Ch 16 : A Thief

3.3K 197 29
                                    

Leora benar-benar berada di bilik toilet saat ini. Ia sudah merapatkan pintu namun tidak menguncinya dan garpu digenggamnya erat di tangan. Suara derap sepatu mengetuk lantai terdengar mengisi keheningan toilet.

Kemudian pintu di depan mata Leora terbuka cepat. Samuel bergegas menyelinap ke dalam, mendorongnya dan menghimpitnya lalu membekap mulut Leora.

"Jangan berisik," bisik Samuel rendah.

Mata Leora membola. Ia kini dapat mendengar suara kasak-kusuk di luar. Beberapa wanita tampak melangkah dan mengobrol di wastafel karena suara air mengalir terdengar dari kran. Kemungkinan mereka sedang mempercantik diri di depan kaca.

Sementara di bawah, sebelah tangan Samuel menggerayangi pahanya dan membelai seduktif. Mata pria itu berkilat nakal disertai sudut bibir melengkung ke atas. Lalu...

Dress putih Leora disingkap Samuel ke atas, dan tangan pria itu berhasil mengusap kewanitaannya. Leora menahan napas, jantungnya bertalu-talu. Garpu yang dipegangnya di sisi tubuh makin kuat dicengkramnya. Ia berharap para wanita itu segera pergi.

Mata Leora bergulir ke samping. Tak butuh waktu lama suara-suara berisik di luar menghilang. Sebelum tangan Samuel bermain makin jauh, Leora segera melayangkan garpu ke wajah Samuel, menggoresnya hingga meneteskan darah di pipi pria itu.

"Arrghh!" erang Samuel, perih terasa di pipinya.

"Dan rasakan ini!"

Leora memegang pundak Samuel dan menghantamkan cepat lututnya pada kejantanan pria itu. Sontak Samuel membungkuk dan merintih keras sebelum tumbang ke lantai. Segera Leora menjatuhkan garpu dan mencuri pistol di belakang celana Samuel. Tadi ia sempat mengamati keberadaan senjata itu saat bercinta di mobil. "Jangan coba-coba mengejarku atau kau takkan suka dengan apa yang akan kulakukan padamu dengan benda ini."

Leora mengacungkan pistol itu di udara, penuh siaga sembari mendorong pintu bilik. Tanpa buang waktu, ia bergegas meninggalkan Samuel. Samuel membiarkan Leora kabur darinya dan memilih menyandarkan kepala di dinding, sesekali meringis dengan mata agak berkunang-kunang. Jempolnya mengusap tetesan darah di pipi.

Sejenak ia menatapnya sembari terkekeh remeh. Rahang Samuel mengeras, dan ponsel dikeluarkannya dari saku kemeja. "Tyler..." Ia memerintah di ujung telepon dan Tyler mendengarkannya.

*

Leora berusaha berjalan tenang sambil menyembunyikan pistol di belakang punggung dari orang-orang yang ramai di restoran. Oh, persetan dengan celana dalamnya.

Ketika ia akhirnya tiba di luar dan berhenti di mobil yang dikemudikan Tyler—yang adalah kendaraan Samuel—pistol kembali diacungkan Leora di udara. "Turun dari mobil sekarang Tyler," ancamnya. Kebetulan jendela mobil separuh terbuka.

Tyler mengangkat tangan dan melakukan apa yang diinginkan Leora dengan tenang. Keluar dan menutup pintu mobil.

Mata Leora menajam tapi tangannya menengadah. "Kuncinya."

"Sudah tergantung di dalam. Anda bisa langsung menggunakannya."

Leora melirik was-was ke dalam mobil dan benar kunci itu sudah ada di sana.

"Berikan dompetmu."

Tyler bergeming di tempat dan menatap Leora ragu.

"Cepat berikan!" ucap Leora tak sabaran, matanya masih menajam. Tyler pun menyerahkannya.

Detik berikutnya, Leora sudah masuk ke dalam mobil, mengunci setiap pintu kendaraan itu dan memegang setir kemudi. Sementara Tyler berada di luar tanpa melakukan perlawanan sama sekali. Kemudian mesin segera dinyalakan Leora.

Confined By YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang