek tenang.

"Tentu saja banyak pertimbangan yang akan ku jabarkan jika kau berminat mendengarkannya"

"Sebutkan" tantang sang nenek.

"Pertama, usiaku masih terlalu muda untuk menikah, tidak kah kau berpikir kalau untuk ukuran usiaku itu paling beresiko jika punya anak. Yang kedua aku paling alergi dengan cowok kemayu dan yang ketiga aku dan dia  sudah punya kekasih. Bukankah begitu Kim Jaemin?" Papar Ryujin panjang lebar sambil menatap tajam Jaemin.

"Hanya itu alasannya? Basi sekali" cibir sang nenek membuat Ryujin semakin murka.

"Kalau cuma itu alasannya tidak bisa kuterima. Kalau menikah muda bukankah lebih baik apalagi kalau sampai punya cucu itu lebih bagus. Aku saja menikah dengan suamiku di usia 14 tak ada masalah tuh pas punya anak. Punya kekasih? Cih kekasih sesama jenis ngapain dibanggakan kalau akhirnya gak bisa punya keturunan" ucap sang nenek.

Dari ucapan itu terlihat Ryujin menahan amarah, dia tahu maksud lain dari sang nenek yang menginginkan perjodohan itu karena dia sendiri menyadari dari semua perlakuan wanita tua itu yang tak penah sedikipun menganggapnya bahkan berkali-kali terlihat ingin menyingkirkannya dan tiba-tiba menjodohkan dengan alasan begitu menyanginya dan menginginkan hal yang terbaik untuknya bukankah sudah sepatutnya dirinya merasa curiga.

Sedangkan Jaemin, dirinya menundukkan kepalanya. Dia cukup tahu bahwa ucapan gadis itu seakan menyiratkan bahwa dirinya keberatan dengan usulan tersebut begitupun dengannya. Jaemin pun sadar diri gadis itu begitu membencinya dan dia tidak ingin Ryujin semakin membencinya, dia harus melakukan sesuatu

"Mohon maaf nenek Park apakah tidak ada jalan lain? Apa yang dikatakan Ryujin ada benarnya. Umur kami masih terlalu muda. Bukankah beresiko kalau kami menikah di usia seperti ini?"

"Siapa yang mengizinkanmu berpendapat Kim Jaemin?" desis Tuan Kim, kakeknya

"T-tapi kakek Jaemin hanya mencoba memberikan saran"

"Tidak ada yang memintamu memberikan saran tidak bergunamu itu"

"Cukup Tuan Kim tidak pantas kau mempermalukan anakku di depan banyak orang. Dia hanya memberi saran dan kau dengan tidak beretikanya mempermalukan anakku seperti itu"

"Kau juga sama saja menantu tidak tau diri jangan pernah sok mengajariku etika bodohmu itu"

"Pah, sudah cukup. Jangan membentak. Tidak kah papa malu dilihat banyak orang?"dan tuan Kim pun hanya mencibir pelan.

"Pokoknya Ryujin dengan segala hormat menolak perjodohan ini"

"Dan sayangnya aku tidak peduli dan menerima penolakan." balas sang nenek.

"Ha, itukah yang kau sebut sayang padaku nek? Kau bahkan tidak menghargai pendapatku dan seenaknya memaksaku menerima perjodohan ini"

"Kau jika tidak tahu apa-apa diam saja dan segera menikah atau kau tidak akan kuterima sebagai cucumu dan fasilitasmu akan ku cabut"

"Baiklah jika itu yang nenek mau maka Ryujin tidak keberatan. Lagian aku tidak pernah sedikitpun menggunakan fasilitas itu. Dan mulai detik ini saya bukan keluarga Park lagi" dan Ryujin melangkah menuju Jaemin lalu menyeret tangannya.

"Dan buat lo, Kita perlu bicara empat mata"

Setelah itu Ryujin meninggalkan ruangan tersebut dengan menyeret Jaemin sampai pemuda itu terseok-seok tanpa mengindahkan teriakan orang tua dan kemurkaan neneknya.

Tukar PosisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang